Teliti Perilaku Penggunaan Sampah Plastik, Nidya Astrini Raih Penghargaan Periset BRIN 2023

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Nidya Astrini, Peneliti dari Pusat Riset Ekonomi Perilaku dan Sirkuler Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil meraih Penghargaan Periset BRIN 2023. Penghargaan ini diberikan BRIN kepada periset berdasarkan capaian tertinggi dan rekam jejak risetnya pada masing-masing bidang keilmuan.

Penghargaan Periset BRIN 2023 diserahkan oleh Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko saat peringatan 2 tahun BRIN pada Minggu (7/5/2023). Ada 12 periset BRIN yang menerima penghargaan tersebut.

Nidya menggeluti bidang riset terkait manajemen sumber daya manusia, manajemen kualitas (human resources management, quality management) yang merupakan ranah dari kepakaran bidang ilmu sosial.

“Berbeda dengan bidang teknologi yang biasanya memiliki prototype. Kalau dari periset ilmu sosial itu kita kan tidak memiliki prototype atau produk teknologi, apa yang coba kita bangun adalah model teori baru,” ungkap Nidya melansir dari laman brin.go.id.

Topik riset yang dilakukan Nidya cukup bervariasi. Objek penelitiannya mencakup mulai dari pengguna transportasi, bidang pangan fungsional, kesehatan, hingga ke bidang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Namun, seluruhnya memiliki satu benang merah yaitu model perilaku.

Dengan banyaknya variasi topik riset tersebut, ia menjelaskan bahwa keseluruhannya merupakan rangkaian puzzle yang memiliki keterkaitan masing-masing.

“Setiap penelitian saya merupakan satu bagian puzzle dari model itu. Dari model perilaku spontan, bagaimana cara orang untuk mengurangi sampah plastik, atau bagaimana orang mau menggunakan kendaraan umum. Itu semua merupakan bagian-bagian dari rangkaian puzzle yang saling berkaitan menjadi sebuah model perilaku yang coba saya bangun,” jelasnya.

Salah satu pengalaman menantang dalam melakukan penelitian adalah ketika objek penelitiannya sekaligus sebagai partisipan dalam penelitian, tetapi ia juga harus membimbing mereka agar berhasil.

“Istilahnya, kita membuat mereka menjadi kelinci percobaan tetapi harus berhasil. Karena tidak mungkin kita mengambil objek UMKM sebagai kelinci percobaan tetapi kemudian gagal, hal tersebut jelas akan merugikan mereka,” ucapnya.

Nidya menceritakan tantangannya pada riset aksi di bidang penelitian manajemen kualitas yang dahulu ia lakukan adalah bagaimana memperbaiki segala permasalahan yang ada di UMKM yang ia bawa sebagai objek penelitian.

“Ada UMKM garmen yang memiliki banyak produk cacat, ada UMKM jasa cuci pakaian yang banyak kehilangan baju dan tertukar. Itu merupakan sebuah rantai produksi yang rumit, kita memberikan kontribusi melalui teori dan praktikal,” ujarnya.

Kini, ketika Nidya berkecimpung pada riset ekonomi perilaku. Ia mencoba memberikan kontribusinya terhasap salah satu isu terbesar di kawasan ASEAN yaitu sampah plastik yang banyak berakhir di lautan.

Dipaparkannya, berbagai Pusat Riset lain di BRIN sudah melakukan penelitian solusi dari sisi teknis, seperti pembuatan bio plastik, kantong belanja pakai ulang (reusable bag), dan sebagainya.

“Setelah kita mempunyai itu, muncul permasalahan baru yaitu bagaimana caranya agar orang mau menggunakannya. Ini yang sedang saya upayakan, yaitu bagaimana agar orang Indonesia mau menggunakan bio plastik, bagaimana mereka berhenti menggunakan sedotan plastik dan beralih ke produk ramah lingkungan lainnya,” imbuhnya.

Diketahui, kontribusi sampah plastik terbesar itu berasal dari rumah tangga dan pasar tradisional. Sedangkan, penelitian sebelumnya lebih banyak mengambil objek pasar modern termasuk mini market. Kemudian kini mereka sudah menerapkan kebijakan pengurangan kantong plastik.

“Sekarang kita menyasar ke pasar tradisional, yang luar biasa berat dan penuh tantangan. Mulai dari studi literatur, mengkaji indikator apa saja yang membuat mereka mau atau tidak mau dalam pemakaian kantong plastik,” tuturnya.

Setelah itu, perlu dilakukan survei perilaku yang kemudian dilakukan eksperimen dari hasil tersebut. Ia mencontohkan, terdapat orang yang menggunakan plastik ini sebenarnya tidak sadar dan hanya menerima apa yang diberikan saja. Eksperimen yang dilakukan pada saat itu juga dengan mengingatkan bahwa apakah dia bisa untuk tidak menggunakan plastik.

“Hal ini masih menjadi rangkaian proses panjang yang akan kita lakukan, dan ini juga akan menjadi topik disertasi saya,” sebutnya.

Ia memiliki pendapat, seorang pencipta teori model akan dikenang namanya sebagai nama dari teori model tersebut, dan hal tersebut adalah cita-cita bersama tim risetnya. Hasil riset yang dilakukan akan menjadi sebuah produk ilmu pengetahuan dan dapat diterapkan sebagai sebuah kebijakan.

Secara umum, kebijakan tersebut dapat disesuaikan dengan kondisi nasional masing-masing negara jika ingin diterapkan, apakah perlu dilakukan penyesuaian, pengembangan, atau hal lainnya.

Melalui teori model yang diciptakan atau dikembangkan, ia dan timnya berharap dapat memberikan kontribusi kepakarannya dan bermanfaat kepada masyarakat luas.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author