Jakarta, Technology-Indonesia.com – Untuk mewujudkan visi menciptakan sumber daya manusia (SDM) unggul, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan) dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Petani Milenial di Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu, Jumat (25/10/2019). Bimtek bertujuan untuk mencetak petani muda yang handal.
Bimtek dihadiri oleh 9 orang Petugas Pertanian Kecamatan (PPK) dan 50 orang petani milenial dari 10 Kecamatan di Kabupaten Bengkulu Tengah. Kriteria utama peserta Bimtek berumur 19-39 tahun dan memiliki antusiasme serta aksesibilitas terhadap teknologi yang memadai.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Tengah, Supawan saat membuka Bimtek mengucapkan terima kasih kepada Puslitbangtan dan BPTP Bengkulu yang telah memberikan kepercayaan untuk melaksanakan kegiatan Bimtek di Kabupaten Bengkulu Tengah. Kedepannya, ia berharap kerjasama pelaksanaan kegiatan seperti ini dapat lebih ditingkatkan lagi.
“Selama ini kerjasama sudah banyak dilakukan dengan BPTP Bengkulu, yang terakhir adalah pelaksanaan pelatihan Pembuatan Pakan dari BPTP Bengkulu,” ungkapnya.
Supawan berharap peserta dapat mengikuti kegiatan Bimtek secara maksimal karena narasumber yang menyampaikan langsung dari ahlinya, dapat mengaplikasikan teknologi largo super, tingkatkan produktivitas lahan perkebunan yang belum menghasilkan untuk menanam komoditas tanaman pangan dengan pendekatan inovasi.
“Diharapkan dari para petani milenial lebih maju lagi dalam pemanfaatan lahan, sehingga hasil yang diperoleh maksimal, karena adanya penerimaan perubahan teknologi oleh para petani milenial,” tuturnya.
Kasie KSPP BPTP Bengkulu, Shannora Yuliasari mewakili Kepala BPTP Bengkulu menyampaikan bahwa salah satu tugas BPTP yaitu melaksanakan bimbingan teknis dan diseminasi hasil pengkajian teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. Menurutnya, menjadi keberkahan tersendiri untuk Kabupaten Bengkulu Tengah karena mendapatkan 1 paket kegiatan Bimtek dari Puslitbangtan Kementerian Pertanian.
“Topik utama yang akan disampaikan adalah pengenalan Teknologi Larikan Gogo (Largo) Super untuk optimalisasi lahan perkebunan. Puslitbangtan akan memberikan bahan-bahan untuk mendukung kegiatan Largo Super sebagai percontohan pada lahan seluas 1 hektare (ha). harapannya dari dinas dapat mengarahkan agar bahan-bahan tersebut digunakan oleh petani pada kelompok tani yang telah dipilih sesuai dengan rekomendasi sampai tanaman menghasilkan,” kata Shannora.
Kabid KSPHP Puslitbangtan, Agus W. Anggara dalam kata sambutannya mewakili Kepala Puslibangtan menyampaikan pesan khusus kepada petani milenial di Kabupaten Bengkulu Tengah. Pesan Kepala Puslitbangtan untuk petani milenial adalah: Pertama, jika menanam padi jangan berpikir subsistem tapi berpikiran menyeluruh. Jika melakukan penanaman padi bukan hanya padi saja yang dihasilkan, akan tetapi pengolahan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan.
Kedua, multi produk, yang dijual tidak hanya gabahnya tetapi bisa dalam bentuk jerami sebagai pakan ternak atau media tanam jamur; sekam bisa digunakan sebagai alas peternakan ayam, dibuat arang sekam (pembenah tanah), asap pembakaran arang sekam bisa ditampung dan didinginkan sebagai pestisida hayati.
“Harapanya semua teknologi tersebut dapat diterapkan oleh para petani milenial,” ujarnya. Selain itu, petani milenial juga diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah produk pertanian, agar nilai ekonomis dan pendapatan yang diperoleh petani dapat lebih tinggi.
Pada kesempatan tersebut, Agus menyampaikan beberapa kisah sukses penerapan teknologi Largo Super dari beberapa daerah seperti di Jawa Barat, Yogyakarta, dan Kalimantan Selatan. Budidaya padi gogo bisa dilakukan di bawah tegakan tanam perkebunan baik yang belum maupun sudah menghasilkan.
Contohnya penerapan teknologi Largo Super di bawah tegakan tanaman kelapa milik perusahaan swasta di Tanah Genteng, Kabupaten Sukabumi dengan luas awal 135 ha dengan jarak tanam kelapa 9 m x 9 m. Komponen teknologi yang diterapkan antara lain olah tanah; penggunaan varietas unggul baru (VUB) padi gogo; alat Tabela (tanam benih langsung); pupuk cair Biosinta; Biodekomposer; penggunaan bioprotector; pupuk hayati; serta penggunaan alat panen (combine harvester).
Hasil penelitian dan demplot yang dilakukan Puslitbangtan di beberapa provinsi diperoleh hasil panen di Jawa Barat tertinggi 5,8 ton/ha dengan kisaran 3,4-5,8 ton/ha; di Kalimantan Selatan produktivitas tertinggi 6,08 ton/ha dengan rata-rata 4,4 ton/ha; sedangkan di Yogyakarta berkisar antara 5,8-7,3 ton/ha. Peningkatan produktivitas, Indeks Pertanaman (IP) meningkat (padi-padi-palawija) yang dilakukan dengan mengeser waktu olah lahan yang biasanya pada bulan basah menjadi pengolahan lahan yang dilakukan pada bulan kering.
Kasie KSPP BPTP Bengkulu, Shannora dalam materi “Pemanfaatan Teknologi Pertanian Era Revolusi Industri 4.0” mengungkapkan bahwa ada 7 komoditas strategis yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pertanian yaitu padi, bawang merah, cabai, gula, kedelai, daging sapi. Produktivitas dapat ditingkatkan dengan revolusi industri yaitu sistem usaha pertanian yang dilakukan dengan menggunakan mesin, pertanian dengan cerdas (smart farming), modernisasi pertanian, peningkatan produksi (benih, alat mesin pertanian, dan lain-lain), optimalisasi sumberdaya pangan lokal (teknologi pascapanen dan pengolahan).
Shannora juga menyampaikan bahwa pendampingan teknologi tidak selalui melalui Bimtek atau tatap muka. Para petani milenial harus mengoptimalkan telepon gengggam android-nya untuk memperoleh informasi inovasi teknologi Balitbangtan yang sudah diluncurkan dan bisa di-download.
“Aplikasi teknologi informasi pertanian menuju era Industri 4.0 antara lain TAKESI, KATAM, My AGRI, dan lain sebagainya. Petani milenial juga bisa mengakses berbagai inovasi Balitbangtan melalui media sosial facebook, instagram, dan youtube berbagai UK/UPT lingkup Balitbangtan dan Kementerian Pertanian,” terangnya.
Para peserta sangat bersemangat dan antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan Bimtek, terutama karena pada Bimtek kali ini petani diberikan bekal bahan pendukung untuk mengaplikasikan teknologi secara nyata di lapang. Bantuan bahan saprodi Teknologi Largo Super untuk lahan seluas 1 ha berupa benih padi Rindang 1, Bio Agrodeco, Bio Protector, Agrice Plus dan Biosinta diserahkan kepada Kelompok Tani Lestari Makmur, Desa Taba Lagan, Kec. Semidang Lagan, Kabupaten Bengkulu.
Diharapkan dengan Bimtek ini, Puslitbangtan dan BPTP Bengkulu dapat berkontribusi nyata terhadap kemajuan pertanian Indonesia dengan mencetak petani muda berpotensi yang memajukan pertanian utamanya komoditas tanaman pangan. BPTP Bengkulu/Shannora