Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga riset, menjalin kerja sama dengan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar negeri. Salah satu bentuk kolaborasi tersebut dilakukan oleh Pusat Riset Mikrobiologi Terapan saat menerima kunjungan dari Jepang pada Jumat (7/7/2023) di KST Soekarno, Cibinong.
Kunjungan ini merupakan bagian dari kegiatan simposium implementasi penelitian, memahami posisi fermentasi hijau dalam proyek The Science and Technology Research Partnership for Sustainable Development (SATREPS) yang digelar Pusat Riset Mikrobiologi Terapan BRIN dengan pihak Jepang pada 6-7 Juli 2023 di Jakarta.
RIKEN Center for Sustainable Resource Science (CSRS) merupakan pusat penelitian di Jepang yang berfokus pada sumber daya berkelanjutan. Pusat ini didirikan dengan tujuan mengembangkan solusi inovatif untuk pertanian, energi, dan lingkungan dengan menggunakan pendekatan ilmiah terkini.
Euglena Co., Ltd merupakan perusahaan ventura bioteknologi pertama di dunia yang berhasil melakukan budidaya massal mikroalga jenis euglena. Keduanya hadir di KST Cibinong untuk melihat dan mengenal lebih jauh tentang BRIN dan fasilitasnya.
Kepala Pusat Riset Mikrobiologi Terapan (PR Mikter), Ahmad Fathoni mengatakan saat ini BRIN memiliki fasilitas baru dan empat laboratorium yang akan dikunjungi yaitu Laboratorium Genomik, Laboratorium InaCC (Indonesian Culture Collection), iLab (Integrated Laboratory Of Bioproduct), dan Green House.
“Kolaborasi kedua belah pihak ini akan ada pembaruan untuk proses perkembangannya dan kami akan segera menyelesaikan dokumennya,” tambahnya.
Sementara itu, Peneliti PR Mikter Senlie Octaviana menjelaskan profil BRIN dan tugas fungsi dari PR Mikter. “Ada 60 % kegiatan penelitian dengan pendekatan baru yaitu penelitian berbasis data omics. Menggunakan data omics untuk menciptakan atau meningkatkan pemanfaatan mikroba, enzim, dan senyawa aktif. Kemudian 40% pemanfaatan langsung dengan penggunaan mikroba tipe liar, enzim asli, senyawa aktif,” ucapnya.
Pada Kesempatan yang sama Co-founder dan CTO Euglena Co., Ltd. Kengo Suzuki menyampaikan BRIN mempunyai fasilitas yang sangat canggih, salah satunya mikroskop Cryo-EM. Dalam proyek SATREPS yang sedang berjalan ini, ia menyampaikan ketertarikannya mengenai kandungan metabolit dalam tempe.
“Tempe memiliki agen fermentasi yang digunakan di Indonesia dan saya ingin mengetahui metabolit yang lebih spesifik dalam tempe yang dihasilkan,” katanya.
Penanggung jawab kolaborasi riset ini Nur Akmalia Hidayati menuturkan kerjasama riset dengan RIKEN bertujuan untuk mengembangkan metode untuk genome editing di mikroalga, eksplorasi mikroalga lokal di Indonesia dan kultivasi mikroalga dengan memanfaatkan gas rumah kaca CO2 yang berasal dari PLTU..
“Begitu pun dengan euglena, PR Mikter akan melakukan pengembangan teknologi hijau dengan memanfaatkan biomassa mikroalga salah satunya pengembangan tempe dan kompos hijau,” ujar Nur Akmalia.
Ia menambahkan dalam proyek SATREPS ini ada research implementation terutama untuk meningkatkan public awareness untuk kegiatan ilmiah dengan cara simposium ilmiah. Kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas publikasi yang lebih baik lagi ke depannya dan yang dihasilkan tidak hanya kuantitasnya. BRIN saat ini sudah mempunyai fasilitas yang advance di Laboratorium Genomik seperti Cryo-EM, salah satu mikroskop mutakhir yang juga dimiliki oleh Jepang.
“Selain itu, agar BRIN lebih dikenal di kancah internasional dibutuhkan eksposur internasional, agarpeneliti yang berasal dari luar negeri tertarik untuk berkolaborasi dengan peneliti di BRIN, sehingga eputasi BRIN di luar negeri semakin baik serta dapat meningkatkan posibilitas untuk menjalin kolaborasi dengan institusi di luar negeri lainnya, yang tidak hanya berasal dari Jepang saja,” pungkas Nur Akmalia. (Sumber brin.go.id)