Jakarta – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) semakin memantapkan diri dengan beragam prestasi dan pencapaian selama tahun 2015. Salah satunya, sebagai pusat unggulan penerbangan dan antariksa untuk mewujudkan Indonesia yang maju dan mandiri.
Pada 2015, LAPAN mendapatkan pembinaan guna menjadi Pusat Unggulan Iptek 2016-2018 dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) untuk Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA).
“LAPAN juga menerima penghargaan Tangguh Award 2015 dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kategori Tokoh Inspiratif untuk Tim Tanggap Darurat Bencana Berbasis Penginderaan Jauh LAPAN,” ungkap Kepala LAPAN, Prof. Dr. Thomas Djamaluddin dalam siaran persnya, Senin (4/1).
Untuk Sistem Manajamen Mutu dalam Pelayanan Teknologi dan Data Penginderaan Jauh, LAPAN mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008. “Ini merupakan hasil upaya dan kerja sama Pusat Pemaanfaatan Penginderaan Jauh dengan Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh LAPAN dalam menyampaikan informasi berbasis data citra satelit,” lanjutnya.
Di bidang teknologi penerbangan dan antariksa, LAPAN berhasil meluncurkan satelit LAPAN-A2/Orari pada September 2015. Satelit yang mengorbit di ketinggian 650 kilometer dari permukaan bumi ini merupakan satelit ekuatorial pertama Indonesia. LAPAN-A2 memiliki tiga misi utama yakni pemantauan wilayah Indonesia, pemantauan kapal, dan komunikasi amatir radio.
LAPAN mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk LAPAN Surveillence UAV (LSU) 03. Pesawat tanpa awak ini mampu menempuh jarak 340 kilometer dengan rute Garut-Pangandaran-Cilacap pulang pergi selama 3,5 jam. LAPAN, melalui Pusat Teknologi Penerbangan (Pustekbang) menerima penghargaan Karya Unggulan Anak Bangsa dari Menristekdikti melalui konsep Maritime Surveillance System (MSS) berbasis UAV.
Pada 2015 juga menjadi tahun penting karena pesawat hasil kerja sama LAPAN dan PT Dirgantara Indonesia (PT DI), N219, telah diperkenalkan ke publik. “Pesawat ini murni dikembangkan oleh putra-putri Indonesia. Pesawat ini juga ditetapkan sebagai Karya Unggulan Anak Bangsa oleh Menristekdikti,” kata Thomas.
Prestasi LAPAN lainnya yaitu meningkatnya peringkat di Webometrik lembaga riset pada Januari 2015. LAPAN memperoleh peringkat tiga nasional atau 666 internasional, sebelumnya, LAPAN berada di peringkat empat atau 741 internasional.
Tidak hanya itu, LAPAN juga meraih peringkat ketiga untuk kategori lembaga negara pada penghargaan Keterbukaan Informasi Publik dari Komisi Informasi Pusat. LAPAN dinilai berhasil memenuhi kritera indikator penilaian yang mencakup penyediaan informasi, pelayanan informasi, dan pengelolaan serta pendokumentasiannya.
“Pencapaian, prestasi, dan penghargaan pada 2015 ini menambah kepercayaan diri dan upaya untuk meningkatkan kinerja lembaga,” pungkas Thomas Djamaluddin.