Indonesia Kembangkan Riset Baterai Lithium

Konsorsium Nasional Baterai Lithium resmi memiliki workshop fasilitas pilot plant riset pengembangan baterai lithium untuk mobil listrik. Konsorsium ini diinisiasi oleh Kementerian Ristek dengan melibatkan unsur perguruan tinggi, industri, dan peneliti litbang.

Lima teknologi kunci yang harus dimiliki untuk mengembangkan mobil listrik adalah baterai, propulsi dan transmisi, pengisian, platform, dan elektronik. Dari lima teknologi kunci tersebut, baterai merupakan komponen paling penting.

“Selama ini, baterai lithium diambil dari luar. Untuk itu para peneliti mulai memikirkan bagaimana dapat membuat sendiri. Kementerian Ristek mendorong penelitian ini sampai dengan pembuatan workshop ini,“ ujar Menristek, Gusti  Muhammad Hatta pada peresmian Workshop Fasilitas Pilot Plant Riset Baterai Lithium di Puslit Fisika – LIPI, Puspiptek, Serpong, Rabu, 16 Juli 2014.

Menurut Menristek, saat ini, teknologi baterai untuk mobil listrik masih mempunyai ruang yang cukup besar untuk riset dan terus berkembang menjadi lebih efisien kedepannya. Menristek berharap riset ini berhasil membuat body baterai yang minimalis tetapi memiliki energi yang besar.

Para peneliti dari LIPI, sebenarnya telah mampu mengembangkan kendaraan listrik namun dengan baterai cair berukuran besar yang menghabiskan ruang. Melalui Konsorsium Baterai Lithium, Kementerian Ristek ingin mendorong para penelitian untuk membuat baterai kering.

Konsorsium Nasional Riset Baterai Lithium sendiri dibentuk pada 2012. Program kegiatan risetnya dikemas whole package dari hulu ke hilir dengan berjalan secara paralel dan sinergi.

Di hulu riset pembuatan bahan kimia dilakukan dari batuan alam Indonesia seperti batuan posfat dari Kab. Bojonegoro, mangan dari Kab. Trenggalek daan Tasikmalaya, batuan lithium dari Kab. Banjar, dan lain-lain. Sedangkan di hilir, komponen dan assembling sel baterai lithium dibuat untuk memenuhi kebutuhan baterai di mobil listrik.

Dukungan dari industri nasional sangat dibutuhkan untuk memberikan kelengkapan supply industri baterai, seperti PT Timah untuk titanium oksida, PT Krakatau Steel dalam produk casing, PT Alumindo Maspion dalam produk aluminium foil, PT ANTAM untuk alumina dan nikel, Politeknik Batam dalam produk elektronik dan lain sebagainya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala LIPI, Lukman Hakim mengungkapkan satu fokus penelitian LIPI adalah baterai mobil listrik.

“Dengan fasilitas percontohan ini, penelitian akan lebih terintegrasi. Beberapa peralatan bersifat hightech sudah dipenuhi berkat bantuan Kemenristek. Model riset pengembangan yang sudah diambil inisiatifnya oleh Menristek diharapkan mendapat dukungan dari pihak-pihak lain dan bisa berkelanjutan,” ungkap Lukman.

Seusai meresmikan workshop, Menristek beserta jajarannya kemudian mengunjungi beberapa lab seperti P2M LIPI (proses pembuatan MnO2 dan Fe203), PSTBM-BATAN (pembuatan sampel uji baterai lithium) dan Puslit Fisika LIPI (proses pembuatan sel baterai dan uji). sumber humas Ristek dan LIPI

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author