Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian mengembangkan teknologi budidaya Larikan Padi Gogo (Largo) Super di Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Lokasi ini merupakan satu dari tiga lokasi serupa yang pada tahun 2018-2019 didampingi langsung oleh Badan Litbang Pertanian dalam penerapan paket teknologi budidaya largo super di lapangan.
Peneliti nanobiosilila BB Pascapanen, Nurdi Setyawan mengatakan teknologi nanobiosilika cair BB Pascapanen merupakan salah satu bagian penting dari paket teknologi Largo Super. Produk ini sangat dibutuhkan untuk jenis tanaman padi, walaupun silika hanya unsur mikro bagi tanaman.
Padi yang diberi silika akan lebih kuat, tidak mudah rebah, serta lebih tahan terhadap serangan hama penyakit dan dampak kekeringan. Selain itu padi yang diberikan nanobiosilika mampu tahan terhadap serangan blas.
Ke depan, biosilika menjadi salah satu unsur hara yang sangat perlu diberikan ke tanaman agar potensi produktivitas padi dapat tercapai. Dengan mengintegrasikan nanobiosilika cair dengan teknologi unggulan Badan Litbang Pertanian lainnya terdapat peningkatan produktivitas yang signifikan.
Menurut data hasil ubinan dalam Gabah Kering Panen (GKP) yang dilakukan bersama PPL dan BPS Sukabumi, diperoleh hasil varietas Inpago 8, Inpari 42 dan Rindang 2 meningkat 60%. Inpago 12 mengalami peningkatan sekitar 50%, Inpago 10 dan Rindang 1 meningkat 20%, serta Inpago Unsoed yang meningkat sebanyak 10% dari kondisi semula tanpa penerapan teknologi Largo Super.
Variasi jumlah peningkatan produktivitas ini selain karena genetik masing-masing varietas, juga diakibatkan belum maksimalnya usaha budidaya yang dilakukan terutama dari takaran pemberian pupuk yang belum sesuai rekomendasi.
Selain nanobiosilika cair, paket teknologi Largo Super yang diaplikasikan di Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat adalah varietas unggul baru (VUB), pestisida nabati, Biodekomposer Agrodeko, Atabela sistem larikan, dan lain-lain.
Varietas yang digunakan merupakan VUB padi gogo yaitu Rindang 1, Rindang 2, Inpago 8, Inpago 10, Inpago 12, dan vub amphibi Inpari 42 GSR dan varietas lainnya Inpago Unsoed sebagai pembanding. Agrice Plus digunakan sebelum benih ditanam, serta pestisida nabati Bioprotektor dan pestisida anorganik untuk mengendalikan Organisme Penganggu Tanaman (OPT).
Biodekomposer agrodeko diaplikasikan untuk mempercepat dekomposisi material organik. Alat pertanian yang digunakan yaitu Atabela (alat tanam benih langsung) sistem larikan Aplikasi teknologi lainnya berupa perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) serta pengolahan lahan sempurna untuk lahan kering.
Kepala Badan Litbang Pertanian mengatakan kegiatan ini dapat memberikan bukti nyata kepada masyarakat bahwa lahan potensial seperti lahan kering di bawah tegakan tanaman perkebunan juga dapat dioptimalkan pemanfaatannya untuk integrasi tanaman perkebunan dan tanaman pangan, sehingga berdampak lebih produktifnya lahan dalam luasan yang sama.