Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memiliki pusat koleksi mikroorganisme InaCC (Indonesian Culture Collection). Pusat koleksi mikroorganisme ini diresmikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Boediono di Pusat Sains Cibinong (Cibinong Science Center) Jawa Barat, pada 11 September.
“InaCC merupakan perwujudan tanggung jawab Indonesia terhadap dunia dalam membangun ilmu khususnya mikrobiologi serta bioteknologi,” ujar Kepala LIPI, Prof. Dr. Lukman Hakim. Melalui InaCC, pemanfaatan mikroorganisme berkelanjutan akan bisa dipercepat.
Mikroorganisme memiliki manfaat beragam di bidang pangan, pakan, sandang, pertanian, kesehatan, lingkungan, dan energi. Namun pemanfaatannya untuk kesejahteraan manusia masih terhambat oleh berbagai kendala teknis terkait penyediaan mikroorganisme, manajemen dan perundang-undangan di masing-masing negara. Selain itu, kedaulatan kepemilikan mikroorganisme serta isu keamanan dan keselamatan menjadi hambatan tersendiri.
Untuk mengatasi hal tersebut dan mempercepat pemanfaatannya, negara-negara maju membangun infrastruktur Biological Resources Center untuk menjamin kesediaan mikroorganisme dengan memperhatikan regulasi yang selaras dengan peraturan perundang-undangan, komitmen internasional serta isu keamanan dan keselamatan.
Menurut Lukman, gedung InaCC dilengkapi ruang preservasi, laboratorium genetik, laboratorium bioformatika, screening center serta laboratorium preparasi dan identifikasi untuk mikroba dari berbagai takson seperti fungi, ragi, bakteri, archea, microalga, dan phage atau DNA.
Gedung ini dirancang untuk mendukung fungsi dari pusat depositori nasional berstandar internasional, yakni untuk validasi kultur koleksi sebagai isolat acuan untuk kegiatan penelitian taksonomi, pendidikan mikrobiologi, dan bio-industri serta bioprospeksi. InaCC juga untuk memberikan jasa layanan depositori termasuk mikroba paten, penyediaan mikroba untuk riset maupun pengembangan atau industri, identifikasi mikroba, konsultasi dan pelatihan terkait koleksi kultur.
Sekretaris Utama LIPI, Dr. Siti Nuramaliati Prijono mengatakan bahwa LIPI memulai eksplorasi, identifikasi, karakterisasi dan koleksi mikroorganisme dari berbagai wilayah di Indonesia sejak tahun 1960-an. InaCC saat ini telah memiliki sekitar 3000 koleksi mikroba. Gedung InaCC akan mampu menyimpan koleksi mikroba dengan baik dan dalam jangka waktu puluhan tahun dalam jumlah jutaan. “InaCC diharapkan bisa menjadi konservasi ex-situ mikroba indigenous Indonesia dan menjadi pusat rujukan nasional,” lanjutnya.
Pembangunan InaCC telah dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono 27 Mei lalu dan didukung oleh kalangan internasional melalui program SATREPS (Science and Technology Research Partnership for Sustainable Development). Program ini merupakan kerjasama pemerintah Indonesia dengan Jepang.
Bersamaan dengan peresmian tersebut, digelar pula LIPI EXPO di Gedung InaCC LIPI Cibinong pada 11-13 September 2014. Pameran ini dibagi ke dalam beberapa kluster seperti air, pangan, jasa informasi dan teknologi tepan guna. Selain itu juga akan ada kluster obat dan kesehatan, kebencanaan, material maju, energi, serta sosial dan kemanusiaan. sumber humas LIPI