Menristek Dorong Inovasi Teknologi Keantariksaan sebagai Penggerak Pertumbuhan Ekonomi

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Indonesia merupakan negara yang diberkahi dengan kekayaan sumber daya alam (SDA) yang berlimpah. Selain pengembangan SDA di darat ataupun di laut, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mendorong inovasi teknologi dan eksplorasi antariksa secara optimal untuk Indonesia Emas 2045.

“Indonesia sebagai negara yang kaya sumber daya alam harus memaksimalkan potensi dan upaya untuk menuju Indonesia Emas 2045. Selama ini kita hanya terpaku apa yang ada di permukaan bumi dan mulai masuk ke permukaan laut saja, tapi tentunya kita tahu di udara sampai antariksa. Sebenarnya itu adalah bagian sumber daya alam kita yang seharusnya dapat dimanfaatkan secara optimal,” jelas Menteri Bambang pada saat menjadi pembicara kunci pada Webinar Nasional Kebijakan Penerbangan dan Antariksa V (SINAS KPA V), Rabu (16/9/2020).

Menristek mengatakan nilai ekonomi antariksa global diproyeksikan akan meningkat menjadi lebih dari US$ 1 triliun per tahun pada 2040. Indonesia perlu mengambil peran pada ekonomi yang saat ini banyak dilirik negara-negara di dunia.

Menteri Bambang mengungkapkan sejumlah langkah pendekatan yang dapat dilakukan dalam menatap eksplorasi angkasa luar dengan memanfaatkan penguasaan teknologi dan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang adaptif terhadap riset dan inovasi terkait ilmu antariksa.

“Indonesia sendiri memiliki wacana membangun bandara antariksa di Biak, Papua. Indonesia berada posisi terbaik untuk meluncurkan roket karena Biak dekat dengan ekuator. Selain harus tetap fokus pada industri satelit dan roket, tentu dengan membangun bandara antaraiksa lebih menguntungkan daripada hanya menciptakan roket saja. Kalau bisa kita jadikan Bandara Antariksa Biak ini sebagai pintu masuk ke dalam bisnis antariksa dunia, diiringi dengan penguasaan ilmu dan teknologi keantariksaan yang mumpuni,” terang Menteri Bambang.

Seminar Nasional Kebijakan Penerbangan dan Antariksa V merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) selama dua hari pada tanggal 16-17 September 2020. Seminar kali ini mengusung tema “Ekonomi Keantariksaan sebagai Penggerak Pertumbuhan Menuju Indonesia Emas”.

Perlu diketahui, ekonomi antariksa (space economy) jauh lebih luas dari pada sektor antariksa itu sendiri dan dapat didefinisikan menggunakan sudut pandang yang berbeda. Ekonomi antariksa dapat didefinisikan berdasarkan produknya (misalnya satelit, roket, dan wahana lainnya), berdasarkan layanannya (misalnya penyiaran, pencitraan/ pengiriman data), berdasarkan tujuan programnya (misalnya militer, eksplorasi antariksa robotik, antariksa berawak, observasi Bumi, telekomunikasi) oleh para pelaku dengan rantai nilai mulai dari pelaku litbang hingga pengguna, dan berdasarkan dampaknya (misalnya manfaat langsung dan tidak langsung).

Banyak aspek lainnya yang dapat digali ataupun dikaji, terutama untuk menunjukkan besarnya nilai ekonomi dari suatu kegiatan keantariksaan. Selain sektor penginderaan jauh, juga pada sektor telekomunikasi, navigasi serta broadcasting. Sebagaimana diketahui bahwa ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan ketiga teknologi ini sangat tinggi. Sehingga kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi juga perlu dikuantifikasi, demikian pula kuantifikasi dari potensi penggunaan teknologi keantariksaan di berbagai sektor terhadap pertumbuhan ekonomi. Salah satunya yaitu dengan memaksimalkan potensi untuk mendorong manufaktur keantariksaan (value added) dapat tumbuh dengan jalan mewujudkan kemandirian teknologi keantariksaan.

Mata rantai ekonomi dari hulu sampai ke hilir melibatkan kontribusi banyak aktor mulai dari pemangku kebijakan, serta lembaga penelitian dan pengembangan, universitas, dan industri (triple helix) untuk dapat mewujudkan produk hulu yang mandiri. Keterlibatan penuh semua stakeholder ini yang membuat ekosistem antariksa kuat dan tumbuh.

Karena ituperlu sinergi dari kebijakan industri dan kebijakan keuangan yang kondusif bentuknya berupa investasi yang berkelanjutan juga anggaran yang makin meningkat. Penguatan di sektor hulu tersebut selanjutnya bersinergi dengan inovasi teknologi di sektor hilir yang didorong maju sehingga memacu pertumbuhan ekonomi.

Seminar menghadirkan sejumlah pembicara kunci, diantaranya Menteri Keungan RI, Sri Mulyani Indrawati; Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa; Director Office of Space Commerce U.S. Department of Commerce, Kevin M. O’Connell; Pakar Ekonomi, Dorodjatun Kuntjoro-Jakti; Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan LIPI, Tri Nuke Pudjiastuti; dan Center of Innovation and Digital Economy, INDEF, Bhima Yudhistira Adhinegara.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author