Sorgum Solusi Pemanfaatan Lahan Kering

Bogor, Technology-Indonesia.com – Indonesia memiliki banyak lahan kering yang belum termanfaatkan secara optimal. Kondisi tersebut menggugah para peneliti Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) untuk melakukan penelitian terhadap tanaman yang mampu bertahan di lahan kering yakni sorgum. Karakter tanaman sorgum yang cocok di lahan kering menyebabkan tanaman ini dapat menjadi solusi untuk memanfaatkan sekaligus memberi nilai tambah pada lahan kering.

Peneliti Batan bidang pertanian, Sihono menyampaikan hal tersebut pada kegiatan panen sorgum di kebun percobaan Kementerian Pertanian (Kementan), Citayam, Kabupaten Bogor, pada Jumat (19/7/2019). “Sorgum ini merupakan tanaman yang cocok untuk lahan kering yang banyak kita jumpai di Indonesia,” ujar Sihono.

Di area lahan seluas 2500 meter persegi ini, ujar Sihono telah ditanam galur galur mutan harapan pangan sorgum yang merupakan hasil perbaikan dari varietas sebelumnya yakni Pahat. Diharapkan setelah melalui beberapa pengujian oleh Kementan, galur ini mendapatkan sertifikat dan layak untuk dimanfaatkan oleh masyarakat luas.

“Galur galur mutan harapan sorgum ini merupakan turunan dari varietas pahat dan mulai dilakukan penelitian sejak tahun 2011 yang lalu,” tambahnya.

Dibandingkan induknya, galur mutan harapan ini mempunyai produktivitas lebih tinggi yakni potensi hasil 7,5 ton dan rata rata hasil 6,5 ton per hektare. Sedangkan produktivitas varietas pahat hanya 5 ton per hektare, ini menunjukkan adanya perbaikan terhadap varietas induknya.

“Bila dibandingkan dengan pahat, galur mutan harapan ini memiliki batang lebih pendek. Untuk galur mutan harapan pertama (GHP1) tingginya hanya 85cm dan galur mutan harapan kedua (GHP2) tingginya 105cm, sedangkan pahat mempunyai tinggi batangnya 155cm,” tegas Sihono.

Peneliti Batan bidang pertanian, Sihono (kanan) sedang memanen galur mutan harapan sorgum di kebun percobaan Kementan, Citayam, Bogor, pada Jumat (19/7/2019)

Galur mutan harapan ini, lanjut Sihono, telah diujicobakan di beberapa lokasi, antara lain Bantul, Bali, Gunung Kidul, Probilinggo, Citayam, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan (Maros), dan Majalengka. Pengujian ini dilakukan untuk dua musim (kemarau dan hujan) dan menjadi salah satu persyaratan yang harus dilakukan sebelum galur mutan harapan ini dilepas kepada masyarakat sebagai varietas unggul baru.

Sorgum merupakan tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan pengganti nasi yang selama ini konsumsi oleh kebanyakan masyarakat Indonesia. Sorgum sangat baik untuk kesehatan karena kandungan gulanya tidak terlalu tinggi sehingga cocok bagi mereka yang mengindap penyakit gula.

Selain sebagai bahan pangan, terdapat jenis sorgum hijauan (forage sorgum) yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, dan sorgum manis (sweet sorghum) yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku gula cair (sirup). Untuk jenis sorgum manis ini dapat diproses lebih lanjut menjadi bioetanol karena mempunyai kandungan air nira batang yang tinggi.

Apabila galur mutan harapan ini lolos sebagai varietas unggul sorgum, Sihono berharap varietas ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas dan dapat meningkatkan perekonomian. “Semoga varietas ini dapat dipakai masyarakat dan membantu para petani khususnya untuk lahan tidur atau marginal, karena sorgum itu diperuntukkan pada lahan-lahan marginal,” harapnya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author