Kemenristek, DRN dan KIN Dorong Daya Saing dengan Inisiatif Inovasi

Kementerian Riset dan Teknologi bekerja sama dengan Komite Inovasi Nasional (KIN), dan Dewan Riset Nasional (DRN) meluncurkan inisiatif Inovasi 1-747 untuk meningkatkan daya saing Indonesia dengan penguatan riset dan teknologi yang diterapkan pada 2014.

Menurut Gusti Muhammad Hatta sebagai langkah awal dalam meningkatkan daya saing pihaknya akan fokus kepada dua hal. Yaitu meningkatkan dana riset Sains, Teknologi dan Inovasi (STI) menjadi 1 persen GDP.  Dana ini harus digunakan secara benar dan tepat sasaran, terencana, terukur dan berkelanjutan. Misalnya, dengan mengoptimalkan anggaran pendidikan untuk menambah total dana riset yang sudah dianggarkan untuk riset.
Atau juga mengalokasikan sebagian dana subsidi BBM untuk keperluan riset alternatif terbarukan sehingga dapat mengurangi penggunaan BBM.

Sementara DRN mengusulkan anggaran itu antara lain lebih diutamakan pada Riset Unggulan Inovasi, merevitalisasi Puspiptek menjadi Science and Technology Park, dan mendorong BUMN yang berbasis teknologi untuk mengembangkan riset-riset inovasi dari hulu hingga hilir.

“Saat ini, pertumbuhan ekonomi dan kemajuan teknologi belum mengedepankan peran dan fungsi inovasi. Inovasi tidak menjadi fokus dari industri yang tumbuh di Indonesia,” kata Ketua DRN, Adriantoni Handojo.

Pada kesempatan itu Zuhal mewakili KIN  menekankan, tidak ada resep sederhana bagi Indonesia untuk mengubah posisinya dari factor driven economy menjadi innovation driven economy.

“Anggaran pendidikan kan besar saat ini, sampai-sampai bingung untuk menghabiskannya. Nah, KIN membantu bagaimana cara menghabiskan anggaran itu dengan cara mengalokasikannya untuk riset. Masa tidak bisa,” katanya.

Zuhal memberikan solusi lainnya yakni dengan satu persen dari GDP dialokasi untuk kegiatan litbang, tujuh langkah perbaikan ekosistem inovasi, empat wahana percepatan pertumbuhan ekonomi dengan model industri berbasis inovasi, tujuh sasaran visi Indonesia 2025 yang akan dicapai.

” Itulah pembangunan bangsa Indonesia seutuhnya yang berkesinambungan dan lestari,”ucap Zuhal.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author