Teknologi BPRL Solusi Ciptakan Padi yang Ramah Lingkungan

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Budidaya Padi Ramah Lingkungan (BPRL) merupakan sebuah teknologi untuk meningkatkan produktivitas padi yang berbasis ramah lingkungan. Hampir semua komponennya menggunakan bahan organik. Benih yang digunakan merupakan benih unggulan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan).

Untuk memasifkan teknologi BPRL, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat menggelar Temu Lapang dan Panen Perdana pada lahan seluas 11 hektare di Kelompok Tani Citadaya Desa Gunungguruh, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada Senin (13/12/2021).

Pada kesempatan ini, Slamet selaku anggota komisi IV DPR RI menyampaikan bahwa teknologi budidaya padi ramah lingkungan dapat mendorong peningkatan produksi dan produktivitas. Ia mengatakan, dengan hasil demplot yang mencapai 7 hingga 8 ton/hektar gabah kering panen (GKP), program ini harus dijadikan sebagai program utama Kementarian Pertanian untuk meningkatkan produktivitas.

Menurut Slamet, dengan semakin terus turunnya areal pertanian di saat kebutuhan pangan semakin tinggi maka upaya-upaya intensifikasi ini menjadi penting sehingga salah satunya untuk meningkatkan produktivitas. Ia berpesan bahwa program ini sangat layak untuk dijadikan program peningkatan produktivitas untuk memenuhi kebutuhan pangan.

Sekretaris Dinas Pertanian Kab. Sukabumi juga menyampaikan bahwa teknologi BPRL sangat perlu untuk dikembangkan di Kabupaten Sukabumi. Melalui teknologi ini, para petani dapat menghemat penggunaan pupuk kimia dan lebih memperbesar pemanfaatan pupuk hayati.

Disamping itu varietas yang digunakan dalam teknologi BPRL ini tahan terhadap serangan hama dan penyakit tanaman dan produktivitasnya tinggi. Kedepan teknologi ini dapat menjadi pilihan petani untuk dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.

Peneliti BPTP Jawa Barat, Nana Sutrisna menjelaskan bahwa di lahan seluas satu hektare diperagakan beberapa varietas unggul baru Balitbangtan seperti Inpari 32, Inpari 33, Inpari 39, Inpari 48, Cakrabuana, dan Inpago 12 yang semuanya memiliki keunggulan dan keunikan secara spesifik.

Dari keenam varietas, pihaknya menggunakan teknologi padi ramah lingkungan. Pada teknologi ini penggunaan pupuk anorganik jumlahnya dikurangi sehingga ramah terhadap perbaikan lahan. Teknologi BPRL lebih menekankan pada penggunaan pupuk hayati, bahan organik dari Jerami yang dikembalikan ke dalam tanah. Teknologi ini juga menggunakan biodekomposer agrodeko yang bisa cepat lapuk serta dapat menambah ketersediaan unsur hara di dalam tanah.

Adapun keunggulan dalam kualitas beras atau bulir padi yang di hasilkan akan lebih baik karena menggunakan teknologi ramah lingkungan.

Perwakilan petani Poktan Citadaya menyampaikan bahwa teknologi BPRL ini sangat ramah untuk lingkungan, tidak adanya perasaan was-was dalam penggunaan pupuk dikarenakan menggunakan pupuk hayati, pertumbuhan padi lebih baik.

Sebelumnnya, petani terbiasa membuang jerami. Setelah adanya teknologi, petani lebih mudah karena jerami bisa berguna untuk pupuk yang dapat menyuburkan tanah. “Kita akan melanjutkan dan memaksimal teknologi ini,” pungkasnya. (Sumber BPTP Jabar)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author