Jakarta, Technology-Indonesia.com – Syafinatun Naja, siswi SDS Muhammadiyah 24 Jakarta berhasil meraih Juara Pertama Kompetisi Poster Sains Antariksa yang digelar Pusat Peraga Iptek (PP-Iptek) Kemenristekdikti di Jakarta, Sabtu (1/9/2018). Poster karya Syafinatun menyisihkan poster karya 148 pelajar dari 80 Sekolah Dasar di wilayah Jabodetabek.
Juara Dua kompetisi ini diraih Ajengdilla Anjani (SDN 02 Pondok Labu), dan Juara Tiga diraih Kalisha Athaya Mahira (SD Pertiwi). Poster karya Kennard Dwiandra Putra (SD Santa Ursula BSD) meraih Juara Harapan I. Sementara Juara Harapan II diraih Mikhael Cahaya Surya (SDN Cihampar 3 Bogor) dan Juara Harapan III diraih Lintang Dwi Anggoro (SDN Kalisari 02 Pagi).
Kompetisi pembuatan poster sains antariksa untuk siswa Sekolah Dasar berusia 8 – 11 tahun ini mengangkat tema “My Home in Space (Rumahku di Ruang Angkasa)”. Kompetisi poster digelar PP-Iptek bekerja sama dengan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) dan Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA).
Direktur PP-Iptek, Syachrial Annas mengungkapkan Kompetisi Poster Sains menjadi salah satu kegiatan pada Asia Pacific Regional Space Agency Forum (APRSAF) yang akan digelar di Singapura pada November 2018. Hasil karya Juara I, II, dan III akan dikirim ke ajang APRSAF ke-25 untuk berkompetisi dengan poster-poster hasil karya peserta dari negara lain.
“Setiap tahun sejak 2010 hasil karya poster anak Indonesia selalu menempati posisi Juara Favorit dalam ajang APRSAF Poster Contest yang diselenggarakan di berbagai negara,” ungkap Syachrial di gedung PP-Iptek, area kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Sabtu (1/9/2018).
Kompetisi ini, lanjutnya, berguna untuk meningkatkan kecintaan generasi muda terhadap bidang sains pada umumnya dan kecintaan terhadap alam semesta beserta isinya pada khususnya, serta mewadahi bakat-bakat seni untuk lebih berkreasi dan berprestasi.
Syachrial mengungkapkan, jumlah peserta Kompetisi Poster Sains Antariksa tahun 2018 meningkat. Tahun lalu, kompetisi ini diikuti sekitar 130 pelajar.
“Gambar dalam poster merupakan imajinasi dari peserta tentang kehidupan di antariksa. Ini bukan lomba mewarnai tapi desain poster terkait ruang angkasa. Dari kertas putih mereka ciptakan gambar sendiri,” terangnya.
Untuk penilaian poster, PP-Iptek menggandeng juri dari beberapa perguruan tinggi, seperti Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), dan Insititut Seni Budaya Indonesia (ISBI). Sebelumnya, PP-Iptek hanya melibatkan satu perguruan tinggi yaitu UNJ, kali ini juri lebih beragam agar penilaiannya lebih baik.
“Penilaian poster berdasarkan kesesuaian dengan tema, menggambarkan ruang angkasa dan tampilan seninya seperti proporsi, warna dan lain-lain,” ujar Syachrial.
Ke depan, terang Syachrial, PP-Iptek akan menggelar event yang lebih beragam. Pada akhir September 2018, pihaknya akan menggelar Konferensi Asosiasi Sains Center Indonesia untuk menggali ide lomba-lomba berjenjang dari daerah ke tingkat nasional.
Sementara, PP-Iptek sudah memiliki dua agenda yaitu kompetisi membuat pesawat karet kerjasama dengan PT Dirgantara Indonesia, serta kompetisi pembuatan antena yang bisa mengakses ke satelit Lapan.
“Intinya anak-anak kita ajak agar punya daya kreativitas terkait sains agar lama-lama mereka tertarik dengan sains,” tutup Syachrial.