Penggunaan Varietas Unggul dan Manajemen Air pada Teknologi Patbo Super

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Patbo Super merupakan paket teknologi budidaya padi dengan basis utama manajemen air dan penggunaan bahan organik untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dan peningkatan produktivitas padi sawah tadah hujan.

Patbo singkatan dari Padi Aerob Terkendali berbasis Bahan Organik. Dalam teknologi ini, tanaman padi dalam kondisi aerob, pemberian udara dengan pengairan macak macak atau seperlunya.

Komponen teknologi Patbo Super antara lain yaitu penggunaan varietas unggul baru (VUB) kelompok amfibi dan genjah; penggunaan bahan organik dan pupuk hayati; manajemen air; pengendalian gulma ; dan penggunaan alat mesin pertanian (Alsintan) untuk mengatasi kelangkaan tenaga kerja.

Varietas unggul padi amfibi merupakakn varietas yang dapat menyesuaikan diri pada kondisi banjir dan kekeringan. Sedangkan varietas genjah yaitu varietas umur pendek, yang berumur 105-124 HSS.

Varietas unggul amfibi antara lain Situ Patenggang, Situ Bagendit, Limboto, Inpari 38, Inpari 39, Inpago 8, Inpago 9. Varietas unggul genjah antara lain Dodokan, Inpari 10 Laeya, Inpari 30, Inpari 31, Inpari 33, Inpari 40, Inpari 42 (Agritan GSR), Inpari 43 (Agritan GSR).

Masih banyak varietas amfibi dan varietas padi genjah lainnya, bergantung pada ketersediaan benih dan kemampuan varietas tersebut menyesuaikan diri dengan kondisi lahan yang tersedia.

Padi adalah tanaman yang membutuhkan air. Karena itu, perlu pengaturan pemberian air secara makro atau mikro sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pengaturan air makro misalnya memanfaatkan sumber air dari: sumur pantek, sungai, embung, dan lain-lain seefisien mungkin.

Pengaturan air mikro secara mikro misalnya memberikan air sesuai kebutuhan tanaman yaitu pada fase vegetatif hingga stadia masak susu (reproduktif), dengan kondisitanah aerob/macak-macak. Untuk mengontrol tingkat kecukupan air dapat digunakan alat AWD (Alternate Wetting and Drying) atau pengairan basah kering, dengan memantau tingkat muka air tanah melalui pipa yang di tanamkan ke dalam tanah.

Bila muka air tanah menurun, sawah harus segera di airi, juga pada saat pengisian bulir. Sawah dikeringkan beberapa hari sebelum panen. (Sumber BPTP Jawa Barat).

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author