Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Fadjy Djufry di berbagai kesempatan menyampaikan harapan agar riset Balitbangtan diarahkan untuk mampu menghasilkan inovasi teknologi, yang meningkatkan produktivitas, mutu, ketahanan penyakit, dan atau berbagai tantangan lainnya. Sinergi diantara unit pelaksana teknis (UPT) Balitbangtan maupun lembaga penelitian lain termasuk perguruan tinggi perlu dilakukan agar sasaran tersebut tercapai.
Salah satu problem penting komoditas jeruk baik domestik maupun luar negeri adalah serangan penyakit Huanglongbing (HLB) atau dulu populer dengan sebutan CPVD (citrus vein phloem degeneration). Metode pemuliaan klasik hibridisasi tidak mampu mengatasi penyakit tersebut disebabkan tidak adanya plasma nutfah donor gen ketahanan HLB. Karena itu, bioteknologi menjadi alternatif untuk menghasilkan jeruk yang tahan HLB.
Pertemuan UPT Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BB Biogen) dengan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Sub Tropis (Balitjestro) untuk membahas kemajuan kolaborasi dan sinergi dalam riset jeruk, khususnya mengatasi ‘musuh bersama’ yang banyak merugikan petani jeruk melalui perakitan jeruk tahan terhadap penyakit Huanglongbing (HLB) telah dilakukan sejak 2016 sampai saat ini.
Hadir dalam pertemuan ini Kepala BB Biogen Mastur, Kepala Balitjestro Harwanto, Kepala Balittri Tri Joko Santoso, Wakil Rektor II IPB Agus Purwito, serta peneliti dari BB Biogen dan Balitjestro.
Kepala Balitjestro, Harwanto, saat membuka pertemuan memberikan arahan mengenai kegiatan kerjasama penelitian yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2016. “Saat ini terjadi penurunan luas areal tanam jeruk yang sangat signifikan, karena serangan penyakit citrus vein phloem degeneration (CVPD)/ (HLB) sehingga perlu percepatan untuk mendapatkan varietas jeruk yang tahan penyakit tersebut,” tuturnya.
Kepala BB Biogen, Mastur sangat mengapresiasi dengan adanya koordinasi dan sinergi pertemuan yang akan membahas progres dari kegiatan penerapan bioteknologi mutakhir khususnya genom editing.
“Alhamdulillah, peneliti kita mampu menguasai dan menerapkan teknologi tersebut. Kita harus terus evaluasi, dan kegiatan ini perlu dukungan semua pihak supaya betul-betul bisa menghasilkan jeruk tahan HLB dan dapat segera diterapkan, sehingga nanti kebun jeruk sehat dan bermutu kita akan semakin meluas. Harapan kita semua untuk swasembada jeruk itu bisa tercapai,” tutur Mastur.
Pada pertemuan tersebut disampaikan pemaparan hasil penelitian kerjasama BB Biogen dan Balitjestro oleh Mia Kosmiatin dengan topik ‘Perakitan jeruk unggul tahan CVPD/HLB melalui pendekatan bioteknologi: mutagenesis & seleksi in vitro dan genome editing’. Dari penelitian tersebut telah diperoleh beberapa galur mutan, baik hasil genome editing maupun mutagenesis in vitro yang terseleksi HLB secara in vitro dan in vivo di rumah kaca.
Acara diakhiri dengan sesi diskusi yang membahas hasil penelitian dan penguatan sinergi kerjasama selanjutnya untuk mempercepat perolehan varietas unggul baru jeruk yang tahan penyakit CVPD/HLB, khususnya melalui genome editing. (Sumber BB Biogen)