Percepatan pembangunan di Kepulauan Anambas Kepulauan Riau bisa dilakukan dengan membangun sarana dan prasarana yang mendukung potensi daerah Anambas.
“Potensi daerah kami, Anambas, ada empat, yaitu migas, perikanan, pariwisata dan pelabuhan. Semua itu jika lebih dioptimalkan eksplorasinya akan memberikan dampak signifikan bagi pembangunan di daerah kami,” kata Bupati Kepulauan Anambas, Tengku Muchtarudin, saat Workshop Prakarsa Strategis Penguatan Sistem Inovasi di Kabupaten Kepulauan Anambas, di Jakarta, Rabu (23/5).
Tengku MUchtarudin melanjutkan saat ini ke empat potensi itu masih belum di garap optimal. Kenyataannya saat ini kekayaan perikanan dan migasnya dinikmati negara tetangga Malaysia dan Singapura.
“Migas kami itu setiap hari dialirkan ke Singapura melalui pipa yang ditanam di bawah laut sepanjang 650 km. Ujung pipa ditancapkan di Anambas, kerannya di buka di Singapura. Katanya bisa menghasilkan migas 600 kubik per harinya, tetapi siapa yang tahu kalau kenyataannya lebih dari itu, sebab kerannya di buka di Singapura,” katanya.
Sementara potensi perikanannya telah menarik Malaysia untuk masuk menangkap ikan di Kepulauan Anambas dengan menggunakan orang-orang Indonesia. “Pernah dalam satu operasi kami mendapati kapal berbendera Malaysia masuk ke perairan kami, namun pekerjanya ternyata orang Indonesia. Jadi ikan kami dicuri oleh orang kita sendiri tetapi disuruh oleh negara lain,” ungkap Tengku.
Ini ironis. Apalagi menurut data KKP produk perikanan di Kepaulauan Anambas yang baru digarap hanya 0,1 persen, sementara yang dicuri sekitar 10 persen.”Tetapi kalau kami melihatnya potensi perikanan yang baru digarap baru 30-40 persen saja. Selebihnya dicuri negara lain,” tandasnya.
Sementara untuk potensi pelayarannya Tengku Muchtarudin menyebut setiap hari perairan Kepulauan Anambas dilalui 150 kapal. Untuk pariwisatanya juga tidak menarik, sebab baru-baru ini Kepulauan Anambas mendapat penghargaan dari media internasional sebagai Kepualauan Tropis Terindah.
Oleh karena itu untuk mendukung potensi daerah melalui sistem inovasi daerah Tengku Muchtarudin berharap BPPT dan pihak-pihak terkait mau mendukung percepatan pembangunan Kepulauan Anambas dengan membangun berbagai infrakstruktur yang menunjang, seperti bandara dan pelabuhan internasional. “Semua itu membutuhkan pendanaan Rp12,5 Triliun. Tidak banyak jika dilihat dari potensi yang bisa dihasilkan,” ucapnya.
Sementara itu untuk mendukung Kepulauan Anambas, BPPT didukung kementerian terkait membangun kawasan mina tekno wisata menggunakan pendekatan sistem inovasi yang menitikberatkan pada kolaborasi, keterpaduan serta koherensi kebijakan pembangunan.
Pendekatan sitem inovasi dikembangkan sebagai alternatif agar Kepualauan Anambas yang masih tertinggal dapat lebih terintegrasi, terpadu dan lebih berorientasi pada peningkatan kapasitas pengetahuan sebagai sumber daya pembangunannya. Penguatan sistem inovasi akan dilakukan melalui lima kegiatan yakni penguatan sistem inovasi daerah, pembangunan klaster industri, pengembangan jaringan inovasi, pengembangan teknopreneur dan pengembangan pilar tematik.
Upaya yang dibangun bersama tersebut diharapkan mampu menempatkan Kabupaten Anambas sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi nasional di kawasan perbatasan negara sekaligus menjadi praktik pengembangan kawasan perbatasan Indonesia.