LIPI Kembangkan Bioproduk Berbasis Lignoselulosa

Cibinong, Technology-Indonesia.com – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) saat ini sedang mengembangkan berbagai macam bioproduk dari bahan lignoselulosa yang merupakan komponen utama kayu. Bioproduk merupakan material yang berasal dari sumberdaya hayati (bio-based material) yang diproses dengan teknologi menjadi produk baru yang mempunyai nilai tambah dari segi ekonomi.

Dalam pembuatan bioproduk diterapkan metode dan proses berkelanjutan, terbarukan, dan mengutamakan aspek proses yang ramah lingkungan. Contoh bioproduk antara lain biokomposit, biopestisida, bioetanol, biosurfaktan, perekat alam ramah lingkungan dan sediaan sumber pangan fungsional melalui rekayasa teknologi.

Saat ini Indonesia merupakan eksportir kayu terbesar akan tetapi belum menjadi eksportir kayu olahan terbesar di dunia. Dengan sentuhan ilmu pengetahuan dan teknologi serta ditunjang inovasi berkelanjutan tantangan ini optimis dapat diwujudkan lewat berbagai macam bioproduk yang bersumber dari bahan lignoselulosa.

Kepala Pusat Penelitian Biomaterial LIPI, Iman Hidayat menjelaskan saat ini LIPI melakukan penelitian dan pengembangan bahan lignoselulosa melalui serangkaian proses-proses mekanik, fisika, kimia, maupun biologi untuk menghasilkan produk- produk yang terus dikembangkan menjadi material maju dan produk-produk pendukung material maju.

“Selulosa merupakan bahan penyusun kain, kayu, kertas dan sebagainya. Komponen itu bisa kita ambil dari kayu atau serat alam non kayu yang kemudian dibuat jadi produk baru seperti soft lens, film, isolasi dinding, carbon fiber, dashboard, bodi mobil dan lain-lain,” terang Iman di sela Seminar Tahunan Lignoselulosa “Inovasi Berkelanjutan Bioproduk Berbasis Lignoselulosa untuk Peningkatan Nilai Tambah di Era Industri 4.0” pada Rabu (30/10/2019) di Auditorium Pusat Penelitian Biomaterial LIPI, Cibinong Science Center and Botanical Garden, Cibinong, Jawa Barat.

Kedepan, menurut Iman, teknologi nanoselulosa akan sangat strategis karena Indonesia memiliki banyak sumber daya alam. Saat ini, lignoselulosa atau serat kayu berukuran kecil ini masih disepelekan seperti sampah. Karena itu, Pusat Penelitian Biomaterial LIPI mengembangkan limbah-limbah serat seperti jerami, kelapa sawit, dan material berbahan kayu lain dari tanaman menjadi produk bernilai tinggi baik bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) maupun industri otomotif.

Selain pengembangan lignoselulosa dari dari serat alam non kayu melalui pemanfaatan limbah pertanian, Pusat Penelitian Biomaterial LIPI mulai mencoba mengembangkan nanoselulosa dari marine resources seperti limbah rumput laut dan padang lamun.

“Selain itu pada tahun ini juga akan segera terwujud laboratorium bioproduk terintegrasi atau iLab yang diharapkan mampu mendukung program pemerintah dalam mengembangkan industri kreatif, membantu produk lokal melalui inovasi dan pengembangan produk supaya dapat bersaing pada kancah industri nasional maupun internasional,” ungkap Iman.

Menurut Iman iLaB dapat menjadi mitra strategis dengan pihak industri dan pemerintah terkait dengan pembuatan standar bioproduk ataupun pengembangan bioproduk yang diinginkan industri dan masyarakat. “Kami juga akan menggagas pembentukan Pusat Kajian Nanoselulosa,” jelasnya.

Dirinya berharap lewat kegiatan ini dapat melakukan kolaborasi dengan semua pihak untuk penguatan inovasi berbasis bahan lignoselulosa sebagai material hijau ramah lingkungan.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author