Melon Granat dari Yogyakarta

Dr. Budi Daryono, peneliti buah melon dari Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), meluncurkan tiga varietas baru buah melon. Salah satunya melon hikadi granat yang bisa digenggam dengan satu tangan. Dua jenis melon lainnya adalah melon hikadi (melon aromatik) dan hikapel (mirip apel).

Menurut Budi, melon granat merupakan hasil persilangan melon hikadi dengan galur PI. Melon hikadi sendiri adalah hasil persilangan dari gama melon parfum yang pernah dikembangkan Budi sebelumnya. Selain rasanya yang manis, melon granat menghasilkan aroma harum yang segar.

Melon seukuran buah apel ini adalah hasil penelitian Budi selama satu tahun melalui pendanaan riset produksi (rispro) LPDP Kementerian Keuangan. Meski melon granat beratnya 200-400 gram, namun tidak menghilangkan rasa melon pada umumnya. “Kita sengaja membuat melon ukuran kecil agar praktis dibawa kemana saja untuk setiap saat dikonsumsi,” kata Budi Daryono, Senin (6/10).

Melon granat mengandung senyawa beta karoten yang sangat berguna untuk kesehatan mata dan antikanker. Beta karoten merupakan prekursor vitamin A dan antioksidan. Satu buah melon mengandung 706,6 microgram senyawa beta karoten. “80 persen kandungan beta karotennya setara dengan kandungan beta karoten pada wortel,” terang Budi.

Karena itu, buah melon ini cocok untuk anak yang sulit mengkonsumsi wortel. Rasanya yang manis dengan tekstur lembut, membuat melon tersebut akan disukai anak-anak. Melon granat juga mengandung Vitamin C dan beberapa mineral.

Budi menuturkan ketiga kultivar baru melon ini nantinya bisa diandalkan untuk produk ekspor buah-buahan dari Indonesia. Karena itu, ia menggandeng lima kelompok tani di Kebumen, Blitar, Gunungkidul, Sleman dan Magetan.”Mereka tertarik untuk menanam,” katanya.

Meski telah menghasilkan 7 varietas melon jenis baru, Budi tidak berhenti berinovasi untuk menghasilkan melon dengan varietas baru. Dia bermimpi suatu saat bisa membuat melon mirip buah apel dimana kulit melon bisa langsung dikonsumsi. “Tapi itu membutuhkan transfer genetik agar bisa menghasilkan kulit melon yang lebih lembut dan bisa dimakan,” pungkasnya. sumber www.ugm.ac.id

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author