KEMBALI MENANTI ENERGI ALTERNATIF

energi_alternatifJAKARTA – Beberapa waktu lalu, Kepala Balai Rekayasa Desain dan Sistem Teknologi BPPT Ir Soni Sulistia Wirawan M.Eng mengkhawatirkan bahwa Pertamina akan menurunkan kandungan FAME (Fatty Acid Methyl Ester) dalam biosolar dikarenakan lonjakan CPO (crude palm oil) yang tidak terkendali.

Hal itu, lanjut dia, semakin menaikkan ketergantungan Indonesia kepada BBM  untuk sektor transportasi. “Padahal, sekitar 60 persen BBM diserap sektor transportasi,” ujarnya.

Sementara itu, kata Soni, program bahan bakar gas juga belum berjalan baik kendati sudah dilaksanakan sejak 1980-an. “BBG membutuhkan infrastruktur baru, yaitu SPBG (stasiun pengisin bahan bakar gas). Hingga saat ini, hanya sekitar 7 SPBG yang ada di Jakarta,” ujarnya.

Di sisi lain, pernyataan Soni kembali mengingatkan begitu banyaknya masalah yang ada di seputar isu energi yang ada di tengah rencana pemerintah menaikkan harga BBM, yang banyak mendapat tentangan tersebut.

Selama ini, negeri ini terus bertumpu pada energi  yang berasal dari fosil. Setidaknya, itu juga terlihat dari pembangkit listrik milik PLTN yang 72 persennya dari bahan bakar fosil, terdiri atas gas, minyak bumi, dan batubara.

Sedangkan berbagai sumber daya lain, seperti angin, surya, air, ombak, dan panas bumi, belum optimal digunakan, walaupun sudah banyak riset yang menyatakan sumber itu layak untuk dikembangkan.

PLN memang juga memiliki pembangkit listri tenaga air, tapi itu masih dalam kisaran persentase yang tidak jauh dari 10 persen.

Sedangkan potensi energi gelombang juga masih lebih banyak dalam kajian riset. Padahal sejumlah peneliti menyebut laut Indonesia dapat dijadikan sumber energi yang terbarukan. Belum lama ini, BPPT juga mengembangkan pembangkit energi gelombang yang dipasang di tengah laut.

Menurut data Indonesia Power, potensi energi panas bumi di Indonesia baru dimanfaatkan sebesar lima persennya. Sedangkan pembangkit PLN yang sumber energinya dari panas bumi baru berkisar dua persen dari seluruh daya yang dimiliki perusahaan listrik itu.

Padahal, potensi tenaga panas bumi tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, terutama di  di Sumatera sebesar 4.885 megawatt, di Jawa-Bali sebesar 8.101 megawatt, di Sulawesi sebesar 1.500 megawatt, dan di pulau-pulau lainnya sebesar 1.550 megawatt.

Setidaknya, sejumlah data yang diungkapkan kembali itu mengingatkan bahwa  banyak potensi yang dimiliki negara ini belum digarap serius, sementara perdebatan soal harga BBM memicu kerusuhan di mana-mana.  (hape)

 

tes gambar dlm konten

{joomplu:2}

You May Also Like

More From Author