Teknologi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir di Ibukota

Saat musim penghujan tiba, warga ibukota dihantui bencana banjir. Hujan deras dengan intensitas tinggi dan durasi lama di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya pada awal 2014 menyebabkan genangan air dan banjir di sejumlah lokasi. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksikan curah hujan tinggi akan terus mengguyur wilayah ibukota dan sekitarnya hingga Februari mendatang.

Sebagai langkah antisipasi bencana banjir, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mulai selasa (14/01) melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.

“TMC umumnya diaplikasikan untuk menambah curah hujan di suatu wilayah saat bencana kekeringan”, ungkap Kepala UPTHB BPPT Heru Widodo dalam operasi perdana redistribusi curah hujan untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya (14/01). Untuk kasus Jakarta, “TMC juga bisa digunakan untuk mengurangi curah hujan yang berlebih”, terangnya.

Kepala BNPB Syamsul Maarif mengatakan ada dua pola dalam pelaksanaan modifikasi cuaca, yakni dengan menyemai awan dan menghambat pembentukan awan hujan. Ia meyakini, modifikasi cuaca ini dapat mengendalikan turunnya hujan di Ibu Kota. Teknologi serupa juga pernah dilaksanakan pada tahun lalu. “Jadi, kita memindahkan hujan ke tempat lain, didistribusikan ke laut,” kata Syamsul.

Pada waktu yang sama Deputi Kepala Bidang TPSA Ridwan Djamaludin mengukapkan rasa optimisnya. “Kami menargetkan hasil yang akan dicapai pada tahun ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya”.

Prinsip TMC untuk mengurangi curah hujan yang berlebih menggunakan dua metode, yakni jumping process dan metode kompetisi. Jumping process dilaksanakan dengan mempercepat proses awan menjadi hujan terhadap awan-awan yang sedang tumbuh di daerah ‘upwind’ yang bergerak memasuki Jabodetabek. Awan-awan tersebut akan turun menjadi hujan sebelum masuk Jabodetabek.

Awan-awan yang tumbuh di Jakarta juga bisa dipercepat proses hujannya sebelum menjadi awan yang menyebabkan hujan besar. Metode ini dieksekusi menggunakan pesawat terbang untuk menghantarkan bahan semai powder (garam). Metode ini juga untuk mengurangi masa udara yang masuk ke Jabodetabek hingga hujan yang terjadi tidak terlalu besar, hanya hujan yang bersifat sporadis dan lokal.

Sementara itu, metode kompetisi dilakukan dengan mengganggu proses pertumbuhan awan di Jabodetabek yang bergerak meninggalkan DAS hingga tidak menjadi hujan. Metode ini dieksekusi menggunakan peralatan darat (GBG: ground-based generator) di lebih dari 20 lokasi. Peralatan CBG membangkitkan partikel-partikel sangat halus untuk menciptakan efek persaingan (competition mechanism) pada awan sehingga awan sulit berkembang.

Rencananya, operasi TMC akan disiagakan selama dua bulan kedepan hingga 14 Maret 2014. Operasi ini didukung oleh 1 unit Pesawat Hercules yang diterbangkan dari Posko utama di Lanud Halim Perdanakusuma dan 2 unit Pesawat Cassa dari Posko pendukung di bandara Pondok Cabe.

Operasi TMC ini terselenggara atas kerjasama antara BNPB dan BPPT dengan didukung oleh BMKG, TNI-AU dan Pemprov DKI Jakarta. Untuk melaksanakan modifikasi cuaca, pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 28 miliar. Sebanyak Rp 20 miliar dari Pemprov DKI Jakarta dan Rp 8 miliar dari BNPB. Anggaran itu dialokasikan untuk pelaksanaan modifikasi sepanjang yang dibutuhkan.

TMC sebelumnya juga telah diaplikasikan untuk mitigasi bencana banjir di wilayah Jakarta pada awal  2013. Operasi TMC tahun lalu, terbukti mampu mengurangi curah hujan di Jakarta sebesar 20-50%. sumber Humas BPPT

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author