Jakarta, Technology-Indonesia.com – Peningkatan produktivitas lahan, termasuk lahan rawa tergantung pada teknologi pengelolaan tanah dan air, teknologi varietas, dan teknologi budidaya.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) terus mengembangkan varietas padi unggul lahan rawa. Hingga saat ini Balitbangtan telah melepas 21 varietas unggul hibrida (VUH) dengan potensi hasil tinggi. Varietas tersebut memiliki beberapa keunggulan ketahanan terhadap hama dan penyakit utama, dengan rata-rata produksi benih 1,5-2 ton per hektare (ha).
Salah satu jenis varietas unggul hibrida yang mampu tumbuh optimal di lahan rawa adalah HIPA 18. Varietas padi HIPA 18 merupakan persilangan 2 varietas berbeda yang memiliki produksi lebih tinggi karena pengaruh heterosisnya.
Selain melakukan pengembangan dan penelitian, Balitbangtan juga memberikan bantuan benih padi kepada petani. Melalui Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra), Balitbangtan menyerahkan benih padi unggul Hibrida Varietas HIPA 18 ke petani Tamban Catur, Kabupaten Kuala Kapuas (23/09/2019). Penyerahan bibit secara simbolis dilakukan oleh peneliti Balittra Ir. M. Saleh, MP.
Dr. Wahida Annisa Yusuf selaku penanggung jawab kegiatan mengatakan, “Ini adalah program dari kegiatan penelitian dan pengelolaan lahan pasang surut yang ramah lingkungan”.
Varietas HIPA 18, terangnya, merupakan varietas padi hibrida unggul dengan potensi produktivitasnya mencapai 12,8 ton/ha gabah kering panen (GKP), jauh di atas rata-rata nasional yang hanya sekitar 5 – 6 ton per hektare.
Varietas HIPA 18 mempunyai keunggulan tahan terhadap penyakit hawar daun, bakteri, blast dan tahan serangan hama wereng batang coklat. Padi ini mempunyai umur panen 113 hari dengan potensi hasil panen mencapai 10,3 ton gabah kering (GKG) per hektare. Padi HIPA 18 juga tahan rontok dan rebah, dengan tekstur nasi yang agak pulen (kadar amilosa 22,7%).
Varietas tersebut diharapkan bisa memenuhi keinginan petani untuk bisa digunakan di lahan-lahan subotimal potensial, seperti lahan pasang surut, dan pada musim tanam kedua nantinya diharapkan dapat mengungguli produktivitas dari varietas unggul Argo Pawon.
Sebelumnya, HIPA 18 mampu beradaptasi di lahan pasang surut potensial di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Kedepan, penggunaan varietas unggul hibrida ini diharapkan dapat menyumbang peningkatan produksi padi nasional sehingga dapat mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai lumbung pangan dunia 2045. (Vicca Karolinoerita)