BRIN Beri Pelatihan Teknik Perbaikan Tanah Berbasis Mikroba Pada Petani Klaten

TechnologyIndonesia.id – Pupuk kimia sering digunakan petani untuk meningkatkan produktivitas tanaman. Namun, penggunaan pupuk kimia secara berlebihan bisa menurunkan kualitas tanah dan berdampak buruk terhadap kesehatan manusia.

Untuk menjaga keseimbangan biologis tanah, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Mikrobiologi Terapan (PRMT) memberikan pelatihan teknik perbaikan tanah berbasis mikroba bagi para petani di Kabupaten Klaten pada Kamis (23/10).

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut kerja sama BRIN dengan Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kabupaten Klaten serta Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, dalam upaya mewujudkan Klaten sebagai Kota Beras yang berdaya saing dan berkelanjutan.

Anggota DPRD Kabupaten Klaten, Marthenny, menyambut baik pelatihan yang digagas BRIN bersama Pemerintah Kabupaten Klaten. Menurutnya, inovasi berbasis mikroba ini merupakan terobosan penting dalam mewujudkan pertanian yang lebih sehat dan berkelanjutan.

“Ketergantungan pada pupuk kimia telah menurunkan kualitas tanah. Dengan teknologi hasil riset BRIN, petani tidak hanya belajar teknik baru, tetapi juga memahami bagaimana tanah dapat memperbaiki dirinya sendiri secara alami,” ujarnya.

Marthenny menegaskan, DPRD Klaten mendukung penuh sinergi antara BRIN, Bapperida, dan Dinas Pertanian dalam memperluas pemanfaatan hasil riset hingga ke tingkat petani.

“Hasil riset seperti ini harus sampai ke lapangan, karena di situlah manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat. Dengan dukungan ilmu pengetahuan, kita dapat membangun pertanian Klaten yang tangguh dan berdaya saing,” tambahnya.

Pelatihan dipandu oleh Peneliti Ahli Utama PRMT BRIN, Dwi Susilaningsih, yang menjelaskan konsep Tanah Sehat, Tanaman Pangan Sehat, Kita Sehat. Ia menekankan pentingnya menjaga kesuburan tanah dengan memanfaatkan mikroorganisme alami sebagai solusi atas penurunan kualitas lahan akibat penggunaan pupuk kimia jangka panjang.

“Kesehatan tanah menentukan kesehatan semua makhluk di atasnya. Mikroba ibarat ‘dokter tanah’ yang memulihkan vitalitas alami lahan pertanian tanpa merusak keseimbangan ekosistem,” terang Dwi.

Dwi juga menjelaskan peran penting mikroba tanah seperti sianobakteria yang dapat memperbaiki struktur tanah, mengikat nitrogen, dan meningkatkan daya serap air.

“Petani bisa membuat sendiri biostimulan mikroba ini dengan biaya murah. Kuncinya adalah kesabaran dan ketelitian dalam perawatan. Hasilnya, tanah menjadi lebih gembur dan tanaman padi lebih tahan penyakit,” jelas Dwi.

Ia menambahkan, penggunaan mikroba tidak dimaksudkan untuk menggantikan pupuk kimia sepenuhnya, melainkan untuk menjaga keseimbangan biologis tanah.

“Mikroba berperan penting agar tanah tidak jenuh bahan kimia. Inovasi ini adalah langkah kecil menuju masa depan besar pertanian Indonesia. Kita ingin petani menjadi ilmuwan di lahannya sendiri,” tuturnya.

Kegiatan diakhiri dengan pembahasan tindak lanjut kerja sama antara Bapperida Klaten, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, serta BRIN. Pembahasan difokuskan pada rencana pendampingan dan uji coba penerapan teknologi mikroba di lahan percontohan.

Pelatihan ini menjadi bukti nyata komitmen BRIN dalam menghadirkan riset yang membumi, menghubungkan ilmu pengetahuan dengan kebutuhan masyarakat, serta memberikan dampak langsung bagi peningkatan produktivitas dan keberlanjutan pertanian di daerah. (Sumber: brin.go.id)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author