JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengatakan Indonesia akan surplus beras pada 2016. Menurut Mentan, indikator pendongkrak kenaikan produksi beras yaitu telah selesainya pembangunan infrastuktur pertanian seperti penambahan dan perbaikan irigasi pada 2015 sepanjang 2.4 juta km.
Mentan juga menyampaikan program prioritas nasional 2016 antara lain mencetak sawah baru seluas 200 ribu hektar di seluruh Indonesia. Penyebaran alat-alat dan peralatan pertanian (Alsintan) meningkat menjadi 100.000 unit. Tahun 2015 penyebaran alsintan hanya 40.000 unit. Selain itu, program pengadaan sapi indukan, kemudian embung dengan anggaran 100 milyar.
Stategi pembangun sawah-sawah baru diprioritaskan kepada daerah yang belum bisa memenuhi kebutuhan padi sendiri. Pola ini akan menciptakan kantong-kantong pertanian per kluster. “Jadi tiap wilayah ini akan terbangun swasembada beras, pangan sesuai dengan kebutuhan wilayah. Apabila wilayah tersebut surplus, barulah kita lempar keluar kawasan. Ini sangat efektif dari sisi biaya logistik yang sangat tinggi. Apalagi biaya logistik akan menjadi beban konsumen,” tegas Mentan, pada peninjauan Operasi Pasar (OP) di pasar induk beras Cipinang, Jakarta Timur, pada Rabu (6/1).
Menurut Mentan, dalam rangka menstabilkan harga beras di pasaran, pemerintah dengan Bulog melakukan OP seluruh Indonesia. Pemerintah mempersiapkan stok beras 150.000 ton tiap bulan dengan harga perangko gudang Rp 7.500 per liter dan dilepas ke masyarakat dengan harga tertinggi Rp 8.300 per liter. Pasokan besar OP ini berasal dari sentra produksi beras Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Spesifikasi beras OP tersebut adalah grade Medium dan Premium.
Mentan melanjutkan, sejak November 2015 pemerintah telah melepas beras OP ke pasar sebanyak 66.000 ton. “Saat ini stok beras nasional sebanyak 1,2 juta ton. Untuk Pebruari 2016, kita akan panen seluas 1 juta hektar, dengan hasil gabah sebanyak 1 juta ton,” tegas Mentan. Albarsah