Technology-Indonesia.com – Di era disrupsi teknologi Revolusi Industri 4.0, telah terjadi perubahan signifikan. Hal tersebut antara lain dilihat dari keinginan masyarakat untuk mendapatkan sesuatu dengan mudah lewat teknologi. Karena itu, menurut Menristekdikti Mohamad Nasir diperlukan banyak Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) atau startup agar masyarakat zaman now dapat terpenuhi kebutuhannya.
Â
Menristekdikti mengatakan, di era Revolusi Industri 4.0 peran startup akan semakin dibutuhkan seiring meningginya digitalisasi. Ia berpesan jika ingin membuat startup buatlah yang sesuai seperti zaman sekarang.
Â
Contoh paling utama, lanjutnya, adalah kefleksibelan yang dibutuhkan. Beberapa bisnis yang konvensional perlahan mulai tutup. Pergeseran pekerjaan mulai terjadi. Pekerjaan yang diambil adalah pekerjaan yang berhubungan dengan teknologi.
Â
“Buatlah startup yang diperlukan masyarakat, contoh sudah ada transportasi online, belanja online, beli apapun sekarang online. Ayo buat yang banyak, tidak ada ruginya mencoba. Buat sekreatif mungkin. Bila itu dalam bentuk produk misalnya animasi, pasti laku dijual mahal. Negara yang unggul adalah negara yang penuh dengan inovasi,” papar Menristekdikti saat memberikan kuliah umum di Kampus STMIK STIKOM Bali, Jumat (2/2/2018).
Â
Menurut Nasir ada tiga bidang utama yang sesuai dan harus dikembangkan saat ini menuju kehidupan ekonomi digital, yaitu big data, coding, artificial intelligence. “Ketiga hal ini yang justru harus banyak dijadikan sebagai program studi di Perguruan Tinggi, silakan dibuka,” tegasnya.
Â
Terkait pengembangan startup, Kemenristekdikti memiliki program hibah untuk PPBT. Menurutnya, ini merupakan bagian penting untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0.
Â
“Silakan ajukan proposalnya, bila mungkin dilihat ada prospek yang bagus dari startupnya, terutama di bidang-bidang yang terkait Revolusi Industri 4.0. Kemenristekdikti akan siap membantu mengembangkan,” ungkap Nasir.
Â
Untuk memperlancar proses pengembangan startup supaya tumbuh lebih besar lagi di Indonesia, Kemenristekdikti juga melaksanakan program lain seperti Taman Sains dan Teknologi, Pilot Inkubator di perguruan tinggi, Pusat Unggulan Iptek, dan Kawasan Puspiptek yang siap menjadi kawasan pengembangan startup berbasis riset dan teknologi.
Â
“Kalau bisa startup tersebut nantinya harus menjadi startup yang masuk ke level Technology Readiness Level (TRL) dan Innovation Readiness Level (IRL) 9, jadi bisa dinikmati oleh masyarakat. Contoh TRL dan IRL yang baik adalah Gesits dan garam farmasi,” pungkasnya.
Â