Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pandemi Covid 19 yang melanda Indonesia tidak menghalangi petani Kecamatan Bogorejo melaksanakan panen padi di lokasi Center of Excellent (CoE) program Riset Pengembangan Inovatif Kolaboratif (RPIK) Lahan Sawah Tadah Hujan (LSTH) Desa Prantaan, Bogorejo, Kabupaten Blora – Jawa Tengah, Kamis (1/7/2021).
Program RPIK yang dilaksanakan di Blora tahun ini merupakan momen awal para petani padi lahan tadah hujan bisa panen ke-2 dalam satu tahun. Sebelumnya petani setempat hanya bisa panen padi satu kali. Para petani berharap program RPIK bisa berlanjut untuk tahun berikutnya.
Karena pandemi belum mereda, acara panen dilaksanakan secara hybrid. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Blora Reni Miharti, Kepala Desa Prantaan, PPL Kecamatan Bogorejo dan Petani melaksanakan panen langsung di areal kegiatan seluas 10 hektare (ha). Dipandu oleh Tim Peneliti RPIK Padi LSTH Blora, acara ini dibuka langsung oleh Kepala BB Padi Yudi Sastro dilanjutkan dengan arahan Kepala Badan Litbang Pertanian, Fadjry Djufry.
Fadjry dalam arahannya mengapresiasi para stakeholder yang terlibat dalam kegiatan RPIK LSTH Blora karena telah berhasil melaksanakan kegiatan dengan baik. Fadjry mengingatkan untuk terus bisa meningkatkan produktivitas padi, tidak hanya di sektor hulu tetapi meningkatkan keuntungan bagi seluruh sektor, dari hulu hingga hilir.
Respon positif serupa juga disampaikan oleh Pemerintah Kabupaten Blora, yang berharap bahwa kegiatan di CoE LSTH Blora dapat di-scale up untuk lokasi yang lebih luas lagi. Pemerintah Kabupaten Blora akan men-support berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani.
Varietas Cakrabuana yang menjadi salah satu primadona pada lokasi CoE LSTH Blora-Jawa Tengah menjadi varietas pertama yang berhasil panen di lokasi tersebut. Dengan usia tanaman sekitar 90 hari, potensi hasil varietas Cakrabuana yang ditanam di lahan sawah tadah hujan dengan tipe cekaman kekeringan kelas berat (sepanjang 30 hari setelah tanam mengalami kekeringan) dapat mencapai range 5,7 ton/ha (GKP) dan akan dijadikan benih.
Hasil ini melebihi hasil eksisting yang biasa diperoleh petani. Potensi varietas Cakrabuana untuk dikembangkan di lokasi sawah sangat memungkinkan untuk mengejar musim tanam. Selain itu, potensi bisnis penangkaran benih di lokasi kegiatan juga sangat prospektif untuk dilakukan.