Menristekdikti Beri Penghargaan bagi Aktor Iptek dan Inovasi di Malam Apresiasi Hakteknas 2019

Denpasar, Technology-Indonesia.com – Malam Apresiasi Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-24 berlangsung meriah di Gedung Citta Kelangen, Institut Seni Indonesia (ISI) Bali, Selasa (28/8/2019). Malam apresiasi menjadi ajang pemberian anugerah Iptek dan penghargaan bagi para aktor inovasi untuk mendorong peningkatan kemampuan Iptek, yang diikuti penguatan inovasi nasional dalam mendukung kemandirian dan daya saing bangsa Indonesia.

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) telah menetapkan tiga besar Anugerah Iptek dan Inovasi 2019 dari delapan kategori yaitu, Kategori Budhipura, Kategori Budhipraja Kabupaten, Budhipraja Kota, Kategori Widyapadhi Universitas/Institut, Kategori Widyapadhi Politeknik, Kategori Prayoga Sala, Kategori Abyudaya, dan 9 Finalis Badan Usaha Milik Swasta Kategori Labdha Kretya.

Dalam kesempatan itu, Menristekdikti Mohamad Nasir terus mendorong hadirnya hilirisasi dan komersialisasi hasil riset kepada dunia usaha. “Riset tidak cukup, publikasi tidak cukup. Maka bagaimana riset, publikasi yang bisa menghasilkan prototipe, dan Inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat,” ungkapnya.

Menristekdikti juga memberikan apresiasi kepada enam Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang berada dibawah koordinasi Kemenristekdikti, yang selalu mendorong kontribusi dalam inovasi bangsa. Sehingga pada 2019 terdapat perubahan yang sangat signifikan dalam riset dan inovasi.

“Dulu startup atau inovasi yang dihasilkan para peneliti Indonesia selalu berada di bawah di Asia Tenggara. Bahkan patennya rendah. Saya waktu itu membandingkan dengan Iran, mereka mengembangkan startup dari tahun 2004-2014, berapa inovasi yang dihasilkan dalam 10 tahun, mereka menghasilkan 1000 start up,” terang Menteri Nasir.

Hal itulah yang menjadi tekad Menteri Nasir. Pada saat awal dirinya memimpin kemenristekdikti, hanya ada dibawah 15 startup dalam setahun. Namun pada 2019, startup yang sudah dibangun baik oleh LPNK, perguruan tinggi, masyarakat dan industri sudah tercipta sebanyak 1350 startup selama lima tahun.

“Untuk itu malam hari ini kita berikan penghargaan dan apresiasi. Para penerima apresiasi, harapan saya bisa menjadi lebih baik, dan menjadi inspirasi bagi yang lain,” ungkapnya.

Menristekdikti juga mengajak agar kegiatan Hakteknas terus disosialisasikan ke daerah. Sehingga dirinya menginisiasi sejak tahun 2016, Hakteknas digelar di daerah-daerah. Ternyata atensi publik terhadap riset dan inovasi semakin meningkat.

“Sejak tahun 2016, kami lakukan di luar kota, yakni Surakarta. Ada kenaikan inovasi daerah mulai muncul. Kemudian tahun 2017 di Makasar. Tahun 2018 di Pekanbaru Riau. Kali ini di Bali. Harapan saya bisa terus sosialisasikan ke daerah lain, untuk mendorong inovasi daerah,” ucapnya.

Ketua Pelaksana Hakteknas 2019, Jumain Appe menyebutkan penghargaan ini menjadi langkah Kemenristekdikti dalam memberikan motivasi bagi masyarakat untuk berinovasi bagi kemajuan bangsa. “Kita tahu karena hanya dengan menguasai Iptek dan Inovasi, kita menjadi bangsa yang maju dan mandiri,” ucap pria yang juga menjabat sebagai Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti.

Selain juga demi membangun iklim kondusif penguatan dan pengembangan inovasi sebagai outreach dari riset Iptek dalam penciptaan nilai tambah komersil, ekonomi dan atau sosial-budaya secara berkelanjutan. Serta memberikan dorongan kepada para pelaku inovasi baik individu, organisasi, maupun lembaga agar dapat terpacu dalam mewujudkan ide kreatif dalam penciptaan nilai tambah, baik sebagai individu maupun melalui kemitraan dan kerjasama antar unsur inovasi.

Tahun ini pelaksanaan anugerah Iptek dan Inovasi dilakukan melalui seleksi yang terpisah untuk kategori Budhipraja Kabupaten dan Kota. Seleksi Budhipura diikuti oleh 25 provinsi, Budhipraja Kabupaten 120 kabupaten, Budhipraja Kota sebanyak 29 kota. Sedangkan Widyapdhi 570 perguruan tinggi, Adhiyudha untuk kategori BUMN 4, dan swasta 11 industri.

“Sejak tahun 2018, seleksi penilaian menggunakan instrumen baru yakni indeks daya saing daerah, yang memiliki empat penilaian dari segi penguatan infrastruktur, sumber daya manusia, pasar dan ekosistem inovasi,” terangnya.

Rektor ISI Denpasar, I Gede Arya Sugiartha mengatakan malam apresiasi Iptek dan inovasi ini, menjadi bagian upaya kampus ISI memperkenalkan produk-produk inovasi dalam bidang seni, baik design busana, musik, karawitan dan tari. “Paling penting lagi, tropi yang akan dibagikan kepada pemenang didesign oleh mahasiswa design kami, dan dikerjakan oleh mahasiswa kriya kami,” tuturnya.

Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati memberikan dukungan dalam upaya kemajuan teknologi dan industri kreatif 4.0. Menurutnya, kemajuan teknologi jika tidak disikapi dengan bijak bakal menjadi tantangan tersendiri. Apalagi bagi Provinsi Bali yang memiliki kekuatan perekonomian dari destinasi wisata dan budaya. “Kita tidak menutup diri, bagaimana mensinergikan antara budaya dan teknologi,” ucapnya.

Karena itu, Provinsi Bali telah melakukan berbagai langkah. Sebanyak 1.453 desa adat saat ini telah terpasang WiFi secara gratis pada 2019. Untuk itu, dia berharap Bali menjadi smart provinsi pertama di Indonesia. Dengan demikian dapat membuka akses informasi dan pasar. “Karena permasalahannya, banyak hasil desa terbentur aspek pasar,” ucapnya.

Provinsi Bali juga sedang mengkaji sumber energi matahari sebagai pengganti energi fosil yang selama ini digunakan. “Kami juga sedang susun Pergub penggunaan kendaraan listrik. Ini upaya kami dalam menerima perkembangan teknologi yang ada saat ini,” ucapnya.

Menurutnya, pariwisata dan budaya sangat kompleks dan sensitif, apabila dihubungkan dengan kemajuan teknologi. Karena itu, Wagub berharap kepada rektor agar kiranya bisa menemukan riset dan inovasi bagaimana mengadopsi kemajuan teknologi namun tetap dapat mempertahankan budaya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author