Ketahanan pangan selalu dikaitkan dengan masalah kekurangan gizi. Masalah kurang gizi ini bukan hanya karena kurangnya pangan, tingginya tingkat kemiskinan dan memburuknya perekonomian. Tetapi juga masalah sanitasi yang buruk, pemberdayaan perempuan, fasilitas umum yang buruk, kurangnya konsumsi garam beryodium, bahkan pemberian ASI eksklusif dan imunisasi yang tidak dilakukan seorang ibu kepada anaknya.
Beberapa masalah tersebut menunjukkan bahwa masalah kekurangan gizi yang berujung pada ketahanan pangan bukan hanya masalah teknis, tetapi juga masalah kebiasaan setiap individu untuk dapat membiasakan hidupnya memenuhi gizinya sendiri termasuk gizi anak sejak kandungan.
Pemerintah dan WFP sepakat mengatasi masalah ketahanan pangan ini dengan 1000 awal hari awal kehidupan. “Gizi 1000 hari kehidupan itu gizi yang diberikan selama 9 bulan ibu hamil atau 270 hari dalam kandungan, serta pada 2 tahun pertama pertumubuhan anak atau selama 730 hari.”, kata Prof. dr. Fasli Jalal Phd, pakar gizi dari Universitas Andalas dalam Media Engagement on Food Security and Nutrition in Indonesia di Menara Thamrin (4/4/2013).
Menurut dia, kurangnya pemberian ASI eksklusif kepada bayi 0 – 6 bulan juga merupakan salah satu indikator kekurangan gizi di Indonesia. Kecenderungan ibu di Indonesia lebih senang memberikan susu formula dibandingkan memberikan ASi eksklusif karena alasan kesibukan sebagai wanita karier. Permasalahan ini juga harus menjadi perhatian bagi pihak-pihak terkait yang untuk dapat mengurangi permasalahan kekurangan gizi di Indonesia.
Pemerintah melalui BAPPENAS meluncurkan Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan dalam upaya perbaikan ketahanan pangan dan gizi di Indonesia. Menurut Dr. Arum Atmawikarta, MPH, Sekretariat MDGs Nasional-Bappenas, langkah-langkah kongkritnya adalah Penyusunan Kerangka Kebijakan Gerakan Nasional Sadar Gizi Dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan/HPK), Penyusunan Pedoman Perencanaan Program Gerakan Nasional Sadar Gizi Dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan/HPK), Penyusunan Peraturan Presiden tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi (Gerakan 1000 HPK).
Ditambahi dia, “Untuk Perpresnya sudah ada di Menteri Keuangan untuk di tanda tangani setelah sebelumnya sudah di tanda tangani Menteri Kesehatan. Setelah itu akan di tanda tangani Presiden”.
Menurut World Food Programme (WFP) tiga elemen penting dalam pemenuhan ketahanan pangan yaitu ketersediaan pangan, akses pangan dan mata pencaharian, serta pemanfaatan pangan. Indonesia yang berpenduduk padat yang kebutuhan pangannya sangat tinggi mempunyai beberapa tantangan dalam ketahanan pangan. “Tantangan ketahanan pangan, tantangan akses dalam ketahanan pangan baik akses fisik maupun akses ekonomi, serta tantangan pemanfaatan pangan itu sendiri.”, kata Peter Guest, Deputy Country Director Of WFP in Indonesia. (Winda)