Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pandemi Covid-19 mengakibatkan penurunan tajam kinerja sektor pariwisata Indonesia di tahun 2020. Namun, pelan tapi pasti kinerja mulai menunjukkan perbaikan di tahun 2021-2022.
Deputy Chairman MCorp dan CEO MarkPlus Tourism, Taufik menyampaikan upaya pemulihan kinerja pariwisata bukan hanya untuk mengembalikan pencapaian jumlah
wisatawan yang berkunjung tapi bagaimana mendorong peningkatan spending wisatawan.
“Kami percaya bahwa wisatawan akan mau membelanjakan lebih banyak kalau mereka bisa menikmati berbagai produk creative tourism, mulai dari kuliner yang khas hingga ke aktivitas yang melibatkan wisatawan,” kata Taufik saat membuka MarkPlus Tourism The 8th Strategic Discussion 2023 dengan tema Towards Sustainable & Inclusive Recovery pada Rabu (31/5/2023).
Diskusi yang digelar MarkPlus Tourism bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) ini bertujuan menggali isu dan langkah-langkah dalam menstimulasi pemulihan sektor pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif bagi masyarakat Indonesia.
Taufik mencontohkan saat Sumatera Barat menjadi tuan rumah Rakernas Indonesia Marketing Association (IMA) pada Mei 2023, mereka menunjukkan berbagai atraksi wisata yang menarik, mulai dari kuliner khas Minang
hingga aksi tari piring. “Delegasi IMA pun tertarik untuk spending lebih banyak. Ini yang kami harapkan juga dilakukan di daerah lain,” imbuhnya.
The 8th Strategic Discussion dibagi menjadi dua momentum dengan memaparkan upaya pemulihan sektor pariwisata di Indonesia yang berkelanjutan dan inklusif. Momentum pertama mengangkat tema Accomplishing Resilient Tourism Through Sustainable and Inclusive Recovery.
Dektur Infrastruktur Ekonomi Kreatif Kemenparekraf, Haryanto membuka diskusi dengan menyatakan, “Tantangan Kemenparekraf kedepan adalah
bagaimana kita bisa membangun sektor pariwisata yang kreatif supaya para turis tertarik untuk tinggal di Indonesia lebih lama, sekaligus meningkatkan spending mereka.”
Target tersebut dapat dicapai dengan menitikberatkan fokus terhadap pemanfaatan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai muara dan pilar untuk meningkatkan pengembangan destinasi di Indonesia.
Hal ini serupa dengan pendapat Bogi Aditya, SVP Transformation & Change Management
InJourney/PT Aviasi Pariwisata Indonesia, terkait pentingnya upaya kolaboratif dalam pengembangan destinasi yang berkelanjutan.
“Orkestrasi untuk menciptakan produk baru yang berkelanjutan oleh para pelaku ekonomi kreatif lokal perlu dilanjutkan dengan upaya kolaboratif bersama Pemerintah Daerah dan pelaku ekonomi kreatif lokal,” ucap Bogi.
Pernyataan tersebut disepakati oleh Ema Widiastuti, Direktur Pengembangan Bisnis Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), dengan menegaskan pentingnya pembangunan atraksi yang mengandalkan SDM dan mengupayakan kemajuan ekonomi kreatif melalui metode hand-in-hand bersama pemangku kepentingan, komunitas, asosiasi kepariwisataan, serta karyawan lokal.
Direktur Utama Badan Pelaksana Otoritas Danau Toba (BPODT), Jimmy Bernando Panjaitan menambahkan bahwa selain atraksi, meningkatkan pelayanan kepariwisataan melalui pembukaan rute baru di Bandara Sisingamangaraja 12, memberikan banyak opsi bagi wisatawan untuk berkunjung ke destinasi pilihan Sumatera Utara.
Pembukaan rute baru berdampak terhadap
peningkatan spending turis di Sumatera Utara, bahkan hingga melampaui ekspektasi dan target BPODT.
Dalam diskusi momentum kedua bertema Recovery Acceleration: Co-creating Better Tourist Experience, Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Ni Made Ayu Marthini mengutarakan pendapatnya terkait proses perjalanan Pemerintah dalam menstimulasi pemulihan sektor pariwisata Indonesia.
Ia menegaskan pentingnya mendorong program-program kreatif seperti Desa Wisata dan Indonesia Spice Up The World (ISUTW), dalam upaya mendukung pembangunan
pariwisata berkelanjutan dan memperluas pemasaran produk rempah dan makanan olahan Indonesia.
Salah satu cara agar pariwisata Indonesia dapat dikenal ke kancah internasional adalah
dengan mengimplementasikan investasi dalam pengembangan destinasi melalui produk-produk unggulan seperti kopi dan cokelat.
“KAI Wisata berupaya untuk mendukung aspirasi Kemenparekraf dengan memanfaatkan kereta api panorama agar para turis bisa menikmati keindahan pemandangan di koridor Jawa Selatan. Kereta api panorama kami bangun sebagai alat penunjang ekosistem yang dapat menghubungkan satu
destinasi ke destinasi lainnya,” kata Wawan Ariyanto, PLT Managing Director of Operation KAI Wisata.
Bagi Titah Listiorini, Koordinator Wilayah Pulau Jawa PUTRI, pengembangan destinasi di
daerahnya lebih sedikit dibandingkan tahun 2022. Selama libur lebaran, harapan Titah untuk wisatawan dapat menggantikan pendapatan yang rendah akibat bulan puasa hingga saat ini belum tercapai dengan baik. Sehingga, andil SDM dan aksesibilitas transportasi dalam menstimulasi pengembangan destinasi di Indonesia dianggap krusial agar perputaran ekonomi juga dapat terjaga.
Ricky Setiawan, Sekretariat Jenderal Indonesia Inbound Tour Operator Association (INTOA),
menanggapi kendala aksesibilitas transportasi dengan membangun akun YouTube di kanal edukasi pariwisata untuk memperkenalkan Indonesia sebagai negara yang memiliki beragam destinasi unggul.
“Ketersediaan pesawat dan beberapa bandara internasional yang belum maksimal melayani
jadwal penerbangan internasional, cukup berdampak terhadap pengembangan destinasi Indonesia,” ujar Ricky.
Drs. Benny Bachtiar, M.Si, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, menutup diskusi strategis dengan menegaskan pentingnya melibatkan masyarakat sebagai salah satu pelaku ekonomi kreatif melalui berbagai program-program kreatif seperti West Java Ambassador dan Komite Program Ekonomi Daerah. Melalui dua program tersebut, target wisatawan di Jawa Barat menembus hingga 74 juta.