BPPT – Pemprov DKI Sepakat Bangun Pilot Project PLTSa di Bantar Gebang

alt
Kepala BPPT Unggul Priyanto saat membuka acara Capaian Akhir Tahun 2017 BPPT di Jakarta, pada Rabu (20/12/2017)
 
Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta akan membangun Pilot Project Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat.
 
Penandatanganan nota kesepahaman pembangunan PLTSa dilakukan Kepala BPPT Unggul Priyanto dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Kantor BPPT, Jakarta Pusat, pada Rabu (20/12/2017). Kegiatan ini merupakan bagian dari acara Catatan Akhir Tahun 2017 BPPT.
 
Kepala BPPT Unggul Priyanto menjelaskan pembangunan PLTSa ini merupakan wujud peran dan kontribusi BPPT dalam rangka mendukung proyek strategis nasional (Perpres No. 58/2017) terkait proyek infrastruktur energi yang berasal dari sampah di kota-kota besar, termasuk DKI Jakarta.
 
“Saat ini BPPT telah mempersiapkan dokumen desain dan AMDAL pembangunan PLTSa tersebut yang akan selesai akhir Desember 2017. Pelaksanaan pembangunan PLTSa rencananya akan dilakukan pada tahun 2018,” terang Unggul. 
 
Unggul berharap pilot project PTLSa ini dapat menjadi model alternatif pengelolaan sampah bagi kota besar di Indonesia yang memiliki kendala dalam menyiapkan lahan. 
 
“Proyek ini bisa menjadi percontohan bagi kota-kota lain untuk melakukan pengelolaan sampah yang cepat, mereduksi sampah secara signifikan, ramah lingkungan, dan menghasilkan listrik,” lanjutnya.
 
Menurut Unggul, pilot project PLTSa ini akan menghasilkan listrik 400 kilowatt dan menyerap 50 ton sampah perhari. Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan PLTSa ini sebesar Rp 900 miliar.
 
Dalam kesempatan tersebut, Anies Baswedan menyatakan salah satu masalah terbesar sebuah kota adalah pengelolaan sampah. Jakarta merupakan salah satu produsen sampah terbesar di Indonesia, sekitar 7 ribu ton sampah perhari disetor ke TPST Bantar Gebang. 
 
“Penandatangan kerjasama ini akan menjadi bagian dari ikhtiar kita untuk memotong suplai sampah terus-menerus ke Bantar Gebang,” terang Anies.
 
Menurut Anies, dalam kacamata pemprov DKI yang paling penting adalah sampahnya bisa terkendalikan dan terkelola, kalau bisa menjadi listrik adalah bonus. “Jangan sampai listriknya yang dominan, kumulasinya tidak,” lanjutnya. 
 
Anies berharap, ke depan kita harus mulai memikirkan tentang pengelolaan di tingkat sub kota, sehingga sampah-sampah tidak harus selalu diangkut ke sebuah lokasi tetapi bisa dikelola secara lokal. Dengan begitu kita tidak memiliki problem kumulasi sampah.
 
“Mudah-mudahan nanti muncul teknologi dari BPPT yang bisa kita manfaatkan untuk mengendalikan sampah secara lebih baik,” kata Anies.
 
Anies juga berharap nantinya di PLTSa ada ruang untuk pengunjung melihat proses pengolahan sampah. Sehingga bukan sebagai tempat yang terisolasi bagi warga tapi tempat yang bisa didatangi warga.
 
“Warga dan anak sekolah yang datang dapat melihat prosesnya sehingga mereka sadar, inilah ujung dari sampah yang kita buang di tempat sampah. Mudah-mudahan ini bisa membantu kita untuk memahami bagaimana pengelolaan sampah dan membuat kita bangga atas fasilitas dan terobosan yang dibuat anak bangsa sendiri,” pungkasnya.
 
Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author