LIPI Akan Uji Klinik Kandidat Immunomodulator Herbal Indonesia

Bogor, Technology-Indonesia.com – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah membentuk Gugus Tugas Pelaksana Riset dan Inovasi Percepatan Penanganan COVID-19 sejak 23 Maret 2020. Hingga saat ini, salah satu dari satuan Gugus Tugas yang telah dibentuk oleh LIPI tersebut sedang mengembangkan Bahan Baku Obat (BBO) herbal yang berasal dari kekayaan biodiversitas Indonesia.

Penelitian dan pengembangan terhadap produk BBO Indonesia ini difokuskan pada kegiatan uji klinik terhadap komoditas herbal asli dari biodiversitas Indonesia, dan/atau komoditas herbal yang sudah dapat dikultivasi di Indonesia, sebagai kandidat immunomodulator (pengatur sistem kekebalan tubuh). Target dari uji klinik ini adalah pasien yang memiliki indikasi positif Covid-19 dengan pneumonia ringan, dan telah dikonfirmasi dengan menggunakan uji Real-Time Reverse-Transcription Polymerase Chain Reaction (Real-Time RT-PCR).

“Tujuan utama dari uji klinik ini adalah untuk mengetahui efektivitas dan keamanan, atau ada tidaknya kejadian yang tidak diinginkan dari kombinasi herbal Indonesia sebagai kandidat imunomodulator dengan dosis yang sesuai untuk pasien Covid-19,” jelas Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko pada acara Sci-Binar Talk to Scientists “Covid-19, Peneliti, dan Dokter” pada hari Senin (18/5/2020).

Eksplorasi, konservasi dan pemanfaatan bahan-bahan alami dalam bentuk herbal telah sejak lama dilakukan LIPI. “Kini melalui riset herbal, jahe merah, meniran, cordyceps, sambiloto, daun sembung dan beberapa hebal lainnya difokuskan untuk diekstrasi guna menghasilkan senyawa aktif sebagai immunomodulator Covid-19,“ ujarnya.

Handoko menyebutkan agenda penelitian pada bulan Maret hingga April 2020 adalah pengkajian ilmiah terhadap beberapa komoditas herbal Indonesia yang diperkirakan memiliki aktivitas imunomodulator. Kegiatan pengkajian ilmiah ini dikerjakan oleh tim peneliti LIPI, Universitas Gadjah Mada (UGM) dan PT. Kalbe Farma Tbk.

“Selanjutnya, hingga bulan Juni nanti akan dilaksanakan uji klinik oleh Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Badan Litbang Kesehatan, dan tim dokter Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, serta pendampingan regulasi dari BPOM,” terangnya.

Handoko menjelaskan Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) sangat mendukung penyusunan protokol bersama tersebut dan rencana pelaksanaan uji klinis di RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran untuk percepatan penanganan Covid-19 sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Peneliti Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI sekaligus koordinator dari Gugus Tugas Pengembangan Imunomodulator berbasis Herbal Indonesia, Masteria Yunovilsa Putra, menjelaskan saat ini kombinasi herbal Indonesia yang diharapkan mampu untuk mengatasi Covid-19 ini sudah diformulasikan, sehingga sudah ada prototipe dan data stabilitasnya.

“Nantinya, akan ada dua produk untuk diuji cobakan dan kedua produk tersebut telah memiliki nomor izin edar BPOM,” jelasnya.

Masteria menuturkan, saat ini LIPI dan Ristek-BRIN berkolaborasi dengan 10 institusi untuk melakukan uji klinis terhadap kandidat immunomodulator yang berasal dari tanaman herbal. Jahe merah, cordyceps, sambiloto, meniran dan daun sembung akan diformulasikan menjadi immunomodulator bagi pasien covid-19 yang berstatus pneumonia ringan.

“Obat herbal ini sifatnya mengobati dan meningkatkan sistem imunitas tubuh untuk melawan infeksi virus. Namun tidak berlaku untuk pasien kronis yang membutuhkan ventilator,” jelas Masteria.

Masteria menyebutkan, uji klinis immunomodulator ini akan dilakukan di bulan Juni 2020 pada 90 pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet. “Terdapat dua produk yang akan di uji klinis, yaitu cordyceps militaris dan kombinasi herbal (rimpang jahe merah dan herbal lain). Kombinasi herbal ini sudah diformulasikan. Ada prototipe dan datanya serta memiliki izin edar dari BPOM. Konsumsi herbal akan dilakukan selama 14 hari,” paparnya.

‘’Diharapkan pada bulan Juli analisis dan hasil sementara dari uji klinis sudah terlihat. Semoga di bulan Agustus didapatkan laporan akhir”, tambah Masteria. Selain itu, dirinya juga mengharapkan ke depan obat herbal ini tidak hanya untuk mengobati, namun dapat sebagai pencegahan untuk ODP dan PDP yang terindikasi Covid-19.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author