Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof. Dr. Lukman Hakim memimpin pelepasan 20 ribu bibit siput mata bulan ke alam bebas. Pelepasan kembali (restocking) bibit siput tersebut berlangsung di perairan Pantai Desa Teluk Kode, Pemenang Barat, Lombok Barat, Mataram, Nusa Tenggara Barat pada selasa (11/3).
Siput mata bulan (Turbo marmuratus) merupakan biota laut dengan nilai ekonomi tinggi. Siput mata bulan memiliki ciri tempurung tebal dengan tutup insang besar berkilat yang akan menutup saat siput merasa terganggu.Cangkangnya merupakan bahan baku kerajinan tangan dan perhiasan. Di pasaran, harga cangkangnya mencapai 250 ribu sampai 400 ribu rupiah/kg. Tak heran, jika populasinya semakin langka.
Momen pelepasan bibit siput itu, menurut Lukman Hakim merupakan satu keberhasilan ilmu pengetahuan bagi masyarakat. “Saya meminta pemerintah daerah memanfaatkan hasil riset satuan kerja LIPI di daerah agar berkontribusi bagi masyarakat,” ujarnya.
Restocking bertujuan mengembalikan populasi siput mata bulan yang semakin berkurang karena penangkapan besar-besaran. Bibit siput yang ditebar merupakan hasil budidaya di laboratorium Unit Pelaksana Teknis Loka Pengembangan Bio Industri Laut (UPT LPBIL) Mataram.
UPT LPBIL Mataram merupakan satuan kerja di bawah Kedeputian Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI. UPT LPBIL Mataram berkonsentrasi pada riset untuk pembudidayaan hewan tak bertulang belakang atau invertebrata. Selain siput mata bulan, UPT LPBIL juga melakukan budidaya biota laut bernilai gizi dan ekonomi tinggi seperti teripang, kerang abalon, dan kerang mutiara untuk mendukung ketahanan ekonomi dan pangan masyarakat setempat.
“Bibit siput ini akan berkembang biak secara alami di habitatnya yaitu perairan batu karang yang sudah mati dengan banyak kandungan fitoplankton dan rumput laut jenis Gracilaria sebagai bahan makanan,” jelas Hendra Munandar, M.Si, Kepala UPT LPBIL Mataram.
Menurut Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI Prof. Dr. Iskandar Zulkarnain tingginya nilai ekonomi siput mata bulan perlu disertai upaya konservasi biota laut tersebut. “Saat ini populasinya sudah sangat sedikit. LIPI melakukan budidaya untuk menyelamatkan spesies tersebut sehingga masyarakat bisa menikmati lagi manfaatnya,” terangnya.
Pelepasan bibit siput mata bulan ini juga bertujuan untuk edukasi masyarakat sekitar perairan Pantai Desa Teluk Kode. “Masyarakat akan menyadari biota laut perlu waktu untuk tumbuh. Setelah dua-tiga tahun, siput mata bulan baru dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar,” ujarnya. Sumber Humas LIPI