Jakarta, Technology-Indonesia.com – Di tengah pandemi Covid-19, sejumlah kelompok tani tetap menggelar panen raya di lahan sawah bukaan baru di Desa Panggak Darat, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riaun (Kepri) pada Kamis (9/4/2020). Hal ini sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di berbagai kesempatan yang meminta agar produksi pertanian tidak boleh berhenti karena Covid-19.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Fadjry Djufry menekankan kepada seluruh jajarannya untuk terus mengawal dan mendampingi petani dengan inovasi agar produksi pertanian tetap terjaga.
Ada empat kelompok tani di Desa Panggak Darat yaitu Sumber Rejeki, Tunas Muda, Padat Karya dan Manu Jaya yang telah melangsungkan panen raya. Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kepri, Sugeng Widodo mengaku pihaknya siap mendukung para petani Kepri lewat teknologi yang dihasilkan Balitbangtan.
“Kabupaten Lingga merupakan salah satu tulang punggung pangan di Provinsi Kepri. Untuk itu, BPTP Balitbangtan Kepri siap terus mendukung dari segi kajian dan pendampingan teknologi demi suksesnya kemandirian pangan di Provinsi Kepulauan Riau,” tegasnya.
Lebih lanjut Sugeng Widodo menyampaikan bahwa setelah musim panen ini akan dilanjutkan pendampingan pada kegiatan lumbung pangan kawasan perbatasan dengan mengenalkan teknologi budidaya padi dilahan sawah bukaan baru. “Teknologi budidaya ini akan menggunakan VUB (Varietas Unggul Baru) Inpari 42 dan 43 GSR Agritan, Inpara 6, Inpara 8, dan Impago 8 serta teknologi tata kelola manajemen air untuk menurunkan kandungan Fe,“ terangnya.
Bupati Lingga, Alias Wello yang hadir dalam kegiatan ini, menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada masyarakat atas capaian hasil panen padi petani sawah di Desa Panggak Darat yang sudah mampu menembus angka 6,2 ton per hektare (ha). “Capaian yang tinggi tersebut tak lepas pula dari sentuhan teknologi sistem penanaman Jajar Legowo 2:1 dan 4:1 yang mulai kerap diterapkan di kalangan petani Lingga,” lanjutnya.
Wello berharap, hasil panen petani ini akan mampu berkontribusi terhadap pemenuhan cadangan bahan pangan masyarakat Lingga. “Selama 4 tahun terakhir, petani kami hanya mampu panen 2,8 ton hingga 4,4 ton per hektare. Tapi, hari ini sudah tembus ke angka 6,2 ton,” akunya.
Dalam kesempatan panen raya tersebut hadir juga Wakil Bupati Lingga, M. Nizar, yang ikut memanen padi. Wabup menuturkan bahwa beras yang akan diperoleh dari panen di sawah bukaan baru miliknya nanti tidak akan diperjual belikan, melainkan disumbangkan ke warga yg terkena dampak situasi merebaknya wabah Covid-19.
“Memang di Lingga belum ada yang terkena dampak secara langsung, tapi banyak warga yang kehilangan pekerjaan akibat situasi ini seperti pekerja kapal yang berhenti beroperasi, tukang ojek pelabuhan, pedagang kaki lima dan yang lainnya,” ungkap Nizar.
Bukaan sawah baru di Kabupaten Lingga menjadi langkah besar atas upaya berbagai pihak melakukan sosialisasi kepada masyarakat atas potensi sumberdaya alam yang masih bisa dioptimalkan melalui pendekatan teknologi. Zulmafriza, Kepala Desa Panggak Darat menceritakan, empat tahun lalu, Desa Panggak Darat dan semua desa di Kabupaten Lingga, sama sekali tidak mengenal sawah dan padi. Namun, hanya berselang 4 tahun kemudian, desa ini mampu menghasilkan padi.
“Berdasarkan hasil panen yang sudah dilakukan terhadap beberapa petak sawah dengan beberapa varietas yaitu Inpago Unsoed-1, Sertani, dan Ciberas menunjukkan produktivitasnya mencapai angka rata-rata 4,32 ton gabah kering giling per hektare. Jika rendemennya 60 persen, maka berasnya bisa mencapai 77,76 ton,” jelasnya penuh semangat.
Panen raya padi pada musim tanam pertama (MT-1) luas tanamnya mencapai 45 ha. Sampai saat ini luas kawasan yang sudah dipanen mencapai 30 ha. Sisa luas yang belum dipanen di desa tersebut yakni 15 ha.
“Hari ini kami bersama kelompok tani dan penyuluh lapangan sedang melaksanakan kegiatan panen walaupun ditengah-tengah isu corona yang ada, petani tetap eksis di lapangan untuk menjaga ketahanan pangan,” pungkas Zulmafrija.