Jakarta, Technology-Indonesia.com – Dari sekitar 34.1 juta hektare (ha) lahan rawa terdapat 19.1 juta ha sesuai untuk pertanian. Hingga saat ini lahan rawa yang sudah dimanfaatkan untuk pertanian sekitar 3.68 juta ha atau hanya 15% saja. Dengan demikian potensi lahan rawa untuk pertanian sangat besar.
Menteri Pertanian (mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa lahan rawa adalah solusi pangan nasional. “Karena itu, kita harus garap lahan rawa, tanami padi, sayuran, itik, dan ikan untuk sejahterakan petani,” kata Amran saat acara temu lapang dengan petani dan masyarakat Desa Tajau Landung, Kec Sungai Tabuk, Kab Banjar, Kalimantan Selatan (18/12/2018).
Lebih lanjut Amran mengatakan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) mulai tahun ini menggalakkan program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) di enam propinsi, yaitu Kalimantan Selatana, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, dan Sulawesi Selatan. “Mimpi besar saya adalah Kalsel menjadi pusat pertanian modern, semuanya full mekanis. Mulai dari olah tanah, tanam, pemeliharaan, panen, hingga gabah menjadi beras, semuanya gunakan alat mekanisasi pertanian,” ungkapnya.
Mentan berpesan agar petani Kalsel tidak boleh malas dan tidak kena sinar matahari di rumah artinya harus turun ke sawah. Apalagi anak muda harus giat ke sawah. Pemuda harus bangun pertanian Indonesia, pemuda dapat mengguncang dunia.
Bupati Banjar H Khalilurrahman menyambut baik program Kementan Serasi untuk membangun pertanian agar masyarakat Banjar sejahtera dan barokah. Bupati mengatakan bahwa masyarakat bertekad menjadikan Banjar menjadi lumbung pangan Kalsel atau menjadi Kindai Limpuar (lumbung berlimpah ruah).
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan kunci keberhasilan lahan rawa adalah pengelolaan air. Dengan tata air yang tepat dan introduksi varietas berumur genjah, indeks pertanaman dapat ditingkatkan dari 100 menjadi 200.
Selain itu dengan introduksi teknologi lainnya seperti padi Inpara, ameliorasi dengan dolomit, pemupukan berimbang, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT), produktivitas padi dapat ditingkatkan dari 2 menjadi 6 ton/ha. Dengan demikian maka produksi padi dapat meningkat 6 kali dalam satu tahun. Koesrini/SB