TechnologyIndonesia.id – Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) merupakan wujud penghormatan terhadap pencapaian, dedikasi, dan semangat dalam memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Momen ini tidak hanya menjadi refleksi atas perjalanan panjang bangsa dalam membangun kapasitas riset, tetapi juga menjadi dorongan baru dalam menatap masa depan yang berbasis inovasi.
Dalam konteks global yang semakin kompetitif dan terdigitalisasi, teknologi memainkan peran sentral dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Karena itu, memperingati Hakteknas bukan sekadar mengenang sejarah, melainkan menegaskan komitmen Indonesia untuk terus memperkuat ekosistem riset dan inovasi yang inklusif, berkelanjutan, dan berdampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat.
Hakteknas berakar dari tonggak sejarah penting pada 10 Agustus 1995, ketika pesawat buatan anak bangsa, N-250, berhasil mengudara untuk pertama kalinya di langit Indonesia. Penerbangan perdana pesawat ini bukan sekadar pencapaian teknologi semata, tetapi juga menjadi simbol kebangkitan kepercayaan diri bangsa dalam membangun kemandirian di bidang teknologi tinggi.
N-250 dirancang oleh putra-putri terbaik Indonesia di bawah koordinasi seorang tokoh visioner yang dikenal luas sebagai pelopor teknologi nasional, yaitu Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie. Saat itu, Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang mampu mengembangkan dan menerbangkan pesawat turboprop berteknologi fly-by-wire secara mandiri.
Sejak momen monumental tersebut, tanggal 10 Agustus ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional. Setiap tahun, peringatan ini menjadi ruang konsolidasi bagi seluruh ekosistem riset dan inovasi, baik pemerintah, akademisi, industri, maupun masyarakat untuk memperkuat kolaborasi dalam menciptakan solusi berbasis sains dan teknologi bagi permasalahan bangsa.
Habibie dan Jejak Panjang Kebangkitan Teknologi Bangsa
Sejarah Hakteknas tidak dapat dipisahkan dari sosok Bacharuddin Jusuf Habibie, tokoh teknologi kelas dunia sekaligus Presiden ketiga Republik Indonesia. Habibie memiliki andil besar dalam meletakkan fondasi kuat bagi kemandirian teknologi bangsa.
Lulusan terbaik dari Jerman ini bukan hanya seorang teknokrat ulung, melainkan juga pemikir besar yang meyakini bahwa bangsa Indonesia memiliki kapasitas yang setara dengan bangsa maju lainnya jika diberi kesempatan, ruang, dan dukungan.
Habibie membawa pulang ilmu dan pengalamannya di bidang kedirgantaraan internasional untuk membangun Indonesia. Melalui pendirian berbagai institusi strategis seperti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan industri-industri strategis seperti IPTN, Pindad, dan PAL, Habibie mengorkestrasi kebangkitan teknologi dalam berbagai sektor—dari transportasi, pertahanan, energi, hingga informatika.
Teknologi, dalam pandangan Habibie, bukan hanya instrumen pembangunan fisik, tetapi juga alat untuk membebaskan bangsa dari ketertinggalan dan ketergantungan. Ia percaya bahwa kekayaan sejati bangsa ada pada sumber daya manusia yang unggul, kreatif, dan berdaya saing global. Karena itu, upaya sistematis dalam pengembangan teknologi harus selalu disertai dengan investasi pada pendidikan dan pengembangan kapasitas SDM.
Tahun 2025 menandai peringatan Hakteknas ke-30 tiga dekade sejak kebangkitan teknologi nasional dideklarasikan secara simbolik melalui keberhasilan penerbangan N-250. Selama tiga dekade ini, Indonesia telah melalui berbagai fase penting dalam pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berbagai lembaga penelitian dan pengembangan telah melebur dan bertransformasi dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), sebagai upaya untuk menyinergikan potensi riset secara nasional. BRIN menjadi institusi sentral dalam ekosistem riset Indonesia, yang mendorong kolaborasi lintas sektor dan memperkuat hilirisasi hasil riset ke industri dan masyarakat.
Peringatan Hakteknas ke-30 menjadi refleksi penting bahwa kemajuan teknologi tidak dapat dicapai secara instan. Perlu konsistensi, keberlanjutan kebijakan, pembiayaan riset yang memadai, dan komitmen dari semua pemangku kepentingan. Tiga dekade Hakteknas juga menunjukkan bahwa semangat teknologi bangsa tidak pernah padam, meski tantangan global dan nasional terus berubah.
Arah Baru Riset dan Inovasi untuk Indonesia Emas 2045
Menatap masa depan, kebangkitan teknologi nasional menjadi pondasi utama dalam menyongsong visi Indonesia Emas 2045. Pada tahun tersebut, Indonesia diproyeksikan menjadi negara maju dengan ekonomi terbesar keempat di dunia. Untuk mencapai hal ini, inovasi menjadi kunci transformasi dari negara berbasis sumber daya menjadi negara berbasis pengetahuan.
Penguatan riset dan inovasi perlu diarahkan pada isu-isu strategis bangsa, seperti ketahanan pangan, energi baru terbarukan, kesehatan berbasis bioteknologi, digitalisasi layanan publik, pengembangan teknologi maritim, dan teknologi kedirgantaraan.
Dalam konteks global yang dipenuhi disrupsi teknologi seperti kecerdasan buatan, robotika, dan big data, Indonesia harus mampu membangun kemandirian teknologi yang sesuai dengan kebutuhan nasional dan karakter lokal.
Selain itu, penting untuk memperkuat ekosistem inovasi yang berpusat pada kolaborasi antara pemerintah, akademisi, pelaku industri, dan komunitas masyarakat. Inovasi tidak cukup hanya diciptakan di laboratorium, tetapi harus menyentuh kehidupan nyata dan menjawab permasalahan sehari-hari.
Digitalisasi riset, pembentukan kawasan sains dan teknologi, serta penguatan startup berbasis teknologi menjadi elemen penting dalam mempercepat proses hilirisasi hasil penelitian. Pemerintah juga diharapkan terus mendukung kebijakan insentif bagi inovator dan periset, serta memperluas akses pembiayaan dan pasar bagi produk teknologi dalam negeri.
Generasi muda Indonesia merupakan pilar utama dalam mewujudkan masa depan teknologi bangsa. Potensi kreativitas, keberanian untuk berinovasi, dan literasi digital generasi muda menjadi keunggulan strategis yang harus dioptimalkan.
Dalam era digital saat ini, pemuda Indonesia telah menunjukkan kiprah yang luar biasa dalam berbagai bidang teknologi, mulai dari pengembangan aplikasi, pemanfaatan teknologi AI, hingga inovasi agritech dan healthtech. Namun, diperlukan sistem pendukung yang lebih kuat agar ide-ide brilian tersebut tidak hanya menjadi prototipe, tetapi dapat berkembang menjadi produk unggulan nasional.
Pendidikan vokasi, pelatihan teknologi, program inkubasi startup, serta konektivitas dengan pelaku industri global menjadi investasi penting bagi pengembangan SDM riset Indonesia. Generasi muda harus terus didorong untuk berpikir kritis, bersikap terbuka terhadap ilmu pengetahuan, dan berani mengambil peran sebagai agen perubahan berbasis teknologi.
Kebangkitan teknologi nasional tidak semata soal capaian laboratorium atau pengakuan internasional, tetapi lebih pada sejauh mana teknologi menjadi bagian dari sistem ketahanan nasional. Dalam konteks geopolitik dan tantangan krisis global seperti pandemi, perubahan iklim, dan konflik energi negara yang mampu mandiri secara teknologi akan lebih tangguh menghadapi krisis dan lebih cepat pulih.
Penguatan riset strategis nasional juga harus memperhatikan potensi sumber daya alam dan keanekaragaman hayati Indonesia. Inovasi berbasis kekayaan lokal, seperti bioteknologi, obat herbal, pangan fungsional, dan teknologi kelautan, harus menjadi prioritas. Dengan pendekatan ini, riset Indonesia tidak hanya berorientasi pada adopsi teknologi luar, tetapi juga penciptaan teknologi baru berbasis karakter bangsa.
Hari Kebangkitan Teknologi Nasional adalah pengingat bahwa kebangkitan teknologi bukanlah tugas satu lembaga atau satu generasi, tetapi proyek kolektif seluruh komponen bangsa. Perjalanan menuju kemandirian teknologi adalah proses panjang yang menuntut keberanian untuk bereksperimen, kegigihan dalam menghadapi kegagalan, dan komitmen untuk terus belajar dan beradaptasi.
Semangat yang pernah dinyalakan melalui penerbangan N-250 kini harus terus dijaga dan dikembangkan dalam berbagai bentuk inovasi yang lebih luas. Riset harus terus didorong, inovasi harus terus dilahirkan, dan teknologi harus terus menjadi bagian dari solusi bangsa.
Dalam semangat peringatan Hakteknas ke-30, Indonesia menegaskan kembali arah langkahnya sebagai negara besar yang siap bersaing di panggung dunia melalui kekuatan riset, inovasi, dan teknologi yang berdiri di atas karakter dan jati diri bangsa. (Sherly Julianti, Pranata Humas Badan Riset dan Inovasi Nasional)
Kebangkitan Teknologi Nasional: Momentum Emas untuk Masa Depan Riset dan Inovasi Indonesia
