Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) menggelar panen dan tutup tanam Jagung Hibrida JH 37 di Desa Senayan, Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat, Kamis (16/12/2021). Kegiatan digelar untuk mendukung pengembangan pertanian adaptif berbasis inovasi pada agroekosistem lahan kering iklim kering.
Panen dan tutup tanam Jagung Hibrida JH 37 merupakan bagian dari kegiatan Riset Pengembangan Inovatif Kolaboratif Lahan Kering Iklim Kering (RPIK LKIK) melaksanakan penelitian dalam bentuk demfarm dengan luas 100 hektare (ha).
Jagung JH 37 merupakan salah satu jagung Varietas Unggul Baru (VUB) yang dilepas oleh Kementerian Pertanian pada tahun 2017. Umur jagung ini berkisar 99 hari setelah tanam dengan potensi hasil mencapai 12,5 ton/hektare.
Disamping itu, keunggulan dari jagung JH 37 adalah tahan terhadap penyakit karat daun dan hawar daun, serta toleran terhadap kekeringan. Varietas JH 37 cukup adaptif pada kondisi N rendah dan agak toleran terhadap cekaman kekeringan serta cocok ditanam pada lahan dataran rendah.
Acara dihadiri oleh Wakil Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Kepala Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP), Bappenas, Wakil Ketua DPRD KSB, Sekda KSB, Kepala Dinas Pertanian KSB, Kepala BPTP NTB, Wakapolres, Dandim, Kajari, Kepala BNN, Kepala OPD se-KSB, Camat Poto Tano, para Kepala Desa, para peneliti, penyuluh, serta petani kooperator.
Kepala BBSDLP, Husnain menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi dari 11 UK/UPT Kementerian Pertanian dan Pemerintah Daerah KSB. Demfarm seluas 100 hektare melibatkan 65 petani kooperator dari 6 kelompok tani.
Menurut Husnain, permasalahan utama dari daerah ini adalah air. Pihaknya, memfasilitasi demfarm 100 hektare dengan irigasi melalui pemasangan jaringan pipa dengan outlet di setiap petak petani. Ada 10 big gun dan 3 buah remote untuk menyalakannya.
“Dengan fasilitas irigasi ini, kita berharap petani bisa panen minimal 2 kali setahun dan tidak bergantung hujan lagi. Kami harapkan bisa meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani kita,” jelas Husnain.
Selain jagung, kegiatan RPIK-LKIK ini juga mengembangkan teknologi konservasi vegetatif dengan tanaman kopi, mente dan rumput gajah, melaksanakan bimbingan teknis (Bimtek), dan memberikan bantuan alat pemipil jagung dan pascapanen.
Wakil Bupati Sumbawa, Fud Syaifuddin menyampaikan bahwa kegiatan ini selaras dengan misi RPJMD KSB 2021-2026 yaitu KSB baik dengan kemandirian pangan. Pemda KSB sangat mendukung kegiatan RPIK-LKIK.
Pemda KSB juga berterimakasih kepada Kepala Balitbangtan dan semua pihak yang terlibat yang telah melakukan riset dan penerapan teknologi, penyediaan air untuk lahan kering, penangkaran benih jagung hibrida, pengembangan kebun induk kopi dan rumput gajah atau Biograss Agrinak, penanganan pasca panen dan peningkatan kapasitas dan kelembagaan petani di KSB.
“Semoga kerjasama ini bisa kita lanjutkan dimasa yang akan datang. Bersama kita wujudkan pertanian maju, mandiri, dan modern,” jelas Fud Syaifuddin.
Untuk meningkatkan produktivitas pertanian, dilaksanakan juga penyerahan sertifikat tanah Taman Teknologi Pertanian Poto Tano, penyerahan buku 600 Teknologi Inovatif Balitbangtan, penyerahan alat pemipil jagung dan alat pembuatan dodol untuk pengolahan hasil pertanian, dan panen rumput Biograss Agrinak.
Panen dan Tutup Tanam Jagung JH 37 pada Agroekosistem LKIK Di Sumbawa Barat
