Technology-Indonesia.com – Tiap tahun tantangan di bidang pertanian semakin beragam mulai dari meningkatnya jumlah penduduk dengan cepat, ketersediaan lahan, kelangkaan air dan tenaga kerja, serta dampak buruk dari perubahan iklim. Namun hal tersebut tidak menyurutkan tekad Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada tahun 2045 mendatang.
Untuk mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia 2045, diperlukan inovasi pertanian dengan memanfaatkan sumber daya genetik (SDG) serta pengetahuan tradisional atau kearifan lokal yang terkait dengan SDG. Hal tersebut disampaikan Kepala Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BB Biogen), Mastur PhD saat menjadi pembicara di kegiatan Evaluasi dan Koordinasi Kerja Sama dan Humas Lingkup Badan Litbang Pertanian di Batam, Kamis (11/7/2019).
Menurut Mastur, SDG memiliki manfaat yang besar dalam inovasi pertanian, diantaranya menjadi bahan dasar untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas produksi pangan dan pakan, menjadi bahan dasar obat-obatan dan energi, menjadi sumber penghidupan masyarakat lokal serta bermanfaat dalam pengembangan Iptek.
“SDG bisa dimanfaatkan dengan berbagai cara, mulai dari pemuliaan konvensional, bioteknologi, hingga kearifan lokal untuk menjadikannya sebagai produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi,” jelas Mastur.
Saat ini terdapat beberapa instansi yang memiliki wewenang dalam mengelola SDG diantaranya Badan Litbang Pertanian, Pusat Perlindungan Varietas dan Perizinan, Direktorat Perbenihan, Dirjen Pangan, Dirjen Hortikultura, Dirjen Perkebunan, Direktorat Perbibitan, Komnas SDG dan Komda SDG.
Dengan adanya berbagai instansi tersebut, Mastur berharap terbentuk sinergi dalam memanfaatkan SDG untuk mendukung inovasi pertanian dan mencapai Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2045. (Andika Bakti)