BRIN Dorong Pemanfaatan Iradiasi untuk Pangan dan Kesehatan di Kaltim

TechnologyIndonesia.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkuat hilirisasi riset nuklir melalui pemanfaatan teknologi iradiasi untuk pangan dan kesehatan di Kalimantan Timur (Kaltim). Iradiasi dapat dimanfaatkan untuk memperpanjang masa simpan produk, menjaga kualitas gizi, dan memperluas akses pasar ekspor bagi komoditas unggulan daerah.

Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) BRIN, Syaiful Bakhri, menegaskan teknologi iradiasi telah terbukti aman dan efektif. Iradiasi bekerja dengan memanfaatkan radiasi gamma atau sinar elektron (electron beam) untuk membunuh bakteri patogen, virus, serta serangga yang merusak bahan pangan.

“Iradiasi tidak menggunakan bahan kimia dan tidak meninggalkan residu. Produk yang diiradiasi tidak mengubah nilai gizi, rasa, dan aroma. Selain itu, masa simpan produk menjadi lebih panjang,” jelas Syaiful dikutip dari laman brin.go.id pada Selasa (17/9/2025).

Menurut Syaiful, inovasi ini menjadi solusi penting bagi industri pangan nasional terutama di wilayah penghasil komoditas ekspor. Kaltim memiliki sejumlah produk unggulan mulai dari kratom, kakao Berau, pisang kepok Kutai Timur, hingga hasil perikanan.

Sampai saat ini, Kaltim masih bergantung pada fasilitas iradiasi di Surabaya sebelum diekspor. “Akan ada pembangunan fasilitas iradiasi di Kaltim. Selama ini, Kaltim telah memanfaatkan iradiasi untuk meningkatkan nilai komoditas,” tegas Syaiful.

Syaiful menambahkan BRIN dan BRIDA Kaltim telah memulai kajian kelayakan (feasibility study) untuk rencana pembangunan fasilitas iradiator di Kaltim. Kajian ini menjadi langkah awal agar riset tidak berhenti di laboratorium, tetapi memberikan dampak nyata bagi perekonomian daerah dan ketahanan pangan nasional.

“Teknologi iradiasi pangan bukan sekadar inovasi teknis, tetapi bagian dari kebijakan strategis untuk meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global. Upaya ini juga mendukung program diversifikasi ekspor dan memperkuat posisi Kaltim sebagai pusat pengolahan dan distribusi produk pangan berstandar internasional,” tutup Syaiful.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Kaltim, H. Seno Aji menilai investasi fasilitas iradiasi di Kaltim akan memperpendek rantai distribusi dan meningkatkan nilai tambah produk daerah.

“Dengan adanya fasilitas iradiasi di Kaltim, kita bisa langsung memproses produk untuk dilakukan iradiasi. Dampaknya berupa efisiensi dalam distribusi dan peningkatan nilai ekonomi komoditas,” ujarnya.

Selain pangan, Seno menyoroti potensi logam tanah jarang (LTJ) dan sumber daya alam lain yang dapat memperkuat ekosistem teknologi nuklir di masa depan.

“Ketersediaan bahan baku untuk pemanfaatan teknologi nuklir sangat melimpah di Kaltim. Kolaborasi bersama BRIN dan BRIDA diperlukan untuk mengkaji manfaat thorium terkait pengembangan teknologi nuklir,” tegasnya. (Sumber: brin.go.id)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author