Jakarta, Technology-Indonesia.com – Produksi pangan khususnya beras (padi) provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), terus meningkat signifikan setiap tahunnya sejak dilaksanakannya program Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai (Upsus Pajale) pada 2015.
Penanggung jawab Upsus Pajale Provinsi Sultra Dr. Priatna Sasmita menyampaikan hal tersebut saat Rapat Koordinasi (Rakor) Upsus Pajale Kamis (5/9/2019) di Plaza Hotel Kendari, Sultra. Rakor digelar sebagai upaya percepatan realisasi luas tambah tanam Pajale periode Oktober-September 2018/19 dan penetapan target tanam Oktober-September 2019/2020.
Sasmita yang juga menjabat sebagai Kepala Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) menjelaskan bahwa upaya kenaikan luas tambah tanam dibarengi dengan kenaikan provitas sangat penting dalam upaya mempertahankan Sultra sebagai provinsi surplus beras sekaligus berkontribusi dalam menuju Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada 2045.
Sasmita juga menerangkan bahwa pengamanan produksi padi provinsi Sultra perlu terus digiatkan antara lain melalui percepatan tanam agar Indek Pertanaman (IP) meningkat, optimalisasi lahan, cetak lahan baru, penerapan teknologi budidaya, panen dan pasca panen serta pemanfaatan alsin dalam upaya percepatan, efisiensi dan perbaikan kualitas hasil. “Upaya ini terus dilakukan oleh Kementerian Pertanian bersama Pemerintahan Daerah dengan berbagai program termasuk bantuan sarana dan prasarana”, lanjutnya.
Pada kesempatan yang sama juga ditekankan pentingnya menumbuhkan kemandirian penyediaan benih di tingkat petani, dengan memberikan pendampingan dan pembelajaran secara langsung kepada petani mengenai teknologi produksi benih secara sederhana, sehingga mereka bisa mendapatkan benih dari pertanaman mereka secara berkelanjutan.
“Yang perlu difasilitasi adalah bagaimana petani dapat mengakses benih sumber baru setelah menanam 2 – 3 kali varietas yang sama. Dengan demikian petani dapat mandiri dalam penyediaan benih, sehingga tidak tergantung lagi dari bantuan pemerintah”, tambahnya.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan yang diwakili Kabid Tanaman Pangan, Ir. Suryati Raeba MP, mengklaim bahwa realisasi luas tanam padi di Sultra terus meningkat sejak dilaksanakannya program Upsus Pajale di Sultra.
“Pada periode Oktober – September 2015/2016 dilaporkan capaian luas tanam padi seluas 177.179 hektare (ha), dan pada periode yang sama tahun 2017/2018 mencapai 189.909 ha.Pada tahun 2018/2019 diprediksi dapat merealisasikan luas tambah tanam padi seluas 192.317 ha. Dengan capaian luas tanam tersebut Sultra dipastikan surplus beras yang setiap tahunnya lebih dari 100.000 ton,” urainya.
Pada Rakor ini, Komandan Korem 143 Ho yang diwakili oleh Kaster Letkol Inf. Edward menyampaikan pentingnya menjaga stabilitas pangan, dengan mengutif pernyataan Sukarno Presiden RI pertama bahwa “Pangan merupakan hidup dan matinya suatu bangsa.” Karena itu menjaga kedaulatan pangan sama dengan menjaga kedaulatan bangsa. Peran TNI dalam mendukung Upsus dilaksanakan melalui pencetakan areal sawah baru, monitoring luas tambah tanam (LTT) maupun pelaksanaan program Sergap (Serap Gabah Petani).
Pada rakor ini juga disampaikan model pengukuran produksi pertanian oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra dengan menggunakan sistem Kerangka Sampel Area, yang merupakan suatu model pengukuran berbasis teknologi digital, sehingga data luas dan produksi pertanian dapat tersedia secara cepat dan tepat.
Pada bagian lain dari rakor ini, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kendari, Aris Yunatas, SP dalam pemaparannya menyebutkan bahwa musim kemarau tahun 2019 untuk wilayah Sultra pada umumnya mulai terjadi pada bulan Juni – Juli. Sementara, awal musim hujan tahun 2019/2020 pada bulan November – Desember, dengan puncak musim hujan terjadi pada Januari dan Mei. Dengan adanya prakiraan musim ini diharapkan pemerintah khususnya Kementerian Pertanian dapat merencanakan pola produksi pangan yang lebih bersahabat dengan iklim.
Pada akhir rapat koordinasi ini disepakati luas tambah tanam periode Oktober 2019 – September 2020 padi sawah sebesar 200.904 ha, jagung sebesar 58.157 ha dan kedelai seluas 2.829 ha. Kesepakatan ini ditandatangani oleh masing-masing Kepala Dinas Pertanian Kab/Kota se-Sultra, Dandim, Kepala Dinas Pertanian Prov. Sultra dan Pj. Upsus Sultra dalam hal ini Kepala BB Padi.
Rakor ini juga dihadiri oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN), Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP Sultra), Kepala Balai Karantina Sultra, Penanggung Jawab Upsus dan LO Kabupaten, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten dan Kota se provinsi Sultra, para Kepala Pertanian Kecamatan, dan para petugas data.