Indonesia Buka 9 Platform Kolaborasi Riset dengan Negara ASEAN

TechnologyIndonesia.id – Indonesia melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) membuka sembilan platform kolaborasi riset dengan negara-negara anggota ASEAN dan mitra dialog (dialogue partner). Mulai dari ekspedisi kelautan, arkeologi, nuklir, keantariksaan, hingga biologi struktur.

Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko menyampaikan hal tersebut seusai penutupan rangkaian kegiatan ASEAN Ministerial Meeting on Science, Technology and Innovation (AMMSTI) – 21 2025 dan ASEAN Committee on Science, Technology and Innovation (COSTI) – 87 2025 yang digelar pada 16-20 Juni 2025.

Menurut Handoko, forum ini menjadi momentum meningkatkan positioning Indonesia di kancah global. Termasuk membuka kesempatan para periset berkolaborasi lebih luas lagi.

“Sembilan platform kolaborasi tersebut memang sudah berjalan, untuk kemudian dijadikan platform kolaborasi bagi negara-negara sahabat di lingkungan ASEAN, termasuk negara-negara dialogue partner, seperti Jepang, Australia, China, Uni Eropa, Inggris, Korea Selatan, dan juga Amerika Serikat,” kata Handoko, di Media Lounge, Gedung B.J. Habibie, Jakarta, Jumat (20/6/2025).

Kolaborasi riset yang disepakati setelah pertemuan AMMSTI-21 dan COSTI-87 2025 ini, meliputi pertama, ekskavasi arkeologi prasejarah di Bumi Ayu, Brebes, Jawa Tengah. Kedua, ekspedisi biodiversitas darat.

Ketiga, ekspedisi kelautan, baik aspek biodiversitas maupun geologi. Keempat, platform kolaborasi antariksa, khususnya, penginderaan jauh. Kelima, pengamatan langit selatan di Timau, Nusa Tenggara Timur.

Keenam, teknologi nuklir berbasis akselerator, termasuk pengolahan limbah dan revitalisasi fasilitas nuklir. Ketujuh, platform kolaborasi banana for food.

Platform kolaborasi ini menciptakan varietas pisang khusus untuk pangan, misalnya tepung pisang. Awalnya, riset ini bekerja sama dengan Afrika yang makanan utamanya tepung pisang, bukan pisang untuk buah, ya. Karena 80 persen sumber genetik pisang ada di Indonesia,” jelas Handoko.

Kedelapan, biologi struktur, seperti riset genomik yang mengekstrak data-data molekuler, baik flora, fauna, manusia, dan sebagainya. Serta kesembilan, pemanfaatan riset biologi struktur tersebut untuk pengembangan obat, pengobatan presisi, dan sebagainya.

Handoko menekankan bahwa biologi struktur merupakan topik riset yang paling diminati untuk dikolaborasikan. Mengingat, hampir semua negara anggota ASEAN kaya akan biodiversitas.

Handoko juga menambahkan bahwa banyak dari inisiatif tersebut berangkat dari permasalahan bersama, seperti perubahan iklim, polusi laut, dan pengelolaan keanekaragaman hayati. Ia mencontohkan pentingnya kerja sama dalam ekspedisi laut dan penggunaan data citra satelit yang cakupannya melintasi batas negara.

“Banyak problem kita itu problem bersama. Hewan atau polusi tidak mengenal batas negara. Oleh karena itu, riset harus dilakukan lintas batas,” tegasnya. (Sumber: brin.go.id)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author