Korea-Indonesia Kembangkan Aplikasi Pengelolaan Perairan dengan Satelit Geostasioner

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Workshop Internasional Satelit Laut Korea-Indonesia telah sukses diadakan pada 5 Desember 2022 di Hotel Aryaduta, Jakarta. Workshop ini digelar dalam rangka pelaksanaan Proyek Official Development Assistance (ODA) Berjudul “Pembentukan Sistem Aplikasi Pengelolaan Perairan Indonesia Menggunakan Satelit Geostasioner Korea”.

Proyek ODA ini diselenggarakan antara Kementerian Samudera dan Perikanan Republik Korea, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Korean Hydrographic and Oceanographic Agency (KHOA), Korea Institute of Ocean Science and Technology (KIOST) yang merupakan lembaga resmi Korea sebagai pelaksana Proyek ODA serta bersama Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC) sebagai focal point dalam mendukung kelancaran pelaksanaan proyek ODA.

Korea-Indonesia MTCRC merupakan pusat penelitian bersama antar pemerintah di bidang Ilmu dan Teknologi Kelautan antara Korea yang diwakili oleh KIOST atas nama MOF (Ministry of Oceans and Fisheries) dan Indonesia yang diwakili oleh ITB dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

Tujuannya untuk memperkuat dan mempromosikan kerjasama praktis di bidang ilmu dan teknologi kelautan antara kedua negara. MTCRC sebagai lembaga resmi Korea yang melaksanakan proyek ODA, memiliki tanggung jawab sebagai jembatan untuk mendukung proyek-proyek di Indonesia.

Direktur Korea MTCRC, Dr. PARK Hansan dalam sambutannya mengatakan proyek ini diharapkan dapat mengembangkan sistem pemanfaatan data satelit geostasioner Korea untuk meningkatkan kemampuan dalam mengelola perairan Indonesia.

“Apabila proyek ini dapat terimplementasi dengan baik, maka proyek ini akan menjadi salah satu bentuk dukungan yang penting bukan hanya untuk isu kelautan di Indonesia, namun isu skala global juga dapat teratasi,” kata Dr. PARK Hansan.

Indonesia memiliki komitmen dan mengambil tindakan untuk melindungi, dan mengelola sumber daya alamnya secara berkelanjutan serta mengembangkan ekonomi ke tahap ekonomi biru.

Proyek ini bertujuan mengembangkan sistem pemanfaatan data satelit Korea, serta meningkatkan kapasitas Indonesia dalam mengelola perairan Indonesia melalui berbagi pengetahuan dan teknologi di sektor kelautan melalui teknologi penginderaan jauh.

“Kami menyambut semua peluang dan sangat menghargai upaya kolektif kedua negara untuk kerja sama, dan tindakan kolaboratif termasuk program peningkatan kapasitas,” kata Firman Hidayat selaku Plt. Deputi Sumber Daya Maritim Kemenkomarves.

Ketua Dewan Penasehat MTCRC, Dr. Safri Burhanudin menambahkan bahwa pentingnya Proyek ODA ini juga tidak hanya tentang serah terima peralatan tetapi juga peningkatan kapasitas dan pelatihan untuk mendukung pemerintah, dan beberapa instansi lembaga serta banyak perguruan tinggi di Indonesia.

Agenda workshop ini terdiri dari tiga sesi yang berisi presentasi dari 3-4 pembicara di setiap sesinya. Sebanyak 10 pembicara yang diundang dari dua negara, Korea dan Indonesia. Diantaranya Dr. CHOI Jongkuk dan Dr. SON Young-baek dari KIOST; Prof. LEE Seung-guk dan Prof. CHOI Joon-myung dari Pukyong National University; dan Prof. KIM Won-guk dari Pusan National University.

Pembicara selanjutnya Prof. Dr. Ir. Vincentius Siregar, DEA dari IPB University; I Wayan Gede Astawa Karang dari Universitas Udayana; Muhammad Kamal, S.Si., M.GIS., Ph.D. dari Universitas Gadjah Mada; serta Dr. Ir. Imam Mudita M. Eng. Sc. dan Muhammad Hafizt dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Para pembicara berbagi pengalaman pada poin-poin vital seperti aplikasi dan pemanfaatan penginderaan jauh untuk sektor kelautan di mangrove, karang dan air laut. Pembicara dari Korea berbagi materi terkait pemanfaatan satelit Korea, GOCI (Geostationary Ocean Color Imager), untuk memantau sedimen, karang, alga, dan vektor arus.

Workshop Internasional satelit laut Korea-Indonesia ini telah dihadiri oleh kurang lebih 100 peserta baik dari Korea maupun Indonesia dari berbagai macam latar belakang instansi seperti BRIN, KKP, BMKG, Pushidrosal, STTAL, ITB, IPB, UNHAS, UNUD, UNDIP, UNPATTI dan UMRAH.

Pada akhir acara Ivonne M. Radjawane, Ph.D. selaku direktur Indonesia MTCRC mengungkapkan bahwa kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak sangat penting untuk keberlangsungan dan kesuksesan proyek antara kedua negara ini.

Ivonne berharap bahwa transfer teknologi dan pengetahuan dapat dimanfaatkan sebaik baiknya terutama pemantauan kondisi alam melalui satelit laut untuk kepentingan pemerintah, institusi penelitian dan pendidikan maupun para pengguna lainnya.

Dr.CHOI Jongkuk selaku manajer Proyek ODA Pemanfaatan Satelit Laut mengatakan “Saya merasakan keinginan yang kuat dari pemerintah Indonesia untuk kerjasama dengan Korea dan antusiasme akademik para peneliti Indonesia.

Ia berharap workshop ini dapat memfasilitasi hubungan yang erat antara kedua pemerintah dan mengaktifkan penelitian bersama untuk mendapatkan hasil yang bermanfaat.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author