Jakarta, Technology-Indonesia.com – Untuk mendukung sistem pertanian terpadu di Indonesia, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) meluncurkan program Riset Pengembangan Inovatif Kolaboratif (RPIK). Program ini merupakan sinergi antara Kementerian/Lembaga dengan pemerintah daerah untuk menciptakan lumbung pangan secara terintegrasi yang mencakup pertanian, perkebunan dan peternakan dalam satu kawasan terpadu.
Untuk mendukung Program RPIK Kawasan Integrasi Jagung-Sapi di Food Estate Labangka telah dilakukan tanam jagung serempak varietas Nasa-29 dan JH 29 dengan luasan 100 hektare (ha) serta peluncuran alat Chopper dan Bunker pada Selasa (23/11/2021). Acara tersebut dihadiri oleh Bupati Sumbawa, Kepala Puslitbangnak, Kepala BPTP NTB, Kepala Dinas Peternakan Dan Kesehatan Sumbawa, Kepala Dinas Pertanian Sumbawa, Anggota Komisi II DPRD Sumbawa, Camat Labangka, Kepala Desa se-Labangka serta petani dan Peternak.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa, Junaidi dalam sambutannya menyampaikan bahwa dalam kegiatan ini akan diadakan penandatanganan perjanjian kerjasama antara Pemda Sumbawa dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan (Puslitbangnak). “Jagung yang kita tanam hari ini nantinya akan dijadikan pakan ternak dan dalam kegiatan ini juga akan ada bantuan chopper dan bunker yang langsung diserahkan kepada petani ternak di Sumbawa,” ungkapnya.
Kepala Puslitbangnak, Agus Susanto menyatakan bahwa RPIK ini merupakan program terobosan antar institusi dalam seluruh pengembangan riset dan akan diwujudkan dengan semua pihak. Program ini adalah bentuk program kolaborasi dan multiyear, karena nantinya disini ada penangkar benih jagung dan juga ada yang beli ternak. “Di sini nanti akan ada swasta yang akan membeli semua hasil petani,” demikian kata Kepala Pustlitbangnak.
Agus menyatakan program ini hanya ada di lima provinsi termasuk NTB yang ada di kecamatan Labangka, Kabupaten Sumbawa.
Bupati Sumbawa, Mahmud Abdullah menyatakan bahwa program ini tidak ada alasannya untuk tidak berhasil dan akan bisa dikembangkan ke daerah lainnya di Indonesia.
“Semua orang ada di Labangka sudah bisa beternak yang jadi masalah adalah pakannya. Dengan adanya program ini bisa membimbing semua petani dan peternak yang ada di Kecamatan Labangka ini,” kata Mahmud Abdullah.
Model Kelembagaan dan Bisnis Proses
Keesokan harinya (24/11/2021), Puslitbangnak menggelar Focus Group Discussion bertema “Model Kelembagaan dan Proses Bisnis RPIK Jagung – Sapi” di aula rapat kantor Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sumbawa.
Kepala Bappeda Sumbawa Junaidi dalam sambutannya menyampaikan bahwa dukungan Balitbangtan sangat berarti bagi wilayahnya yang memerlukan informasi teknologi pertanian. “Balitbangtan sangat berarti bagi kita yang berada di daerah ini untuk masa depan anak cucu kita nantinya,” ungkapnya.
Ismeth Inounu yang mewakili Puslitbangnak menuturkan bahwa FGD digelar untuk menyusun ‘master plan’ RPIK Jagung – Sapi yang lokasinya di Desa Labangka, Kabupaten Sumbawa. “Kita berharap dalam forum ini mendapatkan diskusi yang baik dan tepat untuk mendapatkan master plan tentang RPIK di Sumbawa ini kedepan nantinya,” jelasnya.
Dalam FGD, peneliti Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BB Mektan) Astu Unadi pada sesi pertama memaparkan materi terkait “Pengelolaan Mesin Pengolah Pakan Sapi Berbasis Biomasa Tanaman Jagung”. Peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB, I Putu Cakra Putra A. SP menyampaikan materi berjudul “Model Bisnis Penangkar Varietas Unggul Benih Jagung”, dan Jati Purwani dengan paparannya “Model Bisnis Pengelolaan Usaha Kompos dalam Kawasan Integrasi Jagung – Sapi”.
Pada sesi kedua, Dahlanuddin dari Fakultas Peternakan, Universitas Mataram memaparkan “Rekayasa Kelembagaan Model Korporasi dalam RPIK Integrasi Jagung – Sapi”, Didiek Purwanto (PT KASA Lampung) dengan materi “Model Bisnis Usaha Sapi Berbasis Korporasi dalam Integrasi Jagung – Sapi” dan Jumaidi (KTT Jaya Makmur) menyampaikan materi “Penguatan Kelompok Petani – Peternak dalam RPIK Jagung – Sapi”. (Sumber BPTP NTB dan Puslitbangnak)