Teknologi Proliga Tingkatkan Produksi Cabai di Lahan Marginal

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kepulauan Riau menjadi salah satu provinsi terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan Singapura. Provinsi ini terdiri dari tujuh wilayah kota dan kabupaten. Salah satunya, Kota Batam yang berkembang menjadi pusat ekonomi di Provinsi Kepulauan Riau.

Sebagai pusat ekonomi, Kota Batam masih memiliki ruang bagi pertanian meskipun harus berhadapan dengan keterbatasan kondisi lahan yang tidak mampu mendukung produktivitas pertanian secara optimal. Menyadari hal tersebut, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kepulauan Riau berupaya membantu petani di Kota Batam dengan mengenalkan berbagai inovasi teknologi spesifik lokasi. Salah satunya, teknologi Produksi Lipat Ganda (Proliga) cabai.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kepulauan Riau, Kota Batam mampu memproduksi cabai sebanyak 2.360 ton pada tahun 2018 atau 80,7% dari total produksi Kepulauan Riau yang berjumlah 2.922 ton. Namun jumlah ini belum mampu memenuhi kebutuhan cabai di Kepulauan Riau.

Menurut BPS (2019), jumlah penduduk di Provinsi Kepulauan Riau pada 2018 mencapai 2,13 juta jiwa dengan pertumbuhan 2,95% per tahun. Sementara, data Kementerian Pertanian (2019) mencatat bahwa konsumsi per kapita cabai besar di Indonesia pada 2018 sebesar 2,14 kg/kapita.

Berdasarkan data ini, setidaknya Provinsi Kepulauan Riau harus mampu memproduksi cabai besar sebanyak 4.558 ton untuk memenuhi kebutuhan daerahnya. Dalam upaya pencapaian jumlah kebutuhan tersebut, penerapan teknologi Proliga dilakukan di Kota Batam selaku daerah sentra produksi cabai di Kepulauan Riau.

Untuk mencapai hal tersebut, Kepala BPTP Kepulauan Riau pada saat itu, Dr. Ir. MizuIstianto, M.P., menugaskan Annisa Dhienar Alifia, S.P. peneliti ahli pertama di bidang keilmuan agronomi lulusan Institut Pertanian Bogor untuk mengkaji teknologi tersebut sekaligus membantu petani kooperator untuk memulai menerapkan teknologi Proliga cabai di Kelurahan Pulau Setokok, Kecamatan Bulang, Kota Batam.

Pengalaman Dhienar dalam menangani demplot sayuran organik yang dibudidayakan di lahan bekas tambang di Bintan, menjadi alasan BPTP Kepulauan Riau mempercayakan penerapan teknologi Proliga cabai ini padanya di lahan 1 hektare (ha) garapan Bapak Jajang. Kondisi topografi lahan yang bergelombang hingga berbukit dengan iklim Non ZOM atau tidak memiliki zona musim (BMKG, 2019) memaksa Bapak Jajang membuat embung di sekitar lahannya. Embung tersebut dimanfaatkan untuk keperluan pengairan lahan sehingga penerapan teknologi Proliga untuk komoditas cabainya adalah solusi yang tepat dan efisien.

Proliga cabai merupakan rangkaian teknologi yang didukung lima unsur utama yaitu penggunaan varietas unggul, persemaian sehat, pola penanaman, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT), dan pengelolaan hara tanah. Dalam penerapan Proliga cabai di Kota Batam, BPTP Kepulauan Riau menggunakan varietas unggul Indrapura yang memiliki memiliki keunggulan berbunga tanpa jeda dan potensi produksinya mencapai 0,7–1,5 kg/pohon. Varietas ini toleran terhadap virus dan mudah beradaptasi sehingga cocok diusahakan di kondisi lahan Kota Batam.

Penggunaan varietas unggul diiringi dengan teknik persemaian sehat untuk menjamin bibit yang dibudidayakan terbebas dari virus penyakit. Persemaian dilakukan di rumah bibit yang menggunakan kasa dengan kerapatan 72 mesh, dan terproteksi secara menyeluruh dimana sungkup kasa menempel dengan tanah agar hewan dan hama penyakit lainnya tidak masuk ke dalam rumah bibit. Selama persemaian, dilakukan penyemprotan pestisida setiap minggu untuk menjaga bibit tetap sehat sebelum dipindahkan ke lahan.

Lahan sebagai lokasi tanam disiapkan dengan menggunakan pupuk kandang, NPK, KCl, dan ZA sebagai pupuk dasar. Bedengan pada lahan dibentuk mengikuti kondisi luas lahan dan kemudian dilengkapi saluran pengairan dengan metode irigasi drip pada setiap bedengan. Mulsa juga digunakan pada setiap bedengan untuk mencegah pertumbuhan gulma, menjaga kelembaban tanah, mencegah erosi permukaan tanah, dan meminimalisir hama dan penyakit tanaman. Setelah lokasi tanam disiapkan, bibit cabai yang telah berumur 21-30 HST dipindahkan ke lahan tersebut.

Penanaman cabai secara zigzag pada bedengan

Selama ini petani di Kota Batam, masih menggunakan pola tanam konvensional yaitu satu baris dalam setiap bedengan dengan jarak tanam 50 cm. Melalui Proliga cabai, petani dikenalkan pola tanam zig zag dengan jarak tanam 60 cm x 50 cm sehingga jarak tanam semakin rapat dan populasi pohon semakin banyak dalam setiap bedengan.

Selain itu dilakukan pemangkasan pucuk pada awal masa tanam untuk merangsang pertumbuhan tiga tunas samping yang akan diperlihara menjadi cabang utama. Pemeliharaan tiga cabang utama ini akan menambah rimbun tanaman yang pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan jumlah buah yang tumbuh dalam setiap pohon cabai.

Selama masa pemeliharaan, tanaman cabai diberi pupuk susulan berupa campuran pupuk kandang dan NPK dengan cara dikocor pada setiap pohon. Penyemprotan pestisida untuk pengendalian hama hanya dilakukan ketika ditemukan gejala penyakit pada tanaman cabai. Pestisida yang digunakan disesuaikan dengan analisa gejala penyakit yang muncul pada tanaman sehingga lebih efektif dan efisien.

Berdasarkan pengalaman petani, penerapan teknologi Proliga mampu meningkatkan hasil panen cabai dari luasan lahan yang sama. Pada usaha tani dengan pola tanam konvensional, panen pertama yang dilakukan petani hanya sebesar 45 kg. Sementara dengan penerapan teknologi Proliga, petani mampu menghasilkan cabai sebanyak 180 kg dari luas lahan 0,5 hektar.

Hingga saat ini, total produksi cabai yang dihasilkan petani tersebut dengan penerapan Proliga telah mencapai 3 ton. Dengan demikian, penerapan teknologi Proliga di Kota Batam terbukti mampu meningkatkan jumlah produksi cabai dan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan cabai di Provinsi Kepulauan Riau. (BPTP Kepulauan Riau/ Annisa Dhienar Alifia, Firsta Anugerah Sariri, Nikodemus Gultom)

Artikel ini disunting dari naskah berjudul Proliga Solusi Cabai Lahan Marginal yang meraih Juara IV Penyusunan Artikel Diseminasi Inovasi Pertanian yang digelar oleh BPTP Balitbangtan

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author