Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menggelar Bakti Teknologi Untuk Negeri melalui penanaman padi perdana, varietas inpari Sidenuk di Desa Pulau Tinggi, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar, Riau, Selasa (15/5/2018). Bakti Teknologi ini dilaksanakan untuk menyongsong peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke 23 yang dipusatkan di Riau.
Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Jumain Appe mengatakan Riau merupakan salah satu provinsi yang kaya sumber daya alam berupa minyak bumi dan memiliki lahan produktif untuk sawit, padi, sagu,dan jagung. “Hal ini menjadi salah satu alasan kami untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi dengan implementasi sistem penanaman yang efektif dan efisien,” kata Jumain.
Menurutnya, penanaman padi Sidenuk selain untuk menambah keragaman jenis benih padi di Provinsi Riau juga untuk mendorong bertambahnya minat petani sebagai penangkar di daerah. Saat ini di Kabupaten Kampar baru ada sekitar 4 orang penangkar padi sawah yang aktif.
“Pengembangan industri benih di sentra produksi padi bertujuan mendukung Program Kementerian Pertanian yaitu Upaya Khusus (Upsus) swasembada pangan nasional melalui pembangunan sistem produksi benih komersial dengan meningkatkan ketersediaan benih dengan kelas benih pokok/sebar yang diproduksi di lokasi setempat,” ujar Jumain.
Padi Sidenuk menjadi pilihan untuk diuji coba di Provinsi Riau karena sudah teruji dan merupakan varietas padi bersertifikasi dari Kementerian Pertanian pada tahun 2011 dengan label Inpari Sidenuk. Saat ini varietas Sidenuk tetap digemari petani di wilayah Jawa, Kab. Gowa dan sekitar provinsi Sulawesi Selatan. Sidenuk mempunyai keunggulan waktu panen yang pendek (100 hari), tahan terhadap serangan hama, dan rasa berasnya pulen.
Tingkat produktivitas dari Sidenuk cukup tinggi jika ditanam dengan system IPAD BIO (Intensifikasi Padi Aerob Terkendali Berbasis Organik) dengan produksi 9-11 ton/hektar. Metode tanam ini ditemukan oleh Tualar Simarmata, dosen Universitas Padjadjaran (Unpad). Metode ini dikembangkan sebagai satu solusi karena adanya permasalahan di lingkungan petani, yang cenderung menanam padi dengan kebutuhan air cukup tinggi.
Tualar merancang satu metode penanaman dengan teknologi hemat air, hemat pupuk anorganik, serta hemat benih. Teknologi ini menitikberatkan pada manajemen kekuatan biologis tanah, tata air, manajemen tanaman dan pemupukan berbasis organik secara terpadu.
Selain penanaman padi dan menumbuhkan penangkar, kegiatan yang dilakukan Kemenristekdikti bersama Pemerintah Provinsi Riau adalah penyerahan satu unit alat pembuatan es balok untuk keperluan nelayan dengan kapasitas 100 kg. Kegiatan lainnya berupa penyerahan dua unit alat penjernih air gambut siap minum, 230 batang bibit tanaman buah unggul, serta benih jagung untuk sekitar 10 ha lahan.
“Selain itu untuk sektor peternakan kami menyediakan 100 straw sperma sexing sapi Sumba Ongole dari pejantan sapi yang telah lolos uji SNI,” ujar Jumain.
Di sektor perikanan, pihaknya menyiapkan sebanyak 40 unit converter untuk dipasang pada perahu nelayan. Serta beberapa pelatihan antara lain pembuatan es balok, pembuatan pupuk cair organik, pembuatan Nata de Coco bebas urea.
Jumain mengungkapkan alih teknologi dan peningkatan ketrampilan yang diberikan telah disesuaikan dengan kebutuhan daerah dan melalui pembahasan yang cukup intens antara pusat dan daerah. Ia berharap kegiatan ini dapat memacu semangat inovasi di kalangan peneliti di pusat maupun daerah, sehingga lebih banyak lagi produk yang dihasilkan dan dapat dimanfaatkan petani, peternak, maupun nelayan.
“Sudah saatnya para peneliti melakukan riset yang inovasinya menjawab permasalahan yang ada di masyarakat ataupun industri, yang biasa kita sebut dengan innovation base demand pull. Semoga apa yang kita lakukan bersama dapat memberikan nilai tambah untuk masyarakat daerah, dan saya berharap tidak berhenti sampai disini,” pungkasnya.
Kegiatan Bakti Teknologi Untuk Negeri ini juga dihadiri oleh Direktur Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT), Retno Sumekar yang juga Koordinator Bakti Teknologi Untuk Negeri, perwakilan dari Plt. Gubernur Riau, Bupati Kampar, serta Deputi Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Bidang Sains dan Aplikasi Teknologi Nuklir, Hendig Winarno.