Triwulan Pertama 2018, Publikasi Ilmiah Indonesia Peringkat 2 ASEAN

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pada triwulan pertama 2018, jumlah publikasi ilmiah internasional Indonesia menempati urutan ke-2 di ASEAN. Indonesia berhasil melampaui Singapura dan Thailand.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, jumlah publikasi ilmiah Indonesia terindeks Scopus per 6 April 2018 sebanyak 5.125 publikasi, Singapura 4.948 publikasi, dan Thailand 3.741 publikasi. Sementara Malaysia ada di posisi pertama dengan 5.999 publikasi.

Sebelumnya pada 2017, Indonesia berhasil melampaui Thailand dengan jumlah publikasi ilmiah internasional mencapai angka 18.500 publikasi.

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan bahwa kuantitas publikasi ilmiah internasional Indonesia harus berbanding lurus dengan kualitasnya.

“Ini merupakan pencapaian yang sangat bagus bagi Indonesia. Namun permasalahannya jumlah publikasinya meningkat drastis, tapi sitasinya menurun. Untuk itu kualitas dari jurnal-jurnal yang ada di Indonesia harus didorong terus agar makin baik,” ungkap Nasir di Kantor Kemenristekdikti, Jakarta pada Selasa (10/4/2018).

Kualitas dari sebuah riset dapat dilihat dari kualitas publikasi ilmiahnya. Salah satu indikator dari kualitas publikasi yaitu indeks sitasi atau banyak tidaknya peneliti lain yang mengutip publikasi ilmiah tersebut. Indeks sitasi yang tinggi mencerminkan tingkat kualitas dari sebuah riset yang tinggi pula.

Dengan adanya momentum ini, Nasir mengingatkan agar para akademisi dan peneliti tidak hanya mengejar kuantitas namun juga diharapkan dapat menjaga kualitas publikasi ilmiahnya. Tentu publikasi bukan merupakan satu-satunya ukuran riset, tetapi kemanfaatan kepada masyarakat yang menjadi acuan utama.

Karena itu program untuk mendorong agar hasil riset dimanfaatkan oleh masyarakat harus terus digulirkan, antara lain melalui pengabdian kepada masyarakat. “Pada tahun ini program-program seperti itu dilakukan di berbagai tempat dengan berbagai skema sebanyak dua ribuan lebih. Semoga program-program tersebut semakin mendapat perhatian kita bersama,” imbuh Nasir.

Kemenristekdikti dalam tiga tahun terakhir terus menggenjot peningkatan jumlah publikasi ilmiah Indonesia. Hal itu dilakukan melalui berbagai kebijakan untuk mendorong para profesor, dosen dan peneliti untuk produktif menulis publikasi ilmiah. Namun, publikasi bukan hanya sebagai tugas dan kewajiban semata, tetapi menjadi tolok ukur keberhasilan sebuah riset.

Kebijakan Kemenristekdikti untuk mendongkrak publikasi ilmiah Indonesia antara lain melalui Permenristekdikti No. 20/2017 tentang Pemberian Tunjungan Profesi Dosen dan Tunjangan Kehormatan Profesor. Permenristekdikti 44/2015 yang mewajibkan para lukusan S2 dan S3 untuk berpublikasi.

Kemenristekdikti pada 2017 meluncurkan Science and Technology Index (SINTA), pengindeks publikasi dan sitasi jurnal ilmiah untuk mendorong kultur publikasi bagi dosen dan peneliti di Indonesia.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author