Teknologi TUF Produksi Garam Untuk Meningkatkan Swasembada Garam Nasional

Teknologi Ulir Filter (TUF) akan meningkatkan produksi garam nasional. Dengan teknologi TUF produksi garam akan meningkat 2 kali lipat, dari awalnya 60-80 ton per hektar menjadi 120-150 ton per hektar. Garam yang dihasilkan berkualitas tinggi. Kementerian Kelautan dan Perikanan akan menerapkan teknologi TUF secara nasional pada tahun 2014.

Sanusi sebagai pemilik Teknologi Ulir Filter (TUF) di Cirebon, Jawa Barat, akhir pekan lalu, seperti dilansir Kompas mengatakan, sistem produksi berupa rangkaian kolam penampung air dan petak-petak garam yang terhubung ke meja kristalisasi garam. Petak-petak garam disusun berundak menyerupai terasering. Sementara itu, alat filtrasi digunakan pada seluruh saluran penghubung ke kolam penampungan, petak garam, dan meja kristalisasi.

Mekanisme TUF berupa penyaringan air laut pada saluran penghubung ke petak-petak garam dan meja kristalisasi. Bahan penyaring relative sederhana, berupa arang batok kelapa, batu kali, abu sekam, dan ijuk. Dengan TUF, hasil produksi garam diperkirakan naik dari rata-rata 60-80 ton per hektar menjadi 120-150 ton per hektar. Garam yang dihasilkan berkualitas tinggi sesuai untuk kebutuhan industri, yakni memiliki kadar NaCl minimal 97 persen, garam bersih berwarna putih, dan kering.

Sistem ini berbeda dengan produksi garam tradisional yang tidak mengunakan kolam-kolam penampungan, tetapi dengan berpindah-pindah petakan garam. Selain itu, juga tidak ada filtrasi pada saluran-saluran penghubung. Kualitas garam industry hasil TUF jauh melampaui produksi garam tradisional rakyat yang rata-rata memiliki kadar NaCl 85-87 persen, warnanya keruh, dan kadar airnya tinggi.

Secara terpisah, Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sudirman Saad mengemukakan, pola TUF untuk produksi garam industry skala rakyat mulai diuji coba 2012 di Cirebon dan Jenepontoh, Sulawesi Selatan. Tahun 2014, TUF akan digunakan secara nasional ke 20 sentra produksi dan daerah penyangga produksi garam pelaksana program pemberdayaan usaha garam rakyat.

Dari data KKP, total luas lahan produksi di Sembilan kabupaten/kota sentra usaha garam rakyat saat ini adalah 21.348 hektar, sedangkan lahan produksi di 33 kabupaten/kota penyangga usaha garam rakyat seluas 7.981 kektar. Musim panen garam berlangsung Juni-November. Albar/TI

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author