Enam Varietas Buah Lokal Buleleng Terima Sertifikat PVT

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berkolaborasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng dan petani lokal melakukan pendaftaran tanaman varietas lokal, agar keberadaan varietas tersebut dapat dilindungi.

Ada enam varietas yang didaftarkan ke Kementerian Pertanian (Kementan), yakni tiga varietas alpukat yang diberi nama albo madenan, alputi madenan, dan jebelo madenan. Selanjutnya satu varietas manggis yang diberi nama gempeng madenan, dan dua varietas durian yang diberi nama ki raja madenan dan mantun madenan.

Saat ini, keenam varietas buah lokal Desa Madenan, Kabupaten Buleleng tersebut telah mendapatkan sertifikat Perlindungan Varietas Lokal (PVT), dengan diterbitkannya Berita Resmi PVT dan Tanda Daftar Varietas Tanaman oleh Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementan.

Peneliti Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN, I Gusti Komang Dana Arsana menekankan pentingnya kolaborasi antara periset di bidang pertanian dengan Dinas Pertanian. Kolaborasi ini mutlak diperlukan, karena Dinas Pertanian memiliki pemahaman lebih mendalam mengenai potensi yang ada di daerah masing-masing.

“Di sisi lain, kami sebagai periset memiliki peran dalam melakukan riset pendahuluan, meliputi pengukuran morfologi tanaman dan pemilihan varietas tanaman sesuai kriteria tertentu. Sebagai contoh, varietas tanaman yang telah berkembang secara turun-temurun dapat menjadi salah satu kriteria yang kami pertimbangkan,” ungkap Dana.

Ia menguraikan, proses pengajuan PVT dimulai dengan usulan dari daerah di mana varietas tersebut berada. Varietas dipilih berdasarkan kriteria tertentu dan pemilik tanaman wajib mengisi formulir pendaftaran.

Tujuan dari PVT yang diberikan adalah mempromosikan varietas tersebut agar lebih dikenal secara luas. PVT merupakan hasil tahap awal, dan proses selanjutnya adalah pelepasan varietas lokal, selain memberikan perlindungan hukum terhadap keberadaan varietas tersebut.

Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng Gde Subudi mengungkapkan, pemilik tanaman yang sudah didaftarkan PVT agar dapat menjaga dan memelihara tanamannya. Pemeliharaan diperlukan agar tanaman dapat berproduksi dengan baik dan terjaga kelestariannya.

“Masih ada beberapa jenis tanaman lokal yang akan didaftarkan, kami masih menunggu penyusunan deskripsinya,” jelas Subudi.

“Kepada masyarakat di lokasi manapun agar yang memiliki jenis tanaman lokal dan memiliki keunggulan atau ciri khas tersendiri, sebaiknya berkomunikasi dengan Dinas Pertanian. Kami akan bantu mengkaji bersama dengan para periset untuk pendaftaran perlindungannya,” tambahnya.

Sebagai informasi, PVT merupakan suatu bentuk perlindungan hukum yang diberikan kepada jenis-jenis tanaman baru yang dihasilkan melalui pemuliaan atau pembiakan manusia. Tujuannya untuk memberikan insentif kepada para pemulia tanaman untuk mengembangkan varietas-varietas baru yang memiliki ciri-ciri unggul, seperti ketahanan terhadap penyakit, hasil yang lebih baik, atau sifat-sifat lain yang diinginkan.

Dalam beberapa kasus, perlindungan varietas tanaman juga dapat melibatkan hak untuk melarang orang lain menggunakan varietas tersebut tanpa izin.

Hal ini sejalan dengan pendapat Ketua Dewan Pengarah BRIN Megawati Soekarnoputri mengenai pentingnya mematenkan hak cipta hasil riset segera setelah ditemukan, agar tidak bisa diklaim pihak lain.

Saat pertemuan dengan para periset dalam acara “BRIN Mendengar”, di Kawasan Konservasi Ilmiah Bedugul Agustus lalu, Megawati menekankan agar para periset tidak hanya berfokus pada hasil riset yang diterbitkan di jurnal internasional semata. Lebih baik, riset dilakukan dengan tujuan memajukan Indonesia, dan berkontribusi nyata bagi kemajuan bangsa. (Sumber brin.go.id)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author