Gubernur Lemhannas Paparkan Tantangan Era Disrupsi Informasi di Websummit DataGovAI 2022

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Tren digitalisasi dalam berbagai aktivitas manusia membuat ketergantungan terhadap ruang siber meningkat. Kondisi ini menciptakan kerawanan spesifik yang harus diantisipasi antara lain keamanan siber dan disrupsi informasi.

Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto menerangkan serangan siber bisa berasal dari beragam aktor mulai dari negara asing, kelompok kriminal, teroris siber, dan peretas baik pemula maupun yang melakukan kegiatan-kegiatan hacktivism.

“Metode pun beragam bisa menggunakan virus, serangan situs web, worms, phishing, hingga serangan pangkalan data yang semakin canggih dan sulit untuk dicari dicari antisipasi mitigasinya,” terang Andi Widjajanto dalam pembukaan Websummit DataGovAI 2022 pada Selasa (22/11/2022).

Andi menjelaskan bahwa ancaman siber bisa menyerang individu hingga instansi pemerintah. “Yang paling berbahaya kalau sasarannya berkaitan tentang infrastruktur kritikal yang mencakup kehidupan masyarakat banyak dan juga fasilitas-fasilitas strategis negara,” imbuhnya.

Pada kesempatan tersebut, Andi juga memaparkan hal terkait tantangan di era disrupsi informasi yang harus diatasi bersama baik dari sektor pemerintah, korporasi, pendidikan dan penelitian. Dampak-dampak dari misinformasi dan disformasi bisa terjadi di berbagai sektor termasuk politik.

“Penelitian yang dilakukan banyak negara menunjukkan bahwa 80% dari disinformasi ini memang akhirnya memiliki efek yang negatif terhadap proses konsolidasi demokrasi. Untuk Indonesia, hal ini harus diwaspadai karena kita akan masuk ke tahun politik. Konsolidasi demokrasi kita akan diuji terutama dalam proses tahapan pelaksanaan Pemilu 2024,” jelas Andi.

Teknologi telah menjadi faktor pemicu disrupsi pada era kini, termasuk dalam proses politik yang berlangsung. Platform online, terutama media sosial, berpotensi menjadi kanal mempromosikan disinformasi dan memanipulasi opini publik. Situasi tersebut dapat memicu keretakan di masyarakat yang berujung pada ancaman terhadap demokrasi.

Survei menunjukkan bahwa sekitar 80% orang menyakini bahwa disinformasi memiliki efek negatif terhadap proses politik negaranya. Survei turut menunjukkan bahwa disinformasi dapat menabur ketidakpercayaan di berbagai pilar lembaga demokrasi, termasuk lembaga publik seperti pemerintah, parlemen, dan pengadilan atau prosesnya, serta media.

Lebih lanjut Andi memaparkan bahwa serangan disinformasi, misinformasi, maupun malinformasi juga dapat dilakukan lintas negara. Facebook dan Twitter menjadi sarana yang paling umum digunakan untuk melakukan serangan tersebut.

“Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami disinformasi lintas negara yang harus kita cari untuk melakukan mitigasinya,” tuturnya.

Menurut Andi, untuk Indonesia tantangan terbesarnya terkait proses tahapan pemilu yang akan mulai dilakukan pada 2023 untuk Pemilu Presiden, Legislatif dan Kepala Daerah pada 2024. Untuk itu, kita harus bersiap menghadapi disrupsi informasi media sosial terutama mendekati tahun politik.

“Ada beberapa tawaran untuk memperkuat strategi ini mulai dari strategi pencegahan, strategi pengawasan dan deteksi, strategi untuk mengembangkan daya tahan keamanan siber, hingga yang paling operasional yaitu melakukan mitigasi dampak,” tuturnya.

Menurut Andi, jika keempat strategi ini dikombinasikan untuk mengatasi ancaman global dan lokal dalam bidang keamanan siber diharapkan kita akan memiliki satu kerangka kerja integratif untuk menanggulangi masalah-masalah yang muncul dari disrupsi informasi di ruang digital.

Sebagai informasi, Websummit DataGovAI 2022 digelar oleh Asosiasi Big Data & AI (ABDI) untuk kelima kalinya pada 22, 24 dan 29 November 2022. Gelaran kali ini mengusung tema utama ‘Interoperability, Integrity & Trust Of Digital Technology Toward Future Economic Recovery & Metaverse’.

DataGovAI menjadi salah satu kegiatan akbar akhir tahun yang diselenggarakan ABDI untuk mendukung suatu organisasi atau perusahaan dengan melibatkan berbagai peran dari instansi pemerintahan untuk menciptakan kolaborasi dalam mengembangkan teknologi di Indonesia.

Kegiatan yang membahas pemanfaatan Teknologi Big Data dan AI diselenggarakan selama tiga hari, dengan masing-masing mengangkat tema besar. DataGovAI 2022 juga menjadi ajang peluncuran buku ABDI ke-5 dan memberikan apresiasi Anugerah Penghargaan kepada instansi/perusahaan, data scientist, AI Expert in the Data, AI Technology Supply Chain Industry, Markets and Government Officials serta para penulis buku.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author