Peneliti Senior Thee Kian Wie Wafat

Bangsa Indonesia kehilangan seorang ilmuwan ekonomi yang berdedikasi, idealis sekaligus rendah hati. Thee Kian Wie, pakar dan peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) wafat di usianya yang ke 79 tahun pada Sabtu pagi (8/2/2014).

Pria kelahiran Jakarta, 20 April 1935 ini  merupakan peneliti senior di Pusat Penelitian Ekonomi LIPI. Semasa hidupnya, orang mengenal Pak Thee (nama panggilannya) sebagai pribadi rendah hati dan sangat mendorong para peneliti muda untuk maju. Pada saat-saat terakhir, Pak Thee masih menjadi peneliti tamu pada berbagai institusi luar negeri seperti Australian National University (ANU), Asian Development Bank (ADB), dan lain-lain.

Sosok Thee Kian Wie sangat disegani baik skala nasional maupun internasional. Ia merupakan pakar dan peneliti sejarah ekonomi, industrialisasi dan manufaktur, serta investasi dan teknologi. Disertasi doktoralnya di University of Wisconsin, Amerika Serikat berjudul “Sejarah Ekonomi Asia Tenggara” merupakan disertasi yang tergolong langka.

Publikasinya berjudul “The Emergence of National Economy: An Economic History of Indonesia” menjadi masterpiece dan referensi utama bagi bidang sejarah ekonomi di Indonesia. Buku dan hasil penelitiannya menjadi rujukan kebijakan pemerintah dan mahasiswa. Ia telah menulis dan menjadi editor lebih dari 160 buku dan jurnal nasional maupun internasional. Pak Thee juga tercatas sebagai salah satu pendiri jurnal Asian Pacific Economic Literature dan duta akademis antara Indonesia dan Australia.

Tak heran, jika Harian Kompas menganugerahinya sebagai satu dari lima cendekiawan yang berdedikasi pada 2008. Penghargaan lain yang diraihnya adalah Bintang Jasa Utama dan Bintang Jasa Naraya dari pemerintah Indonesia, Doktor Honoris Causa dari ANU, Penghargaan Sarwono Prawiroharjo (2008) dan Habibie Award (2006).

Setelah disemayamkan di RS. PGI Cikini, Jakarta, jenazah Pak Thee diberangkatkan ke krematorium pada hari Senin (10/1). Terlebih dahulu jenazah disemayamkan di kantor LIPI Pusat. Pak Thee meninggalkan seorang istri dan satu orang anak.

“Selama lebih dari lima dekade dari 1959 sampai sekarang Pak Thee berkantor di LIPI. Tidak pernah ada embel-embel lain selain LIPI dibelakang namanya,” ujar Prof. Dr. Lukman Hakim, Kepala LIPI. Menurutnya, Thee Kian Wie merupakan sumber inspirasi dan panutan bagi para peneliti muda di Indonesia.

“Bukan hanya LIPI, tapi Indonesia sangat kehilangan seorang putera terbaiknya. Thee Kian Wie merupakan sosok ekonom dan peneliti yang berdedikasi tinggi. Sampai akhir hayatnya ia masih terus berkarya,” pungkasnya. sumber humas LIPI

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author