Target Kementerian Pertanian menjadikan Indonesia lumbung pangan dunia pada 2045 didukung Balitbangtan terutama di bidang bioteknologi. Salah seorang peneliti BB Biogen Balitbangtan, Dr Ali Husni, menyumbangkan karya bioteknologi hibrida somatik, yang sedang dipatenkan. Bioteknologi hibrida somatik mampu menggabungkan dua spesies berbeda namun sekerabat. Aplikasi penelitian diujicobakan pada tanaman jeruk. Produk yang dihasilkan sedang uji lapang terakhir dan diharapkan segera didaftarkan dan memperoleh hak perlindungan varietas tanaman.
Karir Dr. Ali Husni diawali saat diterima sebagai tenaga honorer di kelompok peneliti bioteknologi kuktur jaringan Puslitbangtri (sekarang Puslitbangbun), Bogor pada 1992. Pada saat pertama bergabung, Dr. Ali Husni sudah ditugaskan menangani kegiatan penggabungan sifat dari dua tanaman yang secara genetik sulit disilangkan secara seksual karena sterilitas gamet.
Penggabungan tersebut dilakukan dengan bioteknologi seluler hibridisasi somatik, yang pada saat itu baru mulai berkembang. Para peneliti bioteknologi mengaplikasikan untuk merakit rekombinan baru dari 2 spesies yang sulit dilakukan melalui hibridisasi seksual. Dalam kultur in vitro, teknik ini paling sulit karena bekerja dengan protoplas yaitu sel telanjang yang sudah dihilangkan dinding selnya secara enzimatik. Protoplas yang hanya memiliki membran plasma memungkinkan untuk diinduksi fusinya baik secara kimiawi maupun fisik. Proses fusi sangat panjang dan rentan akan terjadinya kontaminasi dimulai dari isolasi protoplas (peluruhan dinding sel), pemurnian dan pengabungan protoplas, fusi proplas dan kuktur protoplas untuk meregenerasikan protoplas fusan membentuk individu baru yang lengkap.
Berbekal ilmu biologi yang diperoleh selama menuntut ilmu di Fakultas Biologi UNAS jakarta, Dr Ali Husni termotivasi untuk merakit rekombinan baru dari tanaman lada budidaya (Piper nigrum) dan kerabat liarnya Piper colubrinum, untuk mendapatkan tanaman lada baru yang tahan terhadap busuk pangkal batang. Berbagai kendala dihadapi dalam merakit rekombinan baru tersebut sehingga belum diperoleh hasil yang memuaskan.
Pada 1997, Kelti Bioteknologi Puslitbangtri mendapat dana riset dari kerjasama MEE, dengan judul “Developmenr of eggplant lines ( Solanum melongena ) resistant to bacterial and fungal wilts”. Dalam proyek tersebut, Dr Ali Husni memperoleh tugas untuk melakukan hibridisasi somatik.
Sekitar 1998, Dr, Ali Husni mendapat kesempatan short training di Univ. Paris Sud, Prancis, untuk mempelajari teknik fusi dan kultur protoplas serta karakterisasi dari sel fusan. Dari kegiatan kerja sama tsb diperoleh hibrida baru dengan karakter gabungan antara S. melongena S. torvum .
Pada 2000-2002, Dr. Ali Husni, berkesempatan untuk melanjutkan pendidikan S2 di IPB dengan topik penelitian thesis nya Kultur protoplas pada tanaman terung. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh keragaman genetik dari tanaman yg berhasil diregenerasikan yang lebih tahan terhadap layu bakteri.
Berbekal pengalaman tersebut, Dr. Ali Husni mengaplikasikan teknik hibridisasi somatik pada jenis tanaman lain, yaitu jeruk yang merupakan tanaman buah berkayu. Sebagaimana di ketahui buah jeruk sangat populer dan disukai masyarakat luas. Jenis yang paling populer, Siam Medan.
Namun buah jeruk Siam Medan ini mempunyai kelemahan yaitu jumlah biji yang banyak dan warna kulit kurang menarik. Padahal beberapa karakter buah jeruk yg diinginkan konsumen pasar global sampai saat ini adalah memiliki warna kulit yang menarik, mudah dikupas, dan tanpa biji sehingga jeruk Siam Medan kalah bersaing dengan jeruk impor.
Untuk meningkatkan kualitas buah jeruk Siam Medan Dr. Ali Husni mendapatkan dana penelitian kompetisi INSINAS dari Kemenristek pada 2007 dan 2008. Dalam penelitian ini akan digabungkan antara jeruk Siam Medan (citrus nobilis) dengan keprok Satsuma (Citrus reticulata) yg secara genetik tidak bisa disilangkan melalui seksual.
Kegiatan penelitian tersebut sekaligus digunakan untuk menyusun disertasi program S3 di Institut Pertanian Bogor. Dari penelitian tersebut diperoleh 84 tanaman baru yang merupakan rekombinan dari dua spesies jeruk tersebut. Tunas pucuknya di-grafting dengan bibit jeruk batang bawah yang telah berumur 6 bulan dan dipelihara di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Sub-Tropis (Balitjestro) Malang. Proses pembuatan hibrida somatik jeruk tsb telah didaftarkan ke Dirjen HKI untuk dipatenkan.
Setelah lulus studi S3 pada 2010, Dr. Ali Husni menawarkan hibrida somatik untuk diteliti lebih lanjut menggunakan dana Balitbangtan program KKP3N. Salah satu peneliti Balitjestro menggunakannya sebagai bahan penelitian untuk menyusun disertasi S3 nya di fakultas pertanian Universitas Brawijaya. Salah satu anggota pembimbingnya adalah Dr. Ali Husni.
Pada penelitian tersebut dilakukan karakterisasi secara molekuler dan morfologi sekaligus melakukan evaluasi terhadap buah pada panen pertama. Dari hasil penelitian tsb diperoleh berbagai karakter morfologi dan rasa buah dari masing-masing hibrida somatik. Karakter buah yang menonjol dan lebih baik adalah rasa buah lebih manis, warna kulit lebih menarik, dan jumlah biji sedikit (seedless). Pada tahun 2017, beberapa hibrida yang terpilih telah di top working di kebun petani di Berastagi dan Banyuwangi menggunakan dana APBN BB-Biogen Balitbangtan.
Saat ini sedang dipersiapkan untuk didaftarkan sebagai varietas unggul baru. Harapannnya varietas unggul hasil pemuliaan ini setelah didaftarkan untuk peredaran dan memperoleh Hak perlindungan varietas pelatihan tanaman (hak PVT) dapat dikembangkan di berbagai daerah sehingga dapat membantu program substitusi impor jeruk dan meningkatkan pendapatan petani.
Dr. Ali Husni saat ini aktif melakukan penelitian dan membimbing mahasiswa S1, S2, dan S3 dari berbagai lembaga penelitian dan universitas seperti LIPI, Kemenristek, Balitbangtan, dan Universitas. Harapannnya, kegiatan tersebut dapat berkontribusi mendukung penguasaan bioteknologi oleh para peneliti Indonesia sehingga makin mendalam dan meluas. Hal itu selain mendukung Indonesia sebagai lumbung pangan dunia juga guna mewujudkan pertanian Indonesia yang modern dan berdaya saing.