Jakarta, Technology-Indonesia.com – Memperingati ulang tahun ke-32 Kapal Riset (KR) Baruna Jaya, Balai Teknologi Survei Kelautan (Teksurla) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mempersiapkan diri menuju Zona Integritas melalui Deklarasi Pakta Integritas. Balai Teksurla juga melakukan peluncuran buku 3 Dekade Armada Kapal Riset Baruna Jaya BPPT 1989-2019 “Mengabdi untuk Kejayaan Maritim NKRI”.
Kepala BPPT, Hammam Riza mengungkapkan bahwa keberadaan Balai Teksurla yang merupakan salah satu satuan kerja (satker) di BPPT tidak terlepas dari sejarah pengadaan Kapal Riset Baruna Jaya BPPT. Untuk melakukan inventarisasi potensi sumberdaya laut, the founding father BPPT, Prof. Dr. Ing. BJ. Habibie menetapkan pelaksanaan program KR. Baruna Jaya melalui serangkaian pengadaan KR Baruna Jaya I, II dan III dari 1985-1986 dan KR Baruna Jaya IV pada 1993.
Semenjak tiba KR. Baruna Jaya tahap I pada 5 Mei 1989 dibentuk Tim Pengelola KR. Baruna Jaya dengan Ketua Dipl. Ing. Basrie M. Ganie untuk Program Inventarisasi Sumberdaya Laut. Peristiwa ini menjadi tonggak kelahiran KR Baruna Jaya BPPT yang dalam perjalanannya melaksanakan kegiatan baik dalam project based (sampai dengan 1998), maupun dibawah unit kerja eselon, seperti Unit Pelaksana Teknis (1998-2004) hingga Balai Teksurla (2004-sekarang).
“Sebagai unit Satuan Kerja yang melaksanakan fungsi pelayanan teknologi survei dan observasi kelautan, Balai Teksurla memiliki berbagai keunggulan kompetensi dan kemampuan untuk Pemetaan, Infrastruktur laut, Met-Ocean, EBA, Kebumian, Eksplorasi Migas, Geodinamika, Kebencanaan, Perikanan dan Lingkungan laut,” kata Hammam dalam peringatan HUT 32 Tahun Baruna Jaya di Jakarta pada Rabu (9/5/2021).
Acara ini dihadiri oleh founding fathers Baruna Jaya – BPPT, Prof. Dr. Ir. Indroyono Soesilo, M.Sc, Ir. Makmuri, para mantan Kepala Balai Teksurla, alumni (pensiunan), staf yang diperbantukan di kementerian/lembaga lain serta seluruh pegawai Balai Teksurla baik secara daring maupun luring melalui zoom meeting.
Pada kesempatan tersebut, Hammam menerangkan capaian yang telah ditorehkan oleh Balai Teksurla dengan wahana utamanya KR. Baruna Jaya. Beberapa milesstone kinerja ditorehkan diantaranya melalui project Marine Resource and Evaluation Project (MREP) pada 1993-1995, Survei Arus Lintas Indonesia (Arlindo) 1991-1999, dan Survei Pengkajian Sumberdaya Laut (PPSPL) 2001-2002. Capaian lainnya adalah Ekspedisi INDEX SATAL 2010 kerjasama dengan Amerika Serikat untuk mengkaji berbagai aspek laut dalam di Laut Sulawesi, Survei Landas Kontinen Ekstensi Indonesia di Barat Aceh (2009), di utara Papua (2019) dan di Barat Sumatra (2020), dan sebagainya.
Balai Teksurla juga berkiprah dalam melaksanakan berbagai tugas prioritas Nasional seperti Program Penguatan dan Pengembangan InaTEWS terutama untuk deployment Buoy Tsunami dan Survei Laut Jalur kabel Ina-CBT (Cable Based Tsunameter).
“Dalam bidang kebencanaan, utamanya Program Penguatan dan Pengembangan Ina-TEWS, saat ini peran dari Balai Teksurla dengan KR. Baruna Jayanya sangat penting dalam turut menjamin dan beroperasinya Buoy Tsunami di perairan Indonesia melalui operasi survey deployment dan recovery maintenance buoy, juga berperan penting dalam perencanaan jalur kabel serat optik untuk cable-based tsunameter yang dikembangkan BPPT,” terang Hammam.
Melalui program nasional untuk stabilitas pertahanan dan keamanan masional dalam penentuan Landas Kontinen Indonesia, ungkap Hammam, BPPT menjadi mitra strategis Badan Informasi Geospasial (BIG) dalam keberhasilan Ektensi Landas Kontinen Indonesia. Dimulai tahun 2004 yang berhasil menambah wilayah LKI di Barat Aceh, kemudian 2019 melakukan submisi ke PBB untuk wilayah LKI utara Papua, dan pada 2020 berhasil melakukan survei untuk LKE di barat Sumatra.
Dalam mendukung program nasional infrastruktur dan pemerataan wilayah melalui perluasan teknologi informasi dan komunikasi dengan Jaringan Tulang Punggung Serat Optik Nasional (Palapa Ring), BPPT melalui kepercayaan berbagai mitra melakukan survey penentuan jalur kabel serat optik untuk komunikasi, baik untuk Palapa Ring Barat maupun Timur.
Tidak kalah pentingnya, BPPT melalui Balai Teksurla selalu berhasil dan mendapat apresiasi dari pemerintah dan mitra kerja dalam misi sosial kemanusian SAR seperti pencarian black box pesawat yang mengalami kecelakaan dan tenggelam di laut, serta berbagai pencarian korban dan kapal tenggelam lainnya.
Menurut Hammam, hal ini tentu tidak dibangun dengan seketika tetapi melalui proses yang panjang dengan upaya peningkatan sarana-prasarana melalui revitalisasi peralatan dan wahana, dedikasi SDM dan kerja bersama dengan etos kerja BPPT melalui Solid, Smart dan Speed.
“Kedepan, semangat dedikasi, kerjasama ini terus dapat dipertahankan dan ditingkatkan, dan melalui komitmen bersama pembangunan integritas yang saat ini juga sedang dicanangkan oleh Balai Teksurla, maka integritas, kinerja dan pelayanan pima dapat dilakukan dengan baik,” pungkasnya.
Selain Deklarasi Pakta Integritas, pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan peluncuran buku 3 Dekade Armada Kapal Riset Baruna Jaya BPPT 1989-2019 “Mengabdi untuk Kejayaan Maritim NKRI”. Buku ini berisi sejarah serta dokumentasi kegiatan pelaksanaan riset, observasi, inovasi dan layanan teknologi serta bakti teknologi survei kelautan baik yang berskala nasional maupun internasional.