Mewujudkan Pertanian Berkelanjutan di Indonesia

Judul buku : Mewujudkan Pertanian Berkelanjutan: Agenda Inovasi Teknologi dan Kebijakan
Penelaah : Tahlim Sudaryanto, Ismeth Inounu, Irsal Las, Elna Karmawati, Sjamsul Bahri, Bahagiawati A Husin, dan I Wayan Rusastra
Penerbit : IAARD PRESS, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Tebal : ix + 572 Halaman
Cetakan : I, Agustus 2018

Technology-Indonesia.com – Salah satu tantangan pembangunan pertanian kedepan adalah mempertahankan keberlanjutan untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani. Perspektif pertanian berkelanjutan perlu ditempuh mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar sementara sumberdaya alam sangat terbatas. Selain itu, pencapaian pertanian berkelanjutan sudah menjadi komitmen negara dalam rangka menerapkan Sustainable Development Goals (SDGs).

Pertanian berkelanjutan secara umum adalah pemanfaatan sumberdaya lahan, air dan bahan tanaman untuk usaha produksi bersifat lestari menghasilkan produk pertanian secara ekonomis dan menguntungkan. Pertanian berkelanjutan berarti usaha pertanian dapat dilaksanakan pada sumberdaya lahan yang bersangkutan secara terus-menerus dan menguntungkan.

Namun pemaknaan tersebut baru ditinjau dari segi agronomis produksi. Ahli lingkungan mungkin menghendaki pertanian berkelanjutan dengan menekankan pada kelestarian mutu lingkungan, keseimbangan agroekosistem dan kelestarian keanekaragaman hayati. Pihak lain seperti para pelaku industri pengolahan, supplier produk pertanian dan pelaku pasar, mungkin memaknai pertanian berkelanjutan sebagai usaha pertanian yang mampu memasok produk bermutu tinggi, aman konsumsi, stabil dan kontiyu sepanjang masa.

Bagi petani, sebagai pelaku utama usaha pertanian, memaknai usaha pertanian berkelanjutan sebagai usaha produksi yang mampu menghasilkan produk secara stabil dan optimal, dengan masukan sarana produksi yang relatif rendah serta hasil jual produk memberikan keuntungan ekonomis yang layak bagi kehidupan keluarga.

Walaupun dimensi cakupan kepentingan pertanian berkelanjutan oleh empat golongan masyarakat tersebut berbeda dan substansi pemaknaannya juga berbeda, namun ke empatnya dapat dianggap syah atau valid bagi pandangan dan kepentingannya masing-masing. Ke empat golongan tersebut menekankan terjaminnya kelestarian fungsi sumberdaya lahan dan lingkungan.

Buku ini membahas berbagai aspek terkait pertanian berkelanjutan, yaitu pada aspek pengelolaan sumberdaya alam, sistem produksi pada subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan, serta aspek sosial ekonomi dan kebijakan. Bab terakhir dari buku ini membahas arah kebijakan dan peta jalan yang perlu ditempuh untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan.

Sebagian artikel yang dimuat dalam buku ini dibahas dalam acara “Bimbingan Teknis Mempersiapkan KTI Tinjauan (Review), Penulisan Buku, dan Policy Brief” yang dilaksanakan Forum Komunikasi Profesor Riset dan Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian pada 1-2 Nopember 2017 di Bogor, Jawa Barat.

Buku ini terbagi dalam 5 Bab yang terkait dalam sistem pertanian berkelanjutan. Pada Bab 2 tentang Pengelolaan Lingkungan Dan Sumber Daya Lahan Pertanian dibahas bagaimana pentingnya konservasi tanah dan air sebagai komponen utama sistem pertanian berkelanjutan. Komponen penting lainnya adalah penggunaan pestisida sesuai prinsip pertanian berkelanjutan, aplikasi biopestisida ramah lingkungan untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman perkebunan, pemanfaatan biogas, dan lain-lain

Bab 3 membahas Sistem Produksi Pertanian seperti agribisnis ubikayu, teknologi pengolahan jagung, sistem produksi benih bermutu, teknologi pascapanen padi, hingga teknologi budidaya lada ramah lingkungan dalam mendukung sistem perkebunan berkelanjutan.

Sementara Bab 4 tentang Sosial Ekonomi dan Kebijakan membahas faktor yang mempengaruhi dan arah perubahan pola konsumsi pangan berkelanjutan, penyelarasan regulasi pertanian, serta pentingnya lembaga petani berdaulat untuk mendukung pertanian berkelanjutan. Bab ini juga membahas analisis prospek perdagangan pertanian berkelanjutan Indonesia di pasar dunia.

Pada bagian penutup, Pantjar Simatupang dari Pusat Sosial Ekonomi Pertanian, Balitbangtan menekankan bahwa kepatuhan terhadap prinsip-prinsip pertanian berkelanjutan adalah perkara hidup-mati pertanian di Indonesia. Perpaduan desakan fenomena degradasi agroekosistem dan lingkungan, perubahan iklim, serta gerakan global, telah mendorong implementasi pertanian berkelanjutan bagi setiap negara.

Menurut Pantjar, penggalian stok pengetahuan di komunitas dan peneliti, termasuk yang dimuat dalam buku ini, mengerucut pada satu kesimpulan bahwa pertanian berkelanjutan harus dan siap diimplementasikan di Indonesia. Namun, realitas di Indonesia menunjukkan bahwa perwujudan pertanian itu masih jauh dari harapan.

Ada kesenjangan antara komunitas ilmuan-peneliti dengan komunitas pembuat kebijakan, bisnis, dan masyarakat umum. Kesiapan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) di tingkat komunitas peneliti adalah syarat perlu namun tidak cukup untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan di Indonesia.

Tindak lanjut yang dipandang perlu untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan di Indonesia adalah perumusan konsep dasar dan operasional pertanian berkelanjutan, penerbitan aturan perundangan pendukung penyelengaraannya, dan internalisasi prinsip pertanian dalam program nasional pembangunan pertanian.

Buku terbitan IAARD Press, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ini memuat tinjuan lengkap dan komprehensif tentang pertanian berkelanjutan di Indonesia. Karena itu buku ini perlu dibaca sebagai salah satu referensi dalam mengimplementasikan pertanian berkelanjutan di Indonesia.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author